Koq lucu koq bisa bilang djie bikin riset bagus? Apa risetnya djie?

Riset reklamasi sudah ada ditangan di DKI. Masalahnya ente hanya ngejeplek aja. 
Ente gak ngerti reklamasi itu sendiri. Belum lagi masalah AMDAL. Apalagi DKI. 
Ente itu maen2 diotak ente sendiri lalu karena sok jadi pahlawan lalu bikin 
statement: pindah2 tanah dan ngerampok tanah.

 

Koq dibilang “dalam diskusi ini”? diskusi apa? mana ada diskusi? Ente itu bikin 
opini bahwa reklamasi itu jelek krn tanah dipindah2 alias ngerampok tanah!

 

Kalau mau diskusi mulai dulu dari pengertian reklamasi alias land fill itu. 
Lihat kenapa orang2 melakukan reklamasi ini. gimana sejarahnya. Itu baru 
diskusi.

Belum apa2 sudah langsung ngecap reklamasi jelek?! Diskusi apa? ndablek!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Friday, February 17, 2017 3:16 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara

 

  

Anda bikin topik riset yg bagus, mungkin anda berminat melakukan risetnya kalau 
belum ada yg hitung. Tetapi dalam diskusi ini, supaya gampangnya kita 
kesampingkan dulu es yg meleleh, anggap saja dengan asumsi setiap m2 tanah 
reklamasi sekian m2 itu juga tanah yang tenggelam. Saya dapatkan artikel 
tentang reklamasi di Tiongkok, yg didaftar bawah ini hanya beberapa saja belum 
keseluruhan, tetapi bisa dilihat disana ada 2x luas Los Angeles, seluas San 
Francisco, 2x Paris, seluas kombinasi London dan Munich, dlsb. ada ribuan km2. 
Tapi ya tanah yang tenggelam itu khan ditempat lain, dus sebenarnya khan tidak 
begitu jauh dengan ngerampok.

 

*        Tianjin port, the largest in north China, was constructed on 107km2 of 
land that was reclaimed from Bohai Bay.

*        An expanse of land twice the size of Los Angeles has already been 
reclaimed by Tangshan to create the Caofeidian new economic zone. There are 
plans to add on an additional San Francisco-sized portion by 2020.

*        In Guangdong Province, Dongguan and Shantou are tacking on 44.6km2 and 
24 km2respectively, while the new Qianhai FTZ, in Shenzhen, is being built on 
15 km2 of land taken from the sea.

*        Sanya created something dubbed the “Oriental Dubai” by building an 
artificial archipelago for luxury hotels and an international cruise ship port.

*        Taizhou is currently expanding by more than twice the size of Paris 
into the sea.

*        Yuhuan county manufactured land for a new area the size of Milwaukee.

*        Jiangsu Province is currently reclaiming 21 parcels of land from the 
Yellow Sea, totalling 1,817 km2. That’s the size of London and Munich combined.

http://wwwcitymetric.com/skylines/gift-sea-through-land-reclamation-china-keeps-growing-and-growing-1350
 
<http://www.citymetric.com/skylines/gift-sea-through-land-reclamation-china-keeps-growing-and-growing-1350>
 

 

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <djiekh@... 
<mailto:djiekh@...> > wrote :



Apa sudah ada yang menghitung berapa naiknya permukaan air laut dengan adanya 
reklamasi ? Semua baru bisa dikatakan berpengaruh besar atau kecil kalau sudah 
dinyatakan dengan angka berdasarkan perhitungan.

Misalkan volume reklamasi yang di bawah permukaan laut x m3.

Luas permukaan laut seluruh dunia y m2

Kenaikan permukaan laut karena reklamasi z = x/y dalam m

Kalau sudah dihitung baru dapat dikatakan significant atau tidak, juga bila 
dibandingkan dengan volume es yang meleleh yang menyebabkan kenaikan permukaan 
laut.

