Tadabbur 09 : Ramadhan yang bertabur
Hikmah Kamis, 28 September 06 -
oleh : Redaksi
Demikian
banyak keistimewaan yang ada di dalam bulan Ramadhan ini. Andaikata tersingkap
semua hikmah bagi manusia di depan matanya dengan telanjang, maka pastilah dia
akan berharap sebelas bulan sisanya menjadi Ramadhan. Sederet keistimewaan bisa
kita dapatkan dalam hadits-hadits Rasulullah yang secara gamblang menggambangkan
apa yang ada dalam bulan suci ini.
Coba kita baca hadits berikut
ini :
Semua amal manusia untuknya, kebaikan dilipatgandakan menjadi
sepuluh hingga 700 kali. Allah berfirman, Kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku
akan membalasnya. Sebab ia meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumnya karena
Aku. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kegembiraan: kegembiraan ketika
berbuka dan kegembiraan saat berjumpa Rabbnya. Sesungguhnya bau mulut orang yang
puasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan bau kesturi (HR. Bukhari Muslim)
Puasa demikian istimewa di mata Allah. Dia hargai puasa tanpa ada batas
pahala. Allah akan membalasnya sesuai dengan kadar takwa yang dia persembahkan
kepada Allah. Sesuai apakah puasa yang dilakukan seratus persen untuk Tuhannya
atau karena hal lainnya.
Allah memberi harga yang demikian mahal, bahkan
sampai bau mulut mereka. Dia lebih harum dari minyak kesturi. Sebuah penghargaan
yang sangat luar biasa. Sebuah nilai yang tiada tara. Puasa demikian spesial
kedudukannya di sisi Allah.
Di bulan ini, doa-doa yang dipanjatkan pada
Allah saat berbuka, tak lagi ditolak. Waktu berbuka menjadi sangat istimewa di
bulan ini. Doa-doa yang terlontar dari mulut yang tidak lagi kotor dan belepotan
dengan kata-kata keji dan munkar, menjadi demikian berharga di sisi Allah.
Doa mereka tidak akan tertolak. Doa mereka akan tembus menembus
lapis-lapis langit menuju Sang Maha Pengabul doa. : Sesungguhnya orang yang
berpuasa saat berbuka memiliki doa yang tidak akan tertolak (HR. Ibnu Majah).
Doa mereka menjadi demikian mujarab. Doa mereka menjadi demikian
berbobot di sisi Allah.
Keistimewaan bulan ini terlihat dengan dibukanya
surga Allah, ditutupnya neraka-Nya, dan dibelenggunya syetan-syetan. Allah
memberi kesempatan bagi kaum muslimin untuk memburu surganya dan mengejar dengan
kencang karunia-karunia-Nya yang ditaburkan sedemikian rupa di bulan Ramadhan.
Bulan Ramdhan adalah penghulu bulan-bulan lainnya. Karena, bulan ini
adalah bulan merekahnya bunga ketaatan, semburatnya kedekatan pada Tuhan. Bulan
ini adalah bulan ampunan, rahmah, dan keridhaan.
Orang-orang yang
berpuasa akan menjadi tamu VIP surga, sehingga dia akan diperkenankan masuk
secara khusus dari sebuah pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan. Dalam sebuah
hadits ditegaskan, Sesunggguhnya di dalam surga itu adalah sebuah pintu yang
disebut Ar-Rayyan. Darinya orang-orang yang berpuasa akan memasuki surga dan
tidak akan memasukinya kecuali orang yang puasa (HR. Bukhari Muslim).
Kala orang-orang yang berpuasa masuk secara keseluruhan, maka pintu itu
akan segera ditutup kembali, dan tertutuplah bagi siapa saja untuk memasukinya.
Barang siapa yang masuk darinya, maka dia akan minum. Siapa yang minum, maka dia
tidak akan haus untuk selamanya.
Ramadhan menjadi demikian spesial,
karena Allah turunkan Al-Quran yang mulia di bulan ini. Allah turunkan Kitab
Suci petunjuk ini di bulan ini. Allah beri kesempatan kaum muslimin untuk
memburu malam seribu bulan di bulan yang suci ini, dengan melakukan itikaf di
mesjid-mesjid. Allah buka kesempatan agar manusia bisa menjadi laksana bayi yang
baru dilahirkan ibunya, tatkala dia sukses melakukan puasa.
Rasulullah
bersabda, Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan
mengharapkan ridha Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
Barang
siapa yang menghidupkan malam-malam Ramadhan karena iman dan mengharap ridha
Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu " (HR. Muslim).
