Sebenarnya saya tidak tertarik utk menanggapinya lagi, tapi karena
anda sepertinya (terus-terusan) sok tahu amat soal iman Kristen, maka
saya merasa terdorong untuk menanggapi.

Anda katakan bahwa Yesus merivisi Taurat. Kata merivisi ini berbau
mengkoreksi dan pendapat ini amat ganjil. Hal ini menguatkan dugaan
saya bhw anda berasal bukan dari lingkungan agama Kristen apalagi
Katolik. Soalnya dalam Matius 5:17 tertulis ucapan Yesus
begini : "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya".

Saran saya, kalau tidak paham nggak usahlah anda MEMAKSAKAN DIRI utk
memberikan komengar yg ngawur. Apalagi anda hanya melihat Yesus sbg
seorang humanis, sungguh suatu pendangkalan. Sepertinya anda ini mau
kelihatan gagah. Tapi sayang kualitas komentar anda menunjukkan
sebaliknya. Maaf kalau saya ketus begini, karena komentar anda soal
Paus lebih dari ketus sih.

Selamat hari minggu.

sg


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "smarching"
<smarch...@...> wrote:
>
> Kalau mau bilang Paus hanya menyampaikan pesan sesuai pedoman agama,
> seharusnya pedoman agama itu kemanusiaan. Bukan teks-teks atau
> buku-buku. Yesus sendiri malah mengritik ahli-ahli Taurat yang
bisanya
> cuma ngutip Kitab doang, tapi kemanusiaannya rendah. Ajarannya di
> bukit bukan berdasar teks tapi kisah yang diambil dari lingkungannya
> dan dibuat bahan renungan.
>
> Jadi, kalau dipandang dari ini, Yesus mengutamakan kemanusiaan,
> daripada hukum-hukum yang tertera di buku!
>
> Beginilah ajaran Yesus: "Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi
> dirimu sendiri". Ini tidak pernah diberi embel-embel "kecuali
> homoseksual". Nggak pernah ada. Dengan perkataan ini, Yesus justru
> merevisi Kitab Taurat. Kemanusiaan itulah yang terpenting.
>
> Nah, kalau Paus maunya cuma ngutip buku dan melupakan kemanusiaan,
ini
> namanya bertentangan dengan Yesus!
>
> Soe Tjen.

Kirim email ke