 

2017-02-17 16:59 GMT+01:00 Jonathan Goeij  <mailto:jonathangoeij@...> 
jonathangoeij@... [GELORA45] < <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
GELORA45@yahoogroups.com>:



 

Bung Chan, kelihatannya sekarang jadi terbalik anda yg jadi pencinta lingkungan 
 ha ha ha padahal alasan anda mengecam para demonstran pencinta lingkungan 
hidup itu khan masalah duit "membuat kerugian besar pada pemerintah HK, hanya 
berdalih “penghijauan”, yang katanya reklamasi itu merusak lingkungan, 
mempersempit Victoria Bay jadi sungai" sekarang saya kasih solusi yg bisa 
mendatangkan keuntungan besar bagi pemerintahan HK anda kok malah tidak setuju.

 

Alasan utama diadakan reklamasi itu khan cuman menambah tanah itu saja, tidak 
lebih tidak kurang, tapi tahukah tanah yg bisa didapat itu toh kenyataannya 
mengurangi tanah ditempat yang lain dus sebenarnya hanya ngerampok. Anggap saja 
HK reklamasi, Jakarta reklamasi, banyak tempat diseluruh dunia reklamasi, terus 
apa akibatnya? Yang pertama jelas permukaan air laut akan naik yang akan 
menggenangi dataran lain, di Indonesia saja setiap tahun ada berapa banyak 
pulau kecil yang tenggelam baik pulau kosong ataupun berpenghuni. Anda lihat 
ditambah dgn pembangunan Beijing, Jakarta, dan kota2 lain yg tidak 
memperhatikan lingkungan seperti yg telah anda singgung sebelumnya kurangnya 
tanah resapan ataupun banyaknya asap yg tak terkontrol, lihat saja salju saja 
sampai kotor berminyak begitu, akan menambah pemanasan global yang akan membuat 
es dikutub leleh akibatnya menambah tinggi permukaan air laut, dan kembali lagi 
pulau tenggelam dan dataran berkurang.

 

Ini saya belum bicara hal yg dikemukakan Susi dibawah itu.

 

---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, 
<jonathangoeij@... <mailto:jonathangoeij@...> > wrote :



 

kalau menyempit 300-500 meter tidak salah, apakah salah kalau 500-1000 meter 
atau sekalian diuruk semua atau di-sisa-in sedikit seluas kali ciliwung. 
kemacetan kebutuhan perumahan dll khan sudah jauh lebih dibanding 1980-an.

 


---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... 
<mailto:SADAR@...> > wrote :



Lho, ... bung sendiri mengatakan keindahan Vivtoria Bay itu membuat harga tanah 
dipantai melonjak tinggi, kalau Vic.Bay nya direklamasi habis menjadi daratan, 
dimana lagi keindahan itu? Itulah yang saya bilang kebablasan, ...!

 

Bukankah reklamasi itu dirancang sesuai dengan KEBUTUHAN mendesak yang dianggap 
bisa mengatasi masalah yang dihadapi?! Ketika itu, dari sudut pandang tahun 
1980-an, melihat kemacetan jalan di HK, khususnya diCentral, dirancanglah 
areklamasi memperluas daratan utara pulau HK, terbagi dalam 2 tahap. Tahap-I, 
Untuk memposisikan semua pelabuhan Ferry HK-Macau dan Ferry HK ke beberapa 
pulau-pulau sekitar, yg seluruhnya berjumlah 7 pelabuhan itu, dan tahap-II, 
reklamasi menarik garis lurus dengan deretan pelabuhan Ferry itu sampai Wan 
Chai, Gedung Exhibition, untuk perluasan jalan-raya dan entah pembangunan 
berapa Gedung lagi disitu.

 

Bahwa Vic. Bay jadi sedikit menyempit sekitar 3-5ratus Meter tentu saja tidak 
salah! Tapi kalau dianggap merusak lingkungan, saya bilang itu sungguh 
keterlaluan! Itu mengada-ada untuk sabotase saja!

 

Salam,

ChanCT

 

 

From: jonathangoeij@... [GELORA45]

Sent: Friday, February 17, 2017 11:49 AM

To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 

Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara

 

 

kebablasannya dimana bung Chan? bukankah harga tanah mahal banget dengan 
diuruknya victoria bay khan dapat tambahan tanah yg luar biasa, kebutuhan 
perumahan bisa dipenuhi, bisnis berkembang, duit bertambah.



