--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rudyanto_nebeng <no_re...@...> 
wrote:
>
> Rekan-Rekan FPK,
> 

RN: Sepakat bahwa isi lengkap FYP David lebih mencerminkan apakah bernilai 
komersial. Masalahnya isi lengkap FYP David di tangan siapa? 

L: Seorang mahasiswa biasanya menyimpan data dan arsip kerjanya di beberapa 
tempat, paling tidak memiliki satu back up. Laptop, PC, hard disk, flasdisk dsb 
milik pribadi mhs ybs adalah salah satu tempat yang paling sering digunakan sbg 
back up.

RN: Judul atau abstrak hanyalah petunjuk awal untuk melakukan verifikasi. Kalau 
judul atau abstraknya memang sudah tidak meyakinkan, buat apa ke Singapura.

L: Jadi anda menganggap judul dan abstraknya sudah cukup meyakinkan?

RN: Rupanya Pak Loekyh sudah ketularan Bung Adi yang pernah lihat film fiksi. 
Begitu melihat sesuatu yang mirip film fiksi, jadinya SULIT PERCAYA. Begitu 
pernah lihat kasus Joko Suprapto Blue Energy, langsung hantam kromo menyamakan 
kasus David dengan kasus Joko.
Kasus Joko dengan kasus David jelas beda:
1) Joko masih hidup, David sudah tewas.
2) Joko ketika dikejar-kejar untuk membuktikan Blue Energy, ngeles melulu 
bahkan sampai ngumpet. David tidak bisa ditanyai lagi untuk membuktikan 
adikaryanya, tapi yang jelas ada saksi yang mendengar David teriak "They want 
to kill me". Dan yang jelas NTU yang ngeles melulu mulai dari BOHONG bahwa 
David menyayat tangannya untuk bunuh diri sampai dengan ngeles menolak 
wawancara dari TVOne.

L: Panjang sekali kalimat anda, padahal anda salah sasaran (tidak menangkap) 
obyek yang saya kritik. Saya tidak menyamakan kasus David dengan kasus Joko, 
tetapi saya menyamakan cara pandang dan pola pikir SEBAGIAN masyarakat 
'terdidik' di Indonesia ketika menanggapi kedua kasus tersebut. Cara pandang 
dan pola pikir ini mungkin merupakan wujud dari mimpi/ khayalan/ kerinduanalam 
bawah sadar terhadap satu individu yang sempuran, mumpuni atau sakti mandara. 
Tidak heran budaya pengkultusan individu dan bertumpu pada figur (bukan sistem) 
di Indonesia masih kental.
 
RN: Kalau saya mengatakan adikarya David tersebut memang kerja tim. 
Jelas-jelas dosen pembimbingnya Chan Kap Luk, David ujung tombaknya. 

L: Suatu tim riset yg bonafid biasanya terdiri atas 'senior researches' 
(umumnya doktor, professor dari berbagai perguruan tinggi dan berbagai 
perusahaan) dan mendapat dukungan dana cukup besar dari suatu lembaga atau 
perusahaan (komersial) yang mungkin berkepentingan (secara politik atau 
kompersial) dg penelitian tsb. Riset yang bonafid ini beda level dg 'riset' 
mahasiswa undergraduate yang dibimbing oleh seorang staf pengajar (biarpun 
professor). Apakah dalam FYPnya David ada tercantum acknowledgment atau tulisan 
semacam 'This research is funded by ...'?

RN: Kalau mau berimajinasi sedikit, David menemukan sesuatu yang luar biasa 
tapi tidak dibagi ke Chan Kap Luk karena nanti Chan Kap Luk dan NTU yang dapat 
hasil paling besar. Mending tahan dikit, biarpun beasiswa dicabut, nanti hasil 
royalti penemuannya bakal menghasilkan trilyunan Rupiah. Sayangnya Chan Kap Luk 
dkk bukanlah anak kemarin sore. Celakanya Chan Kap Luk punya latar belakang 
militer, jadi masalah ini diselesaikan dengan gaya militer.
Kesimpulan (masih dalam tahap imajinasi dan perlu verifikasi) :
David DIBUNUH karena pembunuhnya menganggap David mau mengangkangi sendiri 
hasil penemuannya yang sebenarnya dikerjakan secara tim.

L: 'Imajinasi' MENEMUKAN SESUATU YANG BESAR ini yang saya bilang lebih 
mendekati fiksi. 'Imajinasi' ini tidak bisa dijadikan dasar untuk menuntut 
sesuatu secara hukum.

Salam

Kirim email ke