Koq lucu koq bisa bilang djie bikin riset bagus? Apa risetnya djie? Riset reklamasi sudah ada ditangan di DKI. Masalahnya ente hanya ngejeplek aja. Ente gak ngerti reklamasi itu sendiri. Belum lagi masalah AMDAL. Apalagi DKI. Ente itu maen2 diotak ente sendiri lalu karena sok jadi pahlawan lalu bikin statement: pindah2 tanah dan ngerampok tanah.
Koq dibilang “dalam diskusi ini”? diskusi apa? mana ada diskusi? Ente itu bikin opini bahwa reklamasi itu jelek krn tanah dipindah2 alias ngerampok tanah! Kalau mau diskusi mulai dulu dari pengertian reklamasi alias land fill itu. Lihat kenapa orang2 melakukan reklamasi ini. gimana sejarahnya. Itu baru diskusi. Belum apa2 sudah langsung ngecap reklamasi jelek?! Diskusi apa? ndablek! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, February 17, 2017 3:16 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara Anda bikin topik riset yg bagus, mungkin anda berminat melakukan risetnya kalau belum ada yg hitung. Tetapi dalam diskusi ini, supaya gampangnya kita kesampingkan dulu es yg meleleh, anggap saja dengan asumsi setiap m2 tanah reklamasi sekian m2 itu juga tanah yang tenggelam. Saya dapatkan artikel tentang reklamasi di Tiongkok, yg didaftar bawah ini hanya beberapa saja belum keseluruhan, tetapi bisa dilihat disana ada 2x luas Los Angeles, seluas San Francisco, 2x Paris, seluas kombinasi London dan Munich, dlsb. ada ribuan km2. Tapi ya tanah yang tenggelam itu khan ditempat lain, dus sebenarnya khan tidak begitu jauh dengan ngerampok. * Tianjin port, the largest in north China, was constructed on 107km2 of land that was reclaimed from Bohai Bay. * An expanse of land twice the size of Los Angeles has already been reclaimed by Tangshan to create the Caofeidian new economic zone. There are plans to add on an additional San Francisco-sized portion by 2020. * In Guangdong Province, Dongguan and Shantou are tacking on 44.6km2 and 24 km2respectively, while the new Qianhai FTZ, in Shenzhen, is being built on 15 km2 of land taken from the sea. * Sanya created something dubbed the “Oriental Dubai” by building an artificial archipelago for luxury hotels and an international cruise ship port. * Taizhou is currently expanding by more than twice the size of Paris into the sea. * Yuhuan county manufactured land for a new area the size of Milwaukee. * Jiangsu Province is currently reclaiming 21 parcels of land from the Yellow Sea, totalling 1,817 km2. That’s the size of London and Munich combined. http://wwwcitymetric.com/skylines/gift-sea-through-land-reclamation-china-keeps-growing-and-growing-1350 <http://www.citymetric.com/skylines/gift-sea-through-land-reclamation-china-keeps-growing-and-growing-1350> ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <djiekh@... <mailto:djiekh@...> > wrote : Apa sudah ada yang menghitung berapa naiknya permukaan air laut dengan adanya reklamasi ? Semua baru bisa dikatakan berpengaruh besar atau kecil kalau sudah dinyatakan dengan angka berdasarkan perhitungan. Misalkan volume reklamasi yang di bawah permukaan laut x m3. Luas permukaan laut seluruh dunia y m2 Kenaikan permukaan laut karena reklamasi z = x/y dalam m Kalau sudah dihitung baru dapat dikatakan significant atau tidak, juga bila dibandingkan dengan volume es yang meleleh yang menyebabkan kenaikan permukaan laut. 2017-02-17 16:59 GMT+01:00 Jonathan Goeij <mailto:jonathangoeij@...> jonathangoeij@... [GELORA45] < <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com>: Bung Chan, kelihatannya sekarang jadi terbalik anda yg jadi pencinta lingkungan ha ha ha padahal alasan anda mengecam para demonstran pencinta lingkungan hidup itu khan masalah duit "membuat kerugian besar pada pemerintah HK, hanya berdalih “penghijauan”, yang katanya reklamasi itu merusak lingkungan, mempersempit Victoria Bay jadi sungai" sekarang saya kasih solusi yg bisa mendatangkan keuntungan besar bagi pemerintahan HK anda kok malah tidak setuju. Alasan utama diadakan reklamasi itu khan cuman menambah tanah itu saja, tidak lebih tidak kurang, tapi tahukah tanah yg bisa didapat itu toh kenyataannya mengurangi tanah ditempat yang lain dus