Saya tidak tahu apaa yang ada dalam pikiran Wapres kita JK ini. Dalam tata negara pemerintahan, tidak ada keputusan yang diambil oleh satu orang saja, harus dibicarakaan bersama SBY. Apakah dalam memutuskan perang akan diambil oleh seorang SBY saja tanpa melibatkan JK? apakah dalam memutuskan damai di NAD tidak melibatkan SBY dan parlemen? kalau seandainya SBY tidak menyetujui langkah-langkah JK dalam perdamaian di NAD, apakah JK akan jalan sendiri. Dalam menyangkut pengambilan keputusan yang berkaitan dengan nasib bangsa tentunya tidak bisa diambil sendiri oleh satu orang, harus diambil dan ditentukan bersama-sama perangkat negara ini. Bagaimana kalau TNI tidak menyetujui langkah damai di NAD dan mereka melakukan pembangkangan. Nah disinilah fungsi dan peran Presiden sebagai panglima tertinggi TNI. Wassalam Priatna
--- Pada Ming, 14/6/09, Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> menulis: Dari: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bara Hasibuan: Pernyataan JK Langgar Etika Negara Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 14 Juni, 2009, 4:15 PM Laporan wartawan MEDIOR Abdi Susanto http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/14/ 21065817/ Bara.Hasibuan. Pernyataan. JK.Langgar. Etika.Negara JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, Bara Hasibuan, menilai, pernyataan Jusuf Kalla mengenai siapa yang paling berjasa dalam perundingan damai Aceh, merupakan pelanggaran etika bernegara. "Kita semua tahu bahwa Jusuf Kalla sampai saat ini masih menjabat sebagai Wakil Presiden RI dan itu artinya dia masih menjadi bagian pokok dari pemerintahan ini yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono. Bagaimana mungkin seorang Wakil Presiden menyerang secara terbuka kepala sebuah pemerintahan dimana dia masih menjadi bagian penting di dalamnya. Sulit kita menemukan praktek politik seperti ini di negara-negara demokratis lainnya," tandas Bara. Pada hari Sabtu (13/6/) Jusuf Kalla melontarkan serangan terbuka kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai siapa yang paling berjasa di balik suksesnya perundingan damai di Nanggroe Aceh Darussalam. Berbicara di Anjong Monmata, Banda Aceh, Jusuf Kalla menyatakan semua resiko waktu itu dia yang ambil. Bara menambahkan, statement Kalla tersebut juga melanggar prinsip presidensialisme. Dalam sistem presidensial, Presiden, sebagai sebagai satu-satunya kepala pemerintahan dan kepala Negara, memberikan keputusan akhir dan bertanggung jawab penuh atas semua keputusan dan kebijakan pemerintah, apalagi menyangkut keputusan besar menyangkut perdamaian di Aceh. "Di dalam proses negosiasi dengan GAM bisa saja Wakil Presiden Kalla berperan besar tetapi keputusan akhir dibuat oleh Yudhoyono sebagai Presiden, " kata Bara "Tidak mungkin perjanjian tersebut dapat diteken oleh pihak Indonesia tanpa Yudhoyono sebagai Presiden memberikan persetujuan. Dan memang kenyataannya setiap pasal yang ada di perjanjian perdamaian diperiksa dengan seksama dan setujui langsung oleh Presiden Yudhoyono," ujar Bara. Yang tidak kalah penting, lanjut Bara, mengingat di dalam sistim presidential Wakil Presiden adalah pembantu Presiden, statement Jusuf Kalla tersebut bisa dikategorikan sebagai ketidakpatuhan seorang pembantu presiden kepada Presiden. Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]