---In  <mailto:GELORA45@yahoogroupscom> GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... 
<mailto:SADAR@...> > wrote :



Dalam kondisi sekarang ini, tentu pemikiran itu dikatakan kebablasan, yang 
tidak seharusnya begitu! Prinsip saya, kebutuahn dan kepentingan hidup MANUSIA 
harus didahulukan dan menjadi pertimbangan utama! Bukan sebaliknya, boleh saja 
kepentingan umat manusia yang dikorbankan untuk penghijauan dan atas nama demi 
lingkungan! Tapi nanti entah 100-200 tahun yang akan datang, dimana populasi 
melonjak dan HK sudah tidak ada cukup tanah daratan untuk dihuni, mungkin saja 
Victoria Bay ditutup jadi tanah daratan untuk dibangun rumah tinggal, atau umat 
manusia harus sebagian hijrah ke Mars? hehehee, ...

 

Salam,

ChanCT

 

 

From: jonathangoeij@... [GELORA45]

Sent: Friday, February 17, 2017 11:10 AM

To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 

Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara

 

 

 

pingin tahu pendapat anda, seandainya victoria bay diuruk saja dijadikan tanah 
sehingga bisa dikembangkan bagaimana?

 



---In  <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... 
<mailto:SADAR@...> > wrote :



Lho, masalah banjir Beijing itu karena perancang kota kurang perhatikan adanya 
perubahan cuaca didunia yang jadi lebih ekstrim, disatu saat bisa kering tanpa 
hujan, disaat lain turun hujan jauh lebih lebat yang pernah dialami, ... jadi 
pembuatan lubang-lubang dan got perluasan kota masih dengan kapasitas 
penampungan air hujan yang dahulu.

 

Sedang program reklamasi HK itu dirancang dan disahkan oleh Parlemen HK, dimana 
gembong-gembong demokrat juga ikut menyetujui dan mensahkan! Kenapa pelaksanaan 
ditahap ke-II, setelah HK kembali kepangkuan ibu-pertiwi malah ditentang hanya 
dengan alasan penghijauan, merusak lingkungan tanpa pedulikan kerugian besar 
bagi penduduk HK! Itu kan jelas, TUJUAN mereka, kaum Demokrat HK itu menjegal 
bahkan hendak membuat Pemerintah HK bangkrut! TIDAK mempedulikan kepentingan 
warga HK!

 

Apanya yang bertolak-belakang, ...? Tidak mengerti apa maksud anda, ...

 

Salam,

ChanCT

 

 

From: Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45]

Sent: Friday, February 17, 2017 12:01 AM

To: Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 

Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara

 





Bung Chan, contoh anda tentang Beijing and Hong Kong secara prinsip 
keberpihakan anda bertolak belakang, pada contoh Beijing anda mengemukakan 
penyebab banjir karena kurangnya tanah resapan tidak memperhatikan lingkungan 
sedang pada contoh Hong Kong anda mengabaikan atau justru menyalahkan mereka 
yang memperhatikan lingkungan yang anda cap hanya berdalih penghijauan.





On Thursday, February 16, 2017 7:21 AM, Chan CT <sadar@... <mailto:sadar@...> > 
wrote:





Bung Lusi yb,

 

Saya belum pernah pelajari sebab-sebab terjadinya banjir Jkt selama ini, jadi 
sulit kasih pendapat siapa yang benar dan ilmiah dalam mengatasi banjir di 
Jakarta, ... Biarlah sementara ini dikerjakan program Ahok dalam mengatasi 
banjir Jkt sampai selesai, apa benar banjir Jkt. bisa terselesaikan dengan 
baik. Saya yakin Ahok ketika bikin program mengatasi banjir juga sudah gunakan 
ahli-pengairan dan sudah disahkan DPRD Jkt untuk dilaksanakan! Pro-kontra 
komentar yang keluar selama ini belum tentu mengetahui program mengatasi banjir 
Ahok secara keseluruhannya, dan, ... masih jauh dari selesai!

