Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah. 

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?

 

Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP? 

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!

 

Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?

 

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR yg 
sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih rendah. 
Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to GDP? 
Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif lebih 
rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan tingkat 
bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

 

Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya penerimaan 
transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan bunga? Lha 
berapa yang tersisa?

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."?

 

Debt to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 
125.19, Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah 
drpd Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. 

Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan jepang apalagi diatas 300.

Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente?

 

Hehehehe

 

Ngeyel?

Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!

Kecil dink!!!!!

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:02 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank "Indonesia's public 
debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 percent at the end of 
2015, according to the World Bank."

 

Saya males nulis panjang2 dan eyel2an gak karuan.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :




Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!

Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini persis sudah ane 
tanyakan yang ente gak jawab.

Gimana tanpa argument langsung bilang memprihatinkan.

Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini ya??!!!

Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil kesimpulan….memprihatinkan?

Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? Rakyat, ente, asing atau siapa?

 

Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan bayar utang sangat rendah? 
Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada novel yg ceritera dongeng 
ini?

 

Debt to GDP ratio out of date? Data trading economy itu s/d 2015 annually. 
Tahun 2016 belum selesai.

Ini orang ngomong apa?

Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya?

 

Nesare

 

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 seperti dibawah 
juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 
67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen" dan itu jelas 
memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang yang sangat rendah. 
Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat apa selain menggiring 
opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw Debt to GDP ratio 
akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti data anda, sudah 
naik pesat sekali.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :





Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.”

 

Ente buta?

 

Apa yang menyesatkan data dari Debt to GDP itu?

 

Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya???

 

Nih ane tanya:

 

DSR sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.

Artinya apa?

Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya bagus?

Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst?

 

Ente ngerti ndak arti DSR itu sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males 
bacanya. Kalau ente bisa jawab pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. 
Kalau pertanyaan2 mendasar ini saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente 
itu “cupat” dan “goblok”.

 

Ayo mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi.

 

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups < <mailto:gelora45@yahoogroups.com> gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat DSR?

Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to GDP 
masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < 
<mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote :






Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utang

Nesare: bung ada ide gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara 
utk membangun ekonomi?

 

Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?

Nesare: maksud ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau 
dipakai utk pesta? Apa maksud ente “foya2” ini?

Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? Baca dulu sebelum sesumbar! 
Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru krn grobak lama sudah rusak, 
ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya ngelola hutang ini? gak usah 
bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente ini kan jagonya ngeritik dan 
bashing.

 

Ini pendapat ane: hutang pemerintah memang naik. Ini karena samurai bond dan 
euro bond utk pendanaan APBN. Hutang swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. 
Artinya tidak ada pergerakan ekonomi atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. 
Ini sama pengertiannya dengan inflasi. Orang takut inflasi naik tetapi banyak 
yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi 
itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi 
naik turunnya inflasi dan deflasi itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan 
deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih 
penting.

 

Utang luar negeri ULN jangka pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada 
kuartal sebelumnya. Yang naik pemerintah. BI dan swasta turun. Ini kondusif dan 
menunjukkan kestabilan.

Yang harus dilihat itu DSR/debt service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu 
pada penghitungan DSR bank dunia.

DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus krn DSR 
naik dan ekspor turun.

 

Pemerintah harus mengelola hutang ini. bukan hanya ngurus hutang pemerintah 
saja. juga harus mikirin swasta. Seharusnya control hutang swasta lewat 
perusahaan yang export oriented. Eksport ini penting. Kawasan ekonomi yg 
berorientasi ekspor digalakkan. Pra sarana ditingkatkan. Jangan mati terus 
listriknya. Birokrasi dibenahi. Terutama korupsi diberantas.

