Iyaa bg Chan....kita2 sendiri yg terpaksa nyantol diluar...apakah sumbangan
kita yg konkrit pada tanah air...? Ngowos ajaaa?! Lin

On Feb 5, 2017 8:03 PM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]" <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
> Lho, ... kok masih juga ditanyakan, bukankah dari beberapa nama Tionghoa
> yang disebutkan terlibat dalam gerakan rakyat Indonesia, bisa dilihat
> itulah lapisan Tionghoa yang nasionalis, yang menganggap Indonesia adalah
> tanahairnya sendiri, ...!
>
> Salam,
> ChanCT
>
>
> -----原始郵件-----
> From: 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
> Sent: Sunday, February 5, 2017 6:20 PM
> To: 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
> Cc: Hsin Hui Lin ; Tatiana ; nasional-l...@yahoogroups.com
> Subject: Re: [GELORA45] “Pendoedoek Tionghoa Membantoe Kita...”
>
> Apakah dari judul artikel “Pendoedoek Tionghoa Membantoe Kita...” ini
> masih boleh dipertanyakan, apakah yang dimaksudkan itu lapisan
> pendoedoek Tionghoa yang mana?
> Salam
> Lusi.-
>
>
>
>
>
>
> Am Sun, 5 Feb 2017 12:27:41 +0800
> schrieb "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]"
> <GELORA45@yahoogroups.com>:
>
> > BETUUUL bung Lin! Nenek dalam tempurung yang satu ini mulutnya saja
> > berteriak kiri, hakekatnya KANAN dan bahkan rasis! Begitu BENCI dan
> > anti Tiongkok, segala yang berbau Tionghoa juga di HINA, di HUJAT
> > seenak udelnya, ... sudah TIDAK WARAS!
> >
> >
> >
> > From: Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
> > Sent: Sunday, February 5, 2017 2:33 AM
> > To: Tatiana Lukman ; GELORA45@yahoogroups.com
> > Subject: Re: [GELORA45] “Pendoedoek Tionghoa Membantoe Kita...”
> >
> >
> >
> >
> > That Stack High In Transit yg sok progressif kiri ternyata
> > Racist....Suharto yg membantai.ratusan juta rakyat.Indonesia apakah
> > juga chin. Lin
> >
> >
> > On Jan 30, 2017 5:20 PM, "Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com
> > [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
> >
> >
> >
> >   Kenapa kamu nggak pakai istilah 'china'??? artinya sebetulnya sama,
> > bukan? karena sama-sama sipit dan berkulit kuning. Dengan demikian
> > kamu menyesuaikan dengan keadaan aktuil...Kan jaman sudah
> > berubah...jadi harus disesuaikan dengan kenyataan sekarang, bukan?
> >
> >
> >
> >   On Monday, January 30, 2017 9:22 AM, "'Chan CT'
> > sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >   ·         News
> >
> >
> >   ·         Nasional
> >   “Pendoedoek Tionghoa Membantoe Kita...”
> >   Senin, 30 Januari 2017 | 07:04 WIB
> >   KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTAPengendara melintasi mural bergambar Bung
> > Tomo di Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (3/11/15). Bung
> > Tomo menjadi ikon perlawanan arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10
> > Nomber 1945 yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. KOMPAS.com
> > – “Rakjat Tionghoa poen insjaf akan hal ini. Dengan bekerdja bersama,
> > bahoe-membahoe dengan bangsa Indonesia, rakjat Tionghoa toeroet
> > berdjoeang di Soerabaja oentoek Indonesia Merdeka”. Demikian tertulis
> > dalam salah satu halaman Harian Merdeka edisi 17 Februari 1946. Sang
> > penulis menggambarkan gigihnya warga Tionghoa dalam menegakan
> > kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka. Artikel yang dibuat
> > dalam rangka memperingati peristiwa pertempuran 10 November 1945 itu,
> > diberi judul, “Pendoedoek Tionghoa Membantoe Kita”. *** Pertempuran
> > 10 November 1945 di Surabaya merupakan simbol Indonesia sebagai
> > sebuah negara melawan kolonialisme. Diawali dari kekalahan Jepang
> > dari sekutu dengan pemboman Hiroshima dan Nagasaki 6 Agustus 1945,
> > terjadi kekosongan kekuasaan di Tanah Air. Hal ini dimanfaatkan
> > rakyat bangkit mengusir para penjajah. Berhasil, Soekarno pun
> > memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 melalui
> > pengibaran bendera merah putih di Jakarta. (Baca: Budaya Tionghoa di
> > Jakarta dan Cerita Gedung Candra Naya) Dari mulut ke mulut, surat
> > kabar, selebaran hingga sinyal radio, kabar kemerdekaan merambat
> > cepat ke daerah. Rakyat kian bersemangat mengusir penjajah dari tanah
> > air. Pertempuran rakyat dengan sisa-sisa tentara Jepang terjadi di
> > mana-mana. Termasuk di Surabaya yang saat itu bernama Soerabaja.