 

Namun saya pernah baca laporan mengapa Beijing belasan tahun yl. terkendala 
banjir dibanyak wilayah sekalipun hujan tidak lebat? Memang menarik sehubungan 
pembangunan kota metropolitan, dimana bangunan tinggi pencakar langit terjadi, 
jalan lalu-lintas begitu lebar dan panjang, dan, ... praktis tidak nampak 
adanya tanah lagi, karena adanya trotoar dari pinggir jalan masuk sampai 
gedung-gedung, ... akibatnya, lapisan bumi kota Beijing itu tidak ada lagi 
tanah yang mampu menghisap air hujan. Sedang lubang got-got dipinggir jalan 
ternyata tidak berkecukupan menampung air hujan yang memang juga lebih ekstrim 
dalam tahun-tahun terakhir ini. Jadi, saat bangun kota-modern juga harus 
perhitungkan bangun penampungan air dibawah tanah yang jauh lebih BESAR, dan 
berkemampuan membuang air lebih cepat dari air hujan yang turun dari langit 
itu. Itulah yang kemudian dibangun di Beijing beberapa tahun terakhir ini, ... 
dan berhasil mengatasi banjir.

 

Masalah reklamasi pantai utara Jkt, saya juga tidak mengikuti bagaimana program 
itu direncanakan dan dilaksanakan, dengan menebas gunung-gunung di Banten? Yang 
saya tahu bagaimana caranya HK, melakukan reklamasi tahap-I sejak awal 1980, 
dimasa koloni Inggris, tanah yang digunakan untuk menguruk itu dari galian 
terowongan jalan MTR. Jadi dipadu pembangunan jalur MTR dengan reklamasi 
memperluas daratan pesisir utara pulau HK. Tapi, pada saat  pelaksanaan 
tahap-II, di awal tahun 2004 hendak membongkar pelabuhan Ferry di Central 
(lama) yang sudah dipindah beroperasi ketempat baru hasil reklamasi itu, 
diprotes dan ditentang keras kelompok Demokrat dengan aksi-aksi demo menduduki 
pelabuhan, ... proyek jadi harus tertunda sampai berapa bulan, dan, ... 
pemerintah HK yang sedang defisit TETAP harus bayar ganti-rugi dengan 
terbengkalainya proyek reklamasi tahap-II itu. Begitulah kelompok Demokrat HK 
yang jelas begundalnya koloni Inggris berhasil mengacau dan membuat kerugian 
besar pada pemerintah HK, hanya berdalih “penghijauan”, yang katanya reklamasi 
itu merusak lingkungan, mempersempit Victoria Bay jadi sungai, ...! Padahal 
Gembong-Gembong mereka yang duduk di legislatif HK juga IKUT menyetujui dan 
mensahkan program reklamasi dimasa koloni Inggris dahulu! Ada-ada saja ulahnya 
merongrong pemerintah HK, ... tanpa peduli kerugian yg diderita warga HK!

 

Salam,

ChanCT

 

 

-----原始郵件-----

From: 'Lusi D.' lusi_d@... [GELORA45]

Sent: Thursday, February 16, 2017 5:50 PM

To:  <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> nasional-l...@yahoogroups.com ;  
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com ; Hsin Hui Lin

Cc: Tatiana ; Jonathan Goeij ; Daeng ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Mitri 
; Gol ; Harry Singgih ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Ajeg ; Mang Broto ; 
Farida Ishaja ; Marsiswo Dirgantoro ; Billy Gunadi ; writejohan@... ; indo1@... 
; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] ; octaviasyafarwati@... 
; C. Manuputty ; denise_zaitun@.. ; Oman Romana ; N. Nugroho

Subject: Fw: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara [1 Attachment]

 

Nah bung Chan, bagaimana dengan pendapat dan analisa Susi Pudjiastuti

ttg sebab-sebab kebanjiran yang saya teruskan dibawah ini?

 

Kalau kita cermati, sebenarnya pendapat Susi ini lebih ilmiah, lebih

memperhatikan kepentingan nasional dan boleh dikatakan bertentangan

dengan mentalitet ketundukan penguasa RI dan DKI Jakarta terhadap kaum

konglomerat reklamator maupun Worldbank dan IMF.

