Jonathan: Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan. 

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi yg 
dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt to 
export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa menggunakannya 
adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income negara terbesar 
dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan seperti pajak 
dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.

Banyak ratio yg mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya 
mengukur tingkat solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity 
seperti ratio of short term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya 
bisa diukur. Public sector misalnya Public sector debt service over exports 
dll. Financial sector misalnya open foreign exchange position dll. Corporate 
sector misalnya interest over cash flow dll.

 

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2! 

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjelaskan gali lubang tutup lubang?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 11:03 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan. 

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

 

Anda bisa lihat di SULNI Oktober 2016 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf
 halaman xvi. Kelihatannya anda tidak baca document yang anda berikan sendiri, 
anda kasih link itu apa cuman buat gaya2an?

 

Menurut BI, definisi anda dibawah itu Debt to Export Ratio.

 

Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg diberikan BI.

 

Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi berjalan 
dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



DSR = total debt payment : total income from export.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"

 

Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.

 

---

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :




Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?

 

Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP?

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!

 

Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?

 

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.

 

Nesare

 

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR yg 
sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih rendah. 
Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to GDP? 
Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif lebih 
rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan tingkat 
bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

 

Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya penerimaan 
transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan bunga? Lha 
berapa yang tersisa?

 

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :





Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."?

 

Debt to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 
125.19, Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah 
drpd Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. 

Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan jepang apalagi diatas 300.

Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente?

 

Hehehehe

 

Ngeyel?

Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!

Kecil dink!!!!!

 

Nesare

 

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:02 PM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank "Indonesia's public 
debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 percent at the end of 
2015, according to the World Bank."

 

Saya males nulis panjang2 dan eyel2an gak karuan.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :






Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!

Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini persis sudah ane 
tanyakan yang ente gak jawab.

Gimana tanpa argument langsung bilang memprihatinkan.

Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini ya??!!!

Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil kesimpulan….memprihatinkan?

Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? Rakyat, ente, asing atau siapa?

 

Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan bayar utang sangat rendah? 
Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada novel yg ceritera dongeng 
ini?

 

Debt to GDP ratio out of date? Data trading economy itu s/d 2015 annually. 
Tahun 2016 belum selesai.

Ini orang ngomong apa?

Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya?

 

Nesare

 

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 seperti dibawah 
juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 
67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen" dan itu jelas 
memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang yang sangat rendah. 
Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat apa selain menggiring 
opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw Debt to GDP ratio 
akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti data anda, sudah 
naik pesat sekali.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :







Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.”

 

Ente buta?

 

Apa yang menyesatkan data dari Debt to GDP itu?

 

Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya???

 

Nih ane tanya:

 

DSR sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.

Artinya apa?

Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya bagus?

Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst?

 

Ente ngerti ndak arti DSR itu sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males 
bacanya. Kalau ente bisa jawab pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. 
Kalau pertanyaan2 mendasar ini saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente 
itu “cupat” dan “goblok”.

 

Ayo mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi.

 

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat DSR?

Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to GDP 
masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :








Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utang

Nesare: bung ada ide gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara 
utk membangun ekonomi?

 

Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?

Nesare: maksud ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau 
dipakai utk pesta? Apa maksud ente “foya2” ini?

Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? Baca dulu sebelum sesumbar! 
Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru krn grobak lama sudah rusak, 
ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya ngelola hutang ini? gak usah 
bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente ini kan jagonya ngeritik dan 
bashing.


(Message over 64 KB, truncated)



Kirim email ke