Apalagi niihhh....

Betul sekali pendapat dibawah....
Belanda hanya mau enaknya aja, sekarang dia sebagai penjajah lagi kedodoran 
menghadapi pejuang2 Afghanistan yang sangat gigih. Lalu Blnda minta bantuan TNI 
buat meredam para pejuang, karena Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam 
terbesar di dunia tentu sangat berpengaruh thd sesama Islam di Afghan.
ENAK AJA....kalo lagi kesulitan minta bantuan, tapi kalo lagi menikmati 
hasilnya berupa proyek2 minyak gak ngajak2... Inilah mental penjajah...!! Dari 
dulu sampai sekarang yang namanya mental kolonial alias mental matrek alias 
Harta dijadikan tuhan , itu sulit sekali berubah menjadi baik.

TNI sebaiknya jangan mau di-KADAL-in Belanda. Nanti kalo ada konflik antara TNI 
dan pejuang Afghan, kita sendiri yang rugi, anak2 kita  yg jadi TNI itu yang 
akan jadi korban... 

JANGAN MAU DIKADALIN LONDO ELEK....

INGAT INGAT....Belanda sudah membuat penderitaan bangsa kita dlm waktu yg lama, 
jangan sekali kali melupakan sejarah....


SALAM dr JOGJA...






teguh timur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                               Saya kira, 
Belanda kelihatannya membutuhkan "identitas" Indonesia sebagai "negara Islam 
terbesar di dunia" untuk meredakan kemarahan kelompok yang disebut 
"pemberontak" yang tidak suka dengan kehadiran pasukan asing. 
 
 Katakanlah, Indonesia akan jadi tameng yang ampuh untuk menghadapi kelompok2 
Afghan ini. Apalagi belakangan Indonesia diberitakan mampu melobi Thaliban 
untuk melepas sandera warga Korea Selatan. 
 
 Indonesia paling hanya memainkan peranan PR-ing itu. Sementara Belanda yang 
mendapatkan keuntungan ekonomi dari kehadiran mereka di sana. Ingat Bung, ini 
penjajahan gaya baru. Sejak awal, langkah sekutu pimpinan AS menyerang 
Afghanistan di 2001 adalah kekeliruan besar. Atau, kalau tidak keliru, ya 
menampakkan watak kolonialisme yang sudah usang tapi masih mempan itu. 
 
 Ini persoalan siapa yang bisa menguasai atau ikut menicipi ladang minyak yang 
terbentang di datarang Asia Tengah dan Timur Tengah, dari Teluk di selatan 
sampai patahan antara Laut Kaspia dan Laut Hitam yang untuk sementara masih 
dikuasai Rusia. 
 
 Indonesia, kalau mau dijadikan pion atau bidak, ya silakan kirim pasukan ke 
Afghanistan membela prilaku penjajah Belanda itu. 
 
 Teguh Santosa
 
 http://teguhtimur.wordpress.com
 www.teguhsantosa.com
 
 

Reply via email to