 

Lusi.-

 

 

 

 

SUARA PEMBARUAN, 5 Oktober 2016 | 9:20

 

SUSI: PROGRAM PENANGGULANGAN BANJIR JAKARTA JUSTRU MENGUNDANG

BANJIR YANG LEBIH BESAR

 

[JAKARTA] Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti mengaku tak

heran dengan banjir yang masih terus melanda Jakarta. Sebagai seorang

yang berkecimpung di bidSusi: Program Penanggulangan Banjir Jakarta

Justru Mengundang Banjir yang Lebih Besar Rabu, 5 Oktober 2016 |

9:20ang lingkungan, Susi menilai program-program penanggulangan banjir

yang dicanangkan Pemprov DKI justru mengundang banjir yang lebih besar.

 

"Kalau kita orang lingkungan hidup dengan (melihat) pembangunan Jakarta

ini terutama tata kelola air, kita sih bilang Jakarta banjir ya tidak

aneh. Wong memang the way it's designed and constructed right now

adalah it's a flood in program," kata Susi dalam diskusi publik

"Kebijakan Reklamasi: menilik tujuan, manfaat, dan efeknya" di Gedung

KPK, Jakarta, Selasa (4/10).

 

Susi memaparkan, program normalisasi sungai justru meluruskan daerah

aliran sungai (DAS). Akibatnya, air sungai dari hulu mengalir dengan

cepat ke hilir. Selain itu, sisi sungai ditanggul yang membuat air

sungai tidak meresap ke tanah. Sementara proyek reklamasi di pantai

utara Jakarta yang merupakan bagian proyek penanggulan banjir Jakarta

National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea

wall (tanggul laut raksasa) justru menjauhkan air sungai dengan laut.

 

"Sungai diluruskan, ditanggul, jadi air tidak ke mana-mana. Kencang

dari hulu ke hilir, nah di pinggir direklamasi. Jadi air dipercepat

turun ke bawah, pantainya dijauhin. It's flood in project. Bukan

membendung, mempercepat air hulu, lalu memperlambat air keluar dari

daratan Jakarta," jelasnya.

 

Hal ini, kata Susi diperparah dengan disedotnya air tanah Jakarta yang

membuat pori-pori tanah semakin keropos. Akibatnya, permukaan tanah

Jakarta semakin menurun yang membuat air laut masuk.

 

"Sehingga air laut masuk. Jadi dua. Satu banjir dari naiknya air laut,

kedua cepatnya turun dari hulu karena dipercepat, penyodetan,

pelurusan. Jadi tidak ada komprehensif pembangunan water set di mana

DAS diperbaiki, sungai direnaturalisasi, dikembalikan belok-belok

supaya lambat lagi. Kalau (DAS) dilurusin erosinya juga akan lebih

kencang. Sedimentasi tidak keluar karena kanan kirinya ditanggul. Jadi

ke mana itu lumpur yang menaikkan permukaan dasar sungai?. Permukaan

dasar sungai naik, memangnya air berkurang setiap tahun? Tidak. Air

tetap sama tiap tahun datangnya. Tapi permukaan dasar sungai naik

berarti daya tampung air kurang. Tanggulnya ditinggiin lagi dan suatu

saat tidak kuat, jebol. Banjir bandang. Itu yang terjadi," paparnya.

 

Lebih jauh, Susi menilai, reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta

yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) belum

tentu menjadi solusi banjir Jakarta. Hal ini lantaran proyek reklamasi

dilakukan tanpa lebih dulu membangun bendungan untuk menyimpan

kelebihan air di Jakarta.

 

"Saya dengarnya mau bangun bendungan, bendungannya belum jadi.

Bendungan kan untuk menyimpan kelebihan air Jakarta untuk ditampung

sebagai salah satu air minum, air tawar Jakarta, tetapi bendungan belum

jadi, pulau-pulau reklamasi sudah terjadi. Jadi ya tempat airnya ke

mana?" ungkapnya.

 

Susi menegaskan, pernyataannya ini sebagai pribadi bukan sebagai

Menteri Kelautan dan Perikanan.

 

"Itu satu pendapat saya sebagai orang yang peduli kepada lingkungan,

bukan sebagai menteri, komentar saja tentang Jakarta banjir," kata Susi.