Terbuka lebar bagi kita semua untuk bersih dari dosa-dosa masa lalu
kita. Kemudian, kita membangun gugus amal kita dengan lebih baik dan lebih
indah. Kita hapus dosa-dosa kita dengan amal-amal mulia yang Allah perintahkan
dan kita jauhi semua larangan Allah dengan sungguh-sungguh. Puasa akan menjadi
perisai diri dari neraka, laksana seseorang yang memakai perisai saat berperang
: " Puasa adalah perisai. Ia adalah benteng dari sekian banyak benteng kaum
muslimin " (HR. Thabrani).
Bukti lain bahwa Ramadhan demikian istimewa
adalah karena seseorang yang melakukan ibadah umrah pada bulan ini, sama dengan
melakukan ibadah haji di bulan lain. Bahkan, Rasulullah juga menegaskan,
Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan " (HR. Tirmidzi
).
Tak heran, jika Allah menjanjikan kepada setiap orang yang memberi
buka pada orang yang puasa, dia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang
didapat oleh mereka yang puasa. Tanpa dikurangi sedikitpun pahala itu dari orang
yang puasa.
Puasa juga akan memberikan syafaat pada pelakunya di hari
kiamat, Rosulullah saw. bersabda, Puasa dan Al-Quran akan memberikan
syafaat bagi seorang hamba di hari Kiamat. Puasa akan berkata: Wahai Tuhanku,
aku telah menghalanginya dari makan dan minum pada siang hari. Sedangkan
Al-Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari tidur di malam
hari, maka perkenankanlah syafaatku kepadanya. Maka syafaat keduanya
diperkenankan . (HR. Ahmad).
Diantara sekian banyak yang mungkin bisa
kita tangkap dan rasakan dari ibadah puasa adalah bahwa dia menjadi sarana
pembersihan jiwa, latihan diri untuk menjauhi segala larangan-Nya, melatih diri
menyempurnakan ibadah kepada Allah semata. Puasa selain bisa membuat jasmani
menjadi sehat, sebagaimana dikatakan oleh para dokter, ia juga bisa menjadikan
aspek kejiwaan manusia mengungguli aspek materi. Unsur-unsu yang memiliki
sifat-sifat kehewanan menjadi terkuburkan. Sebab, saat itu setiap pelaku biasa
dilatih untuk sabar dan ikhlas hanya karena Allah.
Puasa akan membuat
unsur tanah terkalahkan, sehingga dia tidak menjadi laksana binatang. Ruhnya
menguasai dirinya, sehingga dia melambung tinggi menuju derajat para malaikat.
Dalam puasa terdapat kemenangan ruh atas materi, akal dan pikiran atas nafsu
syahwat. Puasa berfungsi mematahkan gelora syahwat dan mengangkat sisi
nalurinya.
Puasa akan menajamkan rasa syukur nikmat kepada Allah. Saat
dia lapar, dia akan merasakan bahwa kenyang demikian nikmatnya. Saat dia haus,
dia akan merasakan betapa nikmatnya regukan air. Perasaan syukur nikmat ini
menjalarkan kerja-kerja solidaritas dan empati yang demikian besar terhadap
sesama.
Puasa memiliki sisi hikmah ijtimaiyyah.Karena pelaksanaan puasa
Ramadhan akan mengajak pada kasih sayang, persamaan, lemah lembut antara seorang
muslim dengan muslim lainnya.
Puasa juga akan melahirkan
kecerdasan-kecerdasan dan kepekaan pikiran. Sehingga disebutkan, bahwa barang
siapa yang membikin perutnya lapar, maka pikiran-pikirannya menjadi agung dan
istimewa. Sementara itu, Lukman Al-Hakim berkata kepada anaknya, Wahai anakku
jika perut telah penuh sesak, maka pikiran akan tidur lelap dan hikmah (sikap
bijak) akan keruan dan tubuh akan menjadi demikian malas untuk beribadah.
Maka sudah sangat pantas jika kita mengerti keistimewaan dan hikmah
Ramadhan, jika kita semua bertekad bulat untuk menjadikan Ramadhan ini sebagai
bulan zuhud, taabbud, berbuat kebajikan terhadap orang-orang yang fakir dan
miskin. Jadikan ia sebagai bulan menjaga pencernaan, menjaga mulut, membersihkan
jiwa dan raga. Jangan tunda untuk menjadi hamba Allah yang selalu mengejar
nikmat Allah. Mari kita telurusuri lorong-lorong hikmah Ramadhan itu dengan
antusiasme yang membara.
Sumber : 30 Tadabur Ramadhan - Menjadi Hamba
Rabbani - IKADI
|