Dengan perlambatan ekonomi dunia seperti sekarang dan terutama eksport ke RRT 
turun parah, pemerintah harus mikirin gimana produk eksport lebih bisa dijual 
diluar negeri. Artinya industrialisasi diperlukan. Value added dipikirkan. 
Jangan eksport komoditas saja. lada jangan dieksport dalam bentuk raw. Masukin 
kebotol dan dijual dengan harga lebih mahal. Ini penambahan value added. Bantu 
eksportir. Buka jalur distribusi. Kedubes dan konsulat terutama bagian ekonomi 
dikasih kerjaan cari pelakunya siapa utk setiap produk disemua negara. Bikin 
list kasih ke asosiasi dagang lempar ke swasta. Ini bisa dipakai sbg sales 
lead. Kalau data ini ada, perusahaan akan bisa kerja. Ini kelemahan perusahaan 
Indonesia. Makanya mereka selalu eksportnya ke singapura dan hongkong yang 
eksport lagi kenegara2 maju lainnya di USA, eropa dll.

Kalau DSR naik, ujung2nya kurs rupiah akan melemah terus dan balance sheet 
perdagangan luar negeri akan anjlok.

 

 
<http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf>
 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf

 

Posisi Utang Luar Negeri Menurut Kelompok Peminjam

External Debt Position by Group of Borrower (Juta USD / Million of USD)

Sep Oct Nov Dec Jan* Feb* Mar* Apr* May* Jun** Jul* Aug**

1. Pemerintah dan Bank Sentral/ Government and Central Bank 118.624 118.642 
126.119 123.548 129.736 134.207 136.621 137.747 142.608 143.401 146.869 151.312 
153.756 150.684 158.697 159.700 159.722

1.1 Pemerintah / Government 106.860 112.427 116.187 114.294 123.806 129.063 
131.507 132.646 137.396 138.347 141.788 146.163 148.299 145.504 153.264 154.384 
155.188

1.2 Bank Sentral / Central Bank 11.764 6.215 9.932 9.255 5.930 5.143 5.113 
5.100 5.212 5.054 5.081 5.149 5.457 5.180 5.433 5.316 4.534

2. Swasta / Private 83.789 106.732 126.245 142.561 163.592 167.754 166.473 
166.588 167.656 166.383 166.350 165.655 166.443 164.514 166.082 164.976 163.328

2.1 Bank 14.382 18.466 23.018 24.431 31.673 30.312 29.769 29.533 31.956 30.589 
30.394 29.225 29.743 29.169 29.804 29.585 28.647

2.2 Bukan Bank / Nonbank 69.407 88.266 103.228 118.130 131.920 137.442 136.704 
137.055 135.700 135.795 135.956 136.430 136.700 135.346 136.279 135.390 134.681

2.2.1. LKBB / Nonbank Financial Corporations 3.575 6.103 7.713 7.947 10.149 
11.613 11.429 11.833 11.077 11.247 11.098 11.218 11.134 11.464 10.739 10.625 
10.775

2.2.2. Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan / Nonfinancial Corp. 65.833 82.162 
95.515 110.183 121.771 125.829 125.275 125.221 124.623 124.548 124.858 125.212 
125.566 123.882 125.540 124.765 123.906

TOTAL (1+2) 202.413 225.375 252.364 266.109 293.328 301.961 303.094 304.334 
310.264 309.784 313.218 316.967 320.199 315.198 324.779 324.676 323.050

 

Coba lihat data ini debt to GDP setiap negara:

 <http://www.tradingeconomics.com/country-list/government-debt-to-gdp> 
http://www.tradingeconomics.com/country-list/government-debt-to-gdp

Indonesia 27. Bandingkan dengan jepang 229, belgia 106, USA 104, perancis 96, 
kanada 91, inggris 89, RRT 44. Di asean: singapura 104, Malaysia 54, Vietnam 51,

Filipina 45, Thailand 44, laos 44.

 

Ngerti enggak baca data ini?

 

Itu sedikit dulu,

Nesare

 

 

From:  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [ 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 5:05 AM
To: jonathangoeij@... [GELORA45] < <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
GELORA45@yahoogroups.com>;  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
GELORA45@yahoogroups.com;  <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> 
nasional-l...@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb " <mailto:jonathangoeij@...%20[GELORA45]> jonathangoeij@... [GELORA45]" 
< <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com>:



> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
>  
> <http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya>
>  
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
>  
> <http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya>
>  
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home  <http://www.republika.co.id/> http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
>  <http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi> 
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
>  <http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan> 
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
>



Kirim email ke