 

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi menyatakan, reklamasi di

pantai utara Jakarta bukan hanya kewenangan Pemprov DKI. Menurutnya,

proyek ini seharusnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat karena total

luas 17 pulau yang direklamasi mencapai 5.100 hektar. Apalagi,

reklamasi ini juga bersinggungan dengan kepentingan Jawa Barat dan

Banten. Untuk itu, Susi menilai tepat kajian mengenai reklamasi ini

dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Dengan kewenangan berada di pemerintah pusat, dampak lingkungan,

sosial, ekonomi, dan lainnya akibat dari reklamasi teluk Jakarta dapat

dikaji secara komprehensif dan terintegrasi.

 

"Mosok iyo Jakarta dibilang bukan kawasan strategis nasional. Jakarta

ini Ibu Kota Indonesia dan 17 pulau itu besar sekali 5.100 hektar.

Memang kalau dibikin per pulau kecil di bawah 500 haektar yang izinnya

tidak sampai ke pusat, tetapi kalau 17 pulau dijumlahin ya jadi 5.100

hektar. dan dampaknya seperti itu apa. Itulah amdal yang komprehensi

sangat dibutuhkan. dan ini melibatkan tiga provinsi. Jawa Barat, Banten

dan Jakarta karena tanah yang dipakai nguruk dari Banten," paparnya.

 

Susi menegaskan, pihaknya berupaya mematuhi instruksi Presiden Joko

Widodo mengenai reklamasi ini. Presiden, kata Susi, menyatakan

reklamasi tidak boleh merusak lingkungan, merugikan nelayan dan harus

sebesar-besarnya untuk kepentingan umum serta tidak ada aturan yang

ditabrak. Selain itu, Presiden mengingatkan agar proyek reklamasi ini

dikendalikan oleh pemerintah bukan oleh pihak swasta.

 

"Jadi saya pikir sudah betul bahwa urusan yang misalnya urusan Jakarta

ini dibawa satu proyek yang ditangani (pemerintah) pusat dan Presiden

juga pesan harusnya menjadi government driven bukan private driven,"

tegasnya. [F-5]

 

 

 

 

Beginn der weitergeleiteten Nachricht:

 

Datum: Thu, 16 Feb 2017 09:57:19 +0800

Von: "'Chan CT' SADAR@... [GELORA45]"

< <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com> An: < 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com>, "Tatiana

Lukman" <jetaimemucho1@... <mailto:jetaimemucho1@...> > Betreff: Re: [GELORA45] 
Kesumat

Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara

 

 

Lho, ... bukankah bagi setiap orang, tak peduli “kiri” atau “kanan”

kalau saja seorang warga hendak MEMPERBAIKI hidup dan nasibnya, harus

berpikir apa yang bisa dilakukan dan kerjakan sesuai kemampuan yang

ada. Bukan dalam mimpi hayalan bagaikan sicebol merindukan BULAN!

 

Saya melihat, sesuai dengan kekuatan RAKYAT yang masih lemah, apa yang

bisa dicapai sekarang ini, ya mencoba memilih PIMPINAN

 

[JAKARTA] Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti mengaku tak

heran dengan banjir yang masih terus melanda Jakarta. Sebagai seorang

yang berkecimpung di bidang lingkungan, Susi menilai program-program

penanggulangan banjir yang dicanangkan Pemprov DKI justru mengundang

banjir yang lebih besar.

 

"Kalau kita orang lingkungan hidup dengan (melihat) pembangunan Jakarta

ini terutama tata kelola air, kita sih bilang Jakarta banjir ya tidak

aneh. Wong memang the way it's designed and constructed right now

adalah it's a flood in program," kata Susi dalam diskusi publik

"Kebijakan Reklamasi: menilik tujuan, manfaat, dan efeknya" di Gedung

KPK, Jakarta, Selasa (4/10).

 

Susi memaparkan, program normalisasi sungai justru meluruskan daerah

aliran sungai (DAS). Akibatnya, air sungai dari hulu mengalir dengan

cepat ke hilir. Selain itu, sisi sungai ditanggul yang membuat air

sungai tidak meresap ke tanah. Sementara proyek reklamasi di pantai

utara Jakarta yang merupakan bagian proyek penanggulan banjir Jakarta

National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea

wall (tanggul laut raksasa) justru menjauhkan air sungai dengan laut.