sebenarnya hanya ngerampok. Anggap saja HK reklamasi, Jakarta reklamasi, banyak tempat diseluruh dunia reklamasi, terus apa akibatnya? Yang pertama jelas permukaan air laut akan naik yang akan menggenangi dataran lain, di Indonesia saja setiap tahun ada berapa banyak pulau kecil yang tenggelam baik pulau kosong ataupun berpenghuni. Anda lihat ditambah dgn pembangunan Beijing, Jakarta, dan kota2 lain yg tidak memperhatikan lingkungan seperti yg telah anda singgung sebelumnya kurangnya tanah resapan ataupun banyaknya asap yg tak terkontrol, lihat saja salju saja sampai kotor berminyak begitu, akan menambah pemanasan global yang akan membuat es dikutub leleh akibatnya menambah tinggi permukaan air laut, dan kembali lagi pulau tenggelam dan dataran berkurang. Ini saya belum bicara hal yg dikemukakan Susi dibawah itu. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, <jonathangoeij@... <mailto:jonathangoeij@...> > wrote : kalau menyempit 300-500 meter tidak salah, apakah salah kalau 500-1000 meter atau sekalian diuruk semua atau di-sisa-in sedikit seluas kali ciliwung. kemacetan kebutuhan perumahan dll khan sudah jauh lebih dibanding 1980-an. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > wrote : Lho, ... bung sendiri mengatakan keindahan Vivtoria Bay itu membuat harga tanah dipantai melonjak tinggi, kalau Vic.Bay nya direklamasi habis menjadi daratan, dimana lagi keindahan itu? Itulah yang saya bilang kebablasan, ...! Bukankah reklamasi itu dirancang sesuai dengan KEBUTUHAN mendesak yang dianggap bisa mengatasi masalah yang dihadapi?! Ketika itu, dari sudut pandang tahun 1980-an, melihat kemacetan jalan di HK, khususnya diCentral, dirancanglah areklamasi memperluas daratan utara pulau HK, terbagi dalam 2 tahap. Tahap-I, Untuk memposisikan semua pelabuhan Ferry HK-Macau dan Ferry HK ke beberapa pulau-pulau sekitar, yg seluruhnya berjumlah 7 pelabuhan itu, dan tahap-II, reklamasi menarik garis lurus dengan deretan pelabuhan Ferry itu sampai Wan Chai, Gedung Exhibition, untuk perluasan jalan-raya dan entah pembangunan berapa Gedung lagi disitu. Bahwa Vic. Bay jadi sedikit menyempit sekitar 3-5ratus Meter tentu saja tidak salah! Tapi kalau dianggap merusak lingkungan, saya bilang itu sungguh keterlaluan! Itu mengada-ada untuk sabotase saja! Salam, ChanCT From: jonathangoeij@... [GELORA45] Sent: Friday, February 17, 2017 11:49 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara kebablasannya dimana bung Chan? bukankah harga tanah mahal banget dengan diuruknya victoria bay khan dapat tambahan tanah yg luar biasa, kebutuhan perumahan bisa dipenuhi, bisnis berkembang, duit bertambah. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroupscom> GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > wrote : Dalam kondisi sekarang ini, tentu pemikiran itu dikatakan kebablasan, yang tidak seharusnya begitu! Prinsip saya, kebutuahn dan kepentingan hidup MANUSIA harus didahulukan dan menjadi pertimbangan utama! Bukan sebaliknya, boleh saja kepentingan umat manusia yang dikorbankan untuk penghijauan dan atas nama demi lingkungan! Tapi nanti entah 100-200 tahun yang akan datang, dimana populasi melonjak dan HK sudah tidak ada cukup tanah daratan untuk dihuni, mungkin saja Victoria Bay ditutup jadi tanah daratan untuk dibangun rumah tinggal, atau umat manusia harus sebagian hijrah ke Mars? hehehee, ... Salam, ChanCT From: jonathangoeij@... [GELORA45] Sent: Friday, February 17, 2017 11:10 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara pingin tahu pendapat anda, seandainya victoria bay diuruk saja dijadikan tanah sehingga bisa dikembangkan bagaimana? ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > wrote : Lho, masalah banjir Beijing itu karena perancang kota kurang perhatikan adanya perubahan cuaca didunia yang jadi lebih ekstrim, disatu saat bisa kering tanpa hujan, disaat lain turun hujan jauh lebih lebat yang pernah dialami, ... jadi pembuatan lubang-lubang dan got perluasan kota masih dengan kapasitas penampungan air hujan yang dahulu. Sedang program reklamasi HK itu dirancang dan disahkan oleh Parlemen HK, dimana gembong-gembong demokrat juga ikut menyetujui dan mensahkan! Kenapa pelaksanaan ditahap ke-II, setelah HK kembali kepangkuan ibu-pertiwi malah ditentang hanya dengan alasan penghijauan, merusak lingkungan tanpa pedulikan kerugian besar bagi penduduk HK! Itu kan jelas, TUJUAN mereka, kaum Demokrat HK itu menjegal bahkan hendak membuat Pemerintah HK bangkrut! TIDAK mempedulikan kepentingan warga HK! Apanya yang bertolak-belakang, ...? Tidak mengerti apa maksud anda, ... Salam, ChanCT From: Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45] Sent: Friday, February 17, 2017 12:01 AM To: Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara Bung Chan, contoh anda tentang Beijing and Hong Kong secara prinsip keberpihakan anda bertolak belakang, pada contoh Beijing anda mengemukakan penyebab banjir karena kurangnya tanah resapan tidak memperhatikan lingkungan sedang pada contoh Hong Kong anda mengabaikan atau justru menyalahkan mereka yang memperhatikan lingkungan yang anda cap hanya berdalih penghijauan. On Thursday, February 16, 2017 7:21 AM, Chan CT <sadar@... <mailto:sadar@...> > wrote: Bung Lusi yb, Saya belum pernah pelajari sebab-sebab terjadinya banjir Jkt selama ini, jadi sulit kasih pendapat siapa yang benar dan ilmiah dalam mengatasi banjir di Jakarta, ... Biarlah sementara ini dikerjakan program Ahok dalam mengatasi banjir Jkt sampai selesai, apa benar banjir Jkt. bisa terselesaikan dengan baik. Saya yakin Ahok ketika bikin program mengatasi banjir juga sudah gunakan ahli-pengairan dan sudah disahkan DPRD Jkt untuk dilaksanakan! Pro-kontra komentar yang keluar selama ini belum tentu mengetahui program mengatasi banjir Ahok secara keseluruhannya, dan, ... masih jauh dari selesai! Namun saya pernah baca laporan mengapa Beijing belasan tahun yl. terkendala banjir dibanyak wilayah sekalipun hujan tidak lebat? Memang menarik sehubungan pembangunan kota metropolitan, dimana bangunan tinggi pencakar langit terjadi, jalan lalu-lintas begitu lebar dan panjang, dan, ... praktis tidak nampak adanya tanah lagi, karena adanya trotoar dari pinggir jalan masuk sampai gedung-gedung, ... akibatnya, lapisan bumi kota Beijing itu tidak ada lagi tanah yang mampu menghisap air hujan. Sedang lubang got-got dipinggir jalan ternyata tidak berkecukupan menampung air hujan yang memang juga lebih ekstrim dalam tahun-tahun terakhir ini. Jadi, saat bangun kota-modern juga harus perhitungkan bangun penampungan air dibawah tanah yang jauh lebih BESAR, dan berkemampuan membuang air lebih cepat dari air hujan yang turun dari langit itu. Itulah yang kemudian dibangun di Beijing beberapa tahun terakhir ini, ... dan berhasil mengatasi banjir. Masalah reklamasi pantai utara Jkt, saya juga tidak mengikuti bagaimana program itu direncanakan dan dilaksanakan, dengan menebas gunung-gunung di Banten? Yang saya tahu bagaimana caranya HK, melakukan reklamasi tahap-I sejak awal 1980, dimasa koloni Inggris, tanah yang digunakan untuk menguruk itu dari galian terowongan jalan MTR. Jadi dipadu pembangunan jalur MTR dengan reklamasi memperluas daratan pesisir utara pulau HK. Tapi, pada saat pelaksanaan tahap-II, di awal tahun 2004 hendak membongkar pelabuhan Ferry di Central (lama) yang sudah dipindah beroperasi ketempat baru hasil reklamasi itu, diprotes dan ditentang keras kelompok Demokrat dengan aksi-aksi demo menduduki pelabuhan, ... proyek jadi harus tertunda sampai berapa bulan, dan, ... pemerintah HK yang sedang defisit TETAP harus bayar ganti-rugi dengan terbengkalainya proyek reklamasi tahap-II itu. Begitulah kelompok Demokrat HK yang jelas begundalnya koloni Inggris berhasil mengacau dan membuat kerugian besar pada pemerintah HK, hanya berdalih “penghijauan”, yang katanya reklamasi itu merusak lingkungan, mempersempit Victoria Bay jadi sungai, ...! Padahal Gembong-Gembong mereka yang duduk di legislatif HK juga IKUT menyetujui dan mensahkan program reklamasi dimasa koloni Inggris dahulu! Ada-ada saja ulahnya merongrong pemerintah HK, ... tanpa peduli kerugian yg diderita warga HK! Salam, ChanCT -----原始郵件----- From: 'Lusi D.' lusi_d@... [GELORA45] Sent: Thursday, February 16, 2017 5:50 PM To: <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> nasional-l...