> > Menyerbu ke gelanggang pertempuran Tangal 25 Oktober 1945, tentara
> > Inggris mendarat di Surabaya. Tujuannya dua, melucuti tentara Jepang
> > dan mengembalikan administrasi Indonesia kepada pemerintahan Hindia
> > Belanda atau NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Lagi,
> > pertempuran tidak terelakan. Dikutip dari buku yang ditulis Iwan
> > Santosa berjudul “Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran”, penduduk
> > Tionghoa di Surabaya langsung membentuk Tentara Keamanan Rakyat
> > Chungking (Republik Tiongkok). “Mereka menyerbu ke gelanggang
> > pertempuran,” tulis Iwan. Beberapa pemuda Tionghoa membentuk Angkatan
> > Muda Tionghoa (AMT). Mereka bergabung langsung ke Barisan Pemberontak
> > Rakyat Indonesia (BPRI) pimpinan Bung Tomo. Beberapa di antaranya
> > adalah Giam Hian Tjong dan Auwyang Tjoe Tek. Auwyang Tjoe Tek
> > merupakan ahli proyektil (amunisi dan peledak). Ia mendapatkan
> > kemampuan itu saat ikut berperang di Tiongkok melawan Jepang. Harian
> > Merdeka memuji betapa rapat tali persaudaraan antara putra-putri
> > Indonesia dengan warga Tionghoa. Harian Merdeka mencantumkan empat
> > foto yang menggambarkan kedekatan itu. Satu di antaranya adalah foto
> > pejuang pribumi sedang berbagi api rokok dengan warga Tionghoa yang
> > turut berperang. Namun, pihak Indonesia kehilangan banyak nyawa.
> > Kantor berita Reuters hari itu melansir berita, ribuan orang
> > Indonesia menjadi korban agresi militer sekutu. Anak-anak dan
> > perempuan turut menjadi korban. Warga Tionghoa termasuk di dalamnya.
> > Diperkirakan, 1.000 orang Tionghoa tewas dan 5.000 lainnya luka-luka
> > akibat perang. Angka ini belum termasuk pejuang pribumi. Sementara,
> > catatan resmi Inggris dalam ‘Kronik Revolusi Indonesia’ karya
> > Pramoedya Ananta Toer menyebut, jumlah penduduk yang tewas mencapi
> > 6.315 orang, Palang Biru Tercatat pula Barisan Palang Merah Tionghoa
> > di Surabaya dengan giat memberikan pertolongan kepada korban perang.
> > Siauw Giok Tjhan dalam ‘Renungan Seorang Patriot Indonesia’ mencatat,
> > selain maju ke medan perang, Angkatan Muda Tionghoa juga mendukung
> > kemerdekaan RI dengan mendirikan Palang Biru. Mereka terlibat
> > membantu korban perang dalam setiap pertempuran di Soerabaja. “Baik
> > AMT atau Palang Biru mendapatkan tugas memasok ransum bagi para
> > pemuda di garis depan,” tulis Iwan. Majalah terbitan Paguyuban Sosial
> > Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) edisi 9 Desember 2001 pernah menulis
> > pertolongan medis warga Tionghoa dalam pertempuran 10 November 1945
> > adalah dengan membuka 10 pos dan 11 dokter berikut 600 paramedis.
> > Anggota Palang Biru bertugas mengangkut korban pertempuran Surabaya
> > ke garis belakang di Mojokerto. Saat itu, Mojokerto dikuasai penuh
> > oleh Indonesia. Mereka dipercaya mengatur pemberangkatan kereta api
> > Palang Merah yang berangkat dari Stasiun Gubeng, Surabaya. (Baca:
> > Hari Tanoe dan Tokoh Tionghoa Bicarakan Kontribusi untuk Indonesia)
> > Pernah dalam sebuah peristiwa, kereta api yang sudah ditandai palang
> > merah di atapnya tetap ditembaki tentara Inggris. Pertempuran
> > berakhir tanggal 28 November 1945 di Gunung Sari. Pertempuran
> > Surabaya adalah pertempuran terakhir yang dihadapi militer Inggris
> > semasa Perang Dunia II. Inggris sendiri kehilangan dua jenderal dalam
> > pertempuran Soerabaja, yakni Brigadir Jenderal Aubertin Walther
> > Sothern Mallaby dan Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds. Siauw
> > Giok Tjhan mencatat, sejumlah pemuda Tionghoa mendapatkan lencana
> > ‘Bintang Gerilya’ dari pemerintah sebagai tanda terima kasih negara
> > terhadap jasa-jasanya terlibat di dalam agresi militer I dan II,
> > perang kemerdekaan. Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
> > ·         Imlek 2017 Penulis : Fabian Januarius Kuwado Editor :
> > Krisiandi
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
>
> ------------------------------------
> Posted by: "Lusi D." <lus...@rantar.de>
> ------------------------------------
>
> Berita dan Tulisan yang disiarkan GELORA45-Group, sekadar untuk diketahui
> dan sebagai bahan pertimbangan kawan-kawan, tidak berarti pasti mewakili
> pendapat dan pendirian GELORA45.
> ------------------------------------
>
> Yahoo Groups Links
>
>
>
>
  • [GELORA45] “Pendoedoek T... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
    • Re: [GELORA45] “Pen... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re: [GELORA45] ... Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
        • Re: [GELORA... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
          • Trs: [G... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
          • Re: [GE... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
            • Re... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
              • ... Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
              • ... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
                • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
                • ... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
          • Re: [GE... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
            • RE... nesa...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke