Bung Berthy B Rahawin,
 
Sikap Mentri Tifatul Sembiring dan Mentri Patrialis Akbar mirip Kapolri dan 
Jaksa Agung, yaitu cenderung membuat kebijakan yang menambah kacaunya situasi.
Walaupun resminya Presiden SBY menolak kebijakan yang mereka lakukan, tapi 
Presiden SBY tetap membiarkan terjadinya pembangkangan tersebut.
 
Jadi sebetulnya yang over acting itu Para Pembantu Presiden atau justru 
Presiden SBY sendiri???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Sel, 24/11/09, Berthy B Rahawarin <brahawa...@yahoo.com> menulis:


Dari: Berthy B Rahawarin <brahawa...@yahoo.com>
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Amir Syamsuddin: Pernyataan Tifatul Resahkan 
Masyarakat
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 24 November, 2009, 2:31 PM


 




Bukan hanya Tifatul Sembiring. Menteri Komnas HAM Patrialis Akbar tampak 
terkadang mem-fait-accompli Presiden. Harap kedua orang itu tau diri dan 
berlaku sebagai pembantu Presiden. Melakukan apa yang diperintahkan. Bukan 
menginisiatifkan sesuatu untuk Presiden.

Menkum HAM Patrialis Akbar tampak dalam posisi seperti Tifatul ketika, Mahkamah 
Konstitusi memutuskan memutar rekaman percakapan Anggodo dalam Sidang MK. "Apa 
relevansi memutar rekaman itu di Sidang MK?" Pernyataan dalam bentuk pertanyaan 
itu melampaui kewenangannya sebagai pembantu Presiden.

Harap para pembantu yang lain tidak berada dalam posisi melampaui kewenangan 
atau over-acting. Masyarakat biasa pantas bicara itu. Atau, mereka berpikir 
mereka mewakili rakyat membuat pernyataan itu?
  wassalam, ex toto corde, Berthy B Rahawarin brahawa...@yahoo. com   Quo res 
cumque cadunt, semper stat linea recta. (Apa pun yang terjadi, senantiasa 
berdiri di garis lurus.)

Kirim email ke