Indonesia bukan saja  sulit mendapatkan  pengucuran kredit dari 
perbankan dalam pembangunan jalan tol,  tetapi juga sulit dalam 
masalah pembebasan  lahan, demikian juga  dengan pembangunan 
infrastruktur lainnya  seperti  lahan yang harus dibebaskan untuk 
pembangunan jaringan rel kereta api, lapangan terbang, bendungan, 
pelabuhan dll. 

Bandingkan  dengan sulitnya  pembebasan  lahan untuk proyek 
penanggulangan banjir di Jakarta, seperti pembangunan  Banjir Kanal 
Timur  (BKT) yang hingga kini masih tersendat pelaksanaannya, selain 
ada dugaan korupsi dalam pembebasan lahannya.

Kepemilikan dan sistim pemerintahan di China memungkinkan untuk lebih 
mudah dalam pembebasan lahan pembangunan jalan tol, karena tanah 
dimiliki oleh negara dan  kepentingan umum  diutamakan yang  tidak 
dapat digugat.

Gautama Harsha

-----------------------------------------------------
SURABAYA,SELASA - Indonesia boleh menjadi pelopor pembangunan jalan
tol di kawasan Asia, namun pembangunannya sangat lambat. Setiap
tahunnya hanya tergarap sepanjang 21,6 kilometer. Dalam pengembangan
jalan tol, Indonesia kini berada pada urutan kelima dari enam negara
besar di Asia.

"Indonesia paling awal memulai pembangunan jalan tol dengan
dibangunnya Tol Jagorawi tahun 1978. Sekarang kita ketinggalan
dibandingkan negara Asia lainnya," kata Direktur Utama PT Jasa Marga
Tbk Frans Sunito di sela-sela acara Joint Technical Conference ke-10
pengembangan jalan tol di Surabaya, Senin (10/11). Acara itu diikuti
enam negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea, Malaysia, Indonesia, dan
Thailand.

China yang baru mengawali pembangunan jalan tol 1990, lanjutnya, tapi
mereka mampu membangun jalan tol sepanjang 45.000 kilometer atau
rata-rata 3.000 kilometer per tahun. Sementara itu, pembangunan jalan
tol di Indonesia yang telah berjalan 30 tahun baru mencapai sekitar
650 kilometer.

Perkembangan pesat juga dialami Malaysia yang mengawali pembangunannya
1980 dengan belajar di Indonesia. Kini, negeri jiran itu telah
membangun sepanjang 2.000 kilometer.

Dari enam negara tersebut, Indonesia berada pada urutan kelima dengan
total pembangunan jalan tol sepanjang 650 kilometer. Adapun Thailand
berada pada urutan keenam dengan pembangunan sejauh 170 kilometer.

Menurut Frans, negara-negara tersebut sangat memberikan dukungan
pembangunan jalan tol dengan pengalokasian dana besar. Selain itu,
pembangunan jalan benar-benar dikelola negara dan tidak sepenuhnya
diserahkan kepada swasta.

"Negara-negara luar tak tanggung-tanggung mengalokasikan subsidi dana
hingga 100 persen. Sebaliknya, di Indonesia pembangunan jalan tol
hampir seluruhnya diserahkan kepada investor sehingga
investor-investor pasti akan memilih jalur yang layak saja," kata 
Frans.

Sekretaris PT Jasa Marga Tbk, Okke Merlina menambahkan, berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2004, pemerintah mewajibkan PT
Jasa Marga Tbk untuk bekerja sama dengan institusi atau pihak swasta
dalam pengoperasian ruas-ruas baru jalan tol.

Frans menambahkan, Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk
mengoptimalkan pembangunan jalan tol. Beberapa hambatan mendasar yang
kadang terjadi, yaitu sulitnya pengucuran kredit dari perbankan dan
tidak semua jalan tol memiliki kelayakan secara ekonomis.













Kirim email ke