 

"Sungai diluruskan, ditanggul, jadi air tidak ke mana-mana. Kencang

dari hulu ke hilir, nah di pinggir direklamasi. Jadi air dipercepat

turun ke bawah, pantainya dijauhin. It's flood in project. Bukan

membendung, mempercepat air hulu, lalu memperlambat air keluar dari

daratan Jakarta," jelasnya.

 

Hal ini, kata Susi diperparah dengan disedotnya air tanah Jakarta yang

membuat pori-pori tanah semakin keropos. Akibatnya, permukaan tanah

Jakarta semakin menurun yang membuat air laut masuk

 

"Sehingga air laut masuk. Jadi dua. Satu banjir dari naiknya air laut,

kedua cepatnya turun dari hulu karena dipercepat, penyodetan,

pelurusan. Jadi tidak ada komprehensif pembangunan water set di mana

DAS diperbaiki, sungai direnaturalisasi, dikembalikan belok-belok

supaya lambat lagi. Kalau (DAS) dilurusin erosinya juga akan lebih

kencang. Sedimentasi tidak keluar karena kanan kirinya ditanggul. Jadi

ke mana itu lumpur yang menaikkan permukaan dasar sungai?. Permukaan

dasar sungai naik, memangnya air berkurang setiap tahun? Tidak. Air

tetap sama tiap tahun datangnya. Tapi permukaan dasar sungai naik

berarti daya tampung air kurang. Tanggulnya ditinggiin lagi dan suatu

saat tidak kuat, jebol. Banjir bandang. Itu yang terjadi," paparnya.

 

Lebih jauh, Susi menilai, reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta

yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) belum

tentu menjadi solusi banjir Jakarta. Hal ini lantaran proyek reklamasi

dilakukan tanpa lebih dulu membangun bendungan untuk menyimpan

kelebihan air di Jakarta.

 

"Saya dengarnya mau bangun bendungan, bendungannya belum jadi.

Bendungan kan untuk menyimpan kelebihan air Jakarta untuk ditampung

sebagai salah satu air minum, air tawar Jakarta, tetapi bendungan belum

jadi, pulau-pulau reklamasi sudah terjadi. Jadi ya tempat airnya ke

mana?" ungkapnya.

 

Susi menegaskan, pernyataannya ini sebagai pribadi bukan sebagai

Menteri Kelautan dan Perikanan.

 

"Itu satu pendapat saya sebagai orang yang peduli kepada lingkungan,

bukan sebagai menteri, komentar saja tentang Jakarta banjir," kata Susi.

 

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi menyatakan, reklamasi di

pantai utara Jakarta bukan hanya kewenangan Pemprov DKI. Menurutnya,

proyek ini seharusnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat karena total

luas 17 pulau yang direklamasi mencapai 5.100 hektar. Apalagi,

reklamasi ini juga bersinggungan dengan kepentingan Jawa Barat dan

Banten. Untuk itu, Susi menilai tepat kajian mengenai reklamasi ini

dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Dengan kewenangan berada di pemerintah pusat, dampak lingkungan,

sosial, ekonomi, dan lainnya akibat dari reklamasi teluk Jakarta dapat

dikaji secara komprehensif dan terintegrasi.

 

"Mosok iyo Jakarta dibilang bukan kawasan strategis nasional. Jakarta

ini Ibu Kota Indonesia dan 17 pulau itu besar sekali 5.100 hektar.

Memang kalau dibikin per pulau kecil di bawah 500 haektar yang izinnya

tidak sampai ke pusat, tetapi kalau 17 pulau dijumlahin ya jadi 5.100

hektar. dan dampaknya seperti itu apa. Itulah amdal yang komprehensi

sangat dibutuhkan. dan ini melibatkan tiga provinsi. Jawa Barat, Banten

dan Jakarta karena tanah yang dipakai nguruk dari Banten," paparnya.

 

Susi menegaskan, pihaknya berupaya mematuhi instruksi Presiden Joko



Kirim email ke