Masalah masjid kubah mas ini sudah lama dikeluhkan karena pengunjung yang 
datang menggunakan bus-bus besar sehingga membuat macet jalanan yang hanya bisa 
dilalui angkot. Pemilik masjid selalu berdalih bahwa kedatangan bus-bus 
tersebut tanpa diundang, sehingga sulit untuk melarangnya. Masalah kemacetan 
ini pernah diprotes sopir angkot trayek jalan ini, jawaban pemilik masjid sama, 
bahwa bus-bus itu datang tanpa diundang dan dia tidak bisa melarang orang yang 
mo ke masjid. Protes (demo) ini selesai setelah pemilik masjid memberi uang @ 
50 ribu untuk masing-masing sopir. 
  
Keberadaan masjid ini sangat menguntungkan masyarakat sekitar karena melibatkan 
mereka dalam "pengelolaannya". Penjaga masjid dan keamanan serta juru parkir 
adalah warga sekitar. Namun sayangnya karena tidak dikelola dengan baik, masjid 
ini membawa sengksara bagi pengguna jalan yang sering jengkel akibat kemacetan 
khususnya di hari-hari libur, termasuk sabtu dan minggu.
   
  Masalah ini akan teratasi apabila ada kemauan dua belah pihak, yaitu pemilik 
masjid (Ibu Dian Al-Mahri) dan pemerintah Depok. Keduanya bisa duduk bersama 
untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari keberadaan masjid ini. 
Keberadaan masjid ini sejatinya menguntungkan pemerintah depok karena dapat 
memberi "devisa" pada pemerintah. Tapi sebagai tempat wisata, sejatinya ada 
kerjasama antara pemilik dan pemerintah depok. Kalau kedua berjalan sesuai 
kemauan sendiri, masyarakat pengguna jalan akan selalu menjadi korban 
kemacetan. Semoga kedua belah pihak ada kesadaran untuk tidak saling melempar 
kesalahan. 
   
  Rakyat yang baik adalah mereka yang mau mengikuti aturan dan pemerintah yang 
baik adalah mereka yang mau menyelesaikan masalah rakyatnya.
   
  salam 
   
   
  raja
  penghuni komplek pas sebelah selatan masjid kubah mas.
   
  
rzain <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Apa mereka ga bayar PBB? Pemda seyogyanya memanfaatkan prawisata 
tersebut untuk menggali dana, misalnya biaya parkir dan pajak apa ya?

Kirim email ke