@yahoogroups.com ; <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com ; Hsin Hui Lin Cc: Tatiana ; Jonathan Goeij ; Daeng ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Mitri ; Gol ; Harry Singgih ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Ajeg ; Mang Broto ; Farida Ishaja ; Marsiswo Dirgantoro ; Billy Gunadi ; writejohan@... ; indo1@... ; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] ; octaviasyafarwati@... ; C. Manuputty ; denise_zaitun@.. ; Oman Romana ; N. Nugroho Subject: Fw: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara [1 Attachment] Nah bung Chan, bagaimana dengan pendapat dan analisa Susi Pudjiastuti ttg sebab-sebab kebanjiran yang saya teruskan dibawah ini? Kalau kita cermati, sebenarnya pendapat Susi ini lebih ilmiah, lebih memperhatikan kepentingan nasional dan boleh dikatakan bertentangan dengan mentalitet ketundukan penguasa RI dan DKI Jakarta terhadap kaum konglomerat reklamator maupun Worldbank dan IMF. Lusi.- SUARA PEMBARUAN, 5 Oktober 2016 | 9:20 SUSI: PROGRAM PENANGGULANGAN BANJIR JAKARTA JUSTRU MENGUNDANG BANJIR YANG LEBIH BESAR [JAKARTA] Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti mengaku tak heran dengan banjir yang masih terus melanda Jakarta. Sebagai seorang yang berkecimpung di bidSusi: Program Penanggulangan Banjir Jakarta Justru Mengundang Banjir yang Lebih Besar Rabu, 5 Oktober 2016 | 9:20ang lingkungan, Susi menilai program-program penanggulangan banjir yang dicanangkan Pemprov DKI justru mengundang banjir yang lebih besar. "Kalau kita orang lingkungan hidup dengan (melihat) pembangunan Jakarta ini terutama tata kelola air, kita sih bilang Jakarta banjir ya tidak aneh. Wong memang the way it's designed and constructed right now adalah it's a flood in program," kata Susi dalam diskusi publik "Kebijakan Reklamasi: menilik tujuan, manfaat, dan efeknya" di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (4/10). Susi memaparkan, program normalisasi sungai justru meluruskan daerah aliran sungai (DAS). Akibatnya, air sungai dari hulu mengalir dengan cepat ke hilir. Selain itu, sisi sungai ditanggul yang membuat air sungai tidak meresap ke tanah. Sementara proyek reklamasi di pantai utara Jakarta yang merupakan bagian proyek penanggulan banjir Jakarta National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) justru menjauhkan air sungai dengan laut. "Sungai diluruskan, ditanggul, jadi air tidak ke mana-mana. Kencang dari hulu ke hilir, nah di pinggir direklamasi. Jadi air dipercepat turun ke bawah, pantainya dijauhin. It's flood in project. Bukan membendung, mempercepat air hulu, lalu memperlambat air keluar dari daratan Jakarta," jelasnya. Hal ini, kata Susi diperparah dengan disedotnya air tanah Jakarta yang membuat pori-pori tanah semakin keropos. Akibatnya, permukaan tanah Jakarta semakin menurun yang membuat air laut masuk. "Sehingga air laut masuk. Jadi dua. Satu banjir dari naiknya air laut, kedua cepatnya turun dari hulu karena dipercepat, penyodetan, pelurusan. Jadi tidak ada komprehensif pembangunan water set di mana DAS diperbaiki, sungai direnaturalisasi, dikembalikan belok-belok supaya lambat lagi. Kalau (DAS) dilurusin erosinya juga akan lebih kencang. Sedimentasi tidak keluar karena kanan kirinya ditanggul. Jadi ke mana itu lumpur yang menaikkan permukaan dasar sungai?. Permukaan dasar sungai naik, memangnya air berkurang setiap tahun? Tidak. Air tetap sama tiap tahun datangnya. Tapi permukaan dasar sungai naik berarti daya tampung air kurang. Tanggulnya ditinggiin lagi dan suatu saat tidak kuat, jebol. Banjir bandang. Itu yang terjadi," paparnya. Lebih jauh, Susi menilai, reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) belum tentu menjadi solusi banjir Jakarta. Hal ini lantaran proyek reklamasi dilakukan tanpa lebih dulu membangun bendungan untuk menyimpan kelebihan air di Jakarta. "Saya dengarnya mau bangun bendungan, bendungannya belum jadi. Bendungan kan untuk menyimpan kelebihan air Jakarta untuk ditampung sebagai salah satu air minum, air tawar Jakarta, tetapi bendungan belum jadi, pulau-pulau reklamasi sudah terjadi. Jadi ya tempat airnya ke mana?" ungkapnya. Susi menegaskan, pernyataannya ini sebagai pribadi bukan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. "Itu satu pendapat saya sebagai orang yang peduli kepada lingkungan, bukan sebagai menteri, komentar saja tentang Jakarta banjir," kata Susi. Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi menyatakan, reklamasi di pantai utara Jakarta bukan hanya kewenangan Pemprov DKI. Menurutnya, proyek ini seharusnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat karena total luas 17 pulau yang direklamasi mencapai 5.100 hektar. Apalagi, reklamasi ini juga bersinggungan dengan kepentingan Jawa Barat dan Banten. Untuk itu, Susi menilai tepat kajian mengenai reklamasi ini dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dengan kewenangan berada di pemerintah pusat, dampak lingkungan, sosial, ekonomi, dan lainnya akibat dari reklamasi teluk Jakarta dapat dikaji secara komprehensif dan terintegrasi. "Mosok iyo Jakarta dibilang bukan kawasan strategis nasional. Jakarta ini Ibu Kota Indonesia dan 17 pulau itu besar sekali 5.100 hektar. Memang kalau dibikin per pulau kecil di bawah 500 haektar yang izinnya tidak sampai ke pusat, tetapi kalau 17 pulau dijumlahin ya jadi 5.100 hektar. dan dampaknya seperti itu apa. Itulah amdal yang komprehensi sangat dibutuhkan. dan ini melibatkan tiga provinsi. Jawa Barat, Banten dan Jakarta karena tanah yang dipakai nguruk dari Banten," paparnya. Susi menegaskan, pihaknya berupaya mematuhi instruksi Presiden Joko Widodo mengenai reklamasi ini. Presiden, kata Susi, menyatakan reklamasi tidak boleh merusak lingkungan, merugikan nelayan dan harus sebesar-besarnya untuk kepentingan umum serta tidak ada aturan yang ditabrak. Selain itu, Presiden mengingatkan agar proyek reklamasi ini dikendalikan oleh pemerintah bukan oleh pihak swasta. "Jadi saya pikir sudah betul bahwa urusan yang misalnya urusan Jakarta ini dibawa satu proyek yang ditangani (pemerintah) pusat dan Presiden juga pesan harusnya menjadi government driven bukan private driven," tegasnya. [F-5] Beginn der weitergeleiteten Nachricht: Datum: Thu, 16 Feb 2017 09:57:19 +0800 Von: "'Chan CT' SADAR@... [GELORA45]" < <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com> An: < <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com>, "Tatiana Lukman" <jetaimemucho1@... <mailto:jetaimemucho1@...> > Betreff: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun Jatinegara Lho, ... bukankah bagi setiap orang, tak peduli “kiri” atau “kanan” kalau saja seorang warga hendak MEMPERBAIKI hidup dan nasibnya, harus berpikir apa yang bisa dilakukan dan kerjakan sesuai kemampuan yang ada. Bukan dalam mimpi hayalan bagaikan sicebol merindukan BULAN! Saya melihat, sesuai dengan kekuatan RAKYAT yang masih lemah, apa yang bisa dicapai sekarang ini, ya mencoba memilih PIMPINAN [JAKARTA] Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti mengaku tak heran dengan banjir yang masih terus melanda Jakarta. Sebagai seorang yang berkecimpung di bidang lingkungan, Susi menilai program-program penanggulangan banjir yang dicanangkan Pemprov DKI justru mengundang banjir yang lebih besar. "Kalau kita orang lingkungan hidup dengan (melihat) pembangunan Jakarta ini terutama tata kelola air, kita sih bilang Jakarta banjir ya tidak aneh. Wong memang the way it's designed and constructed right now adalah it's a flood in program," kata Susi dalam diskusi publik "Kebijakan Reklamasi: menilik tujuan, manfaat, dan efeknya" di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (4/10). Susi memaparkan, program normalisasi sungai justru meluruskan daerah aliran sungai (DAS). Akibatnya, air sungai dari hulu mengalir dengan cepat ke hilir. Selain itu, sisi sungai ditanggul yang membuat air sungai tidak meresap ke tanah. Sementara proyek reklamasi di pantai utara Jakarta yang merupakan bagian proyek penanggulan banjir Jakarta National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) justru menjauhkan air sungai dengan laut. "Sungai diluruskan, ditanggul, jadi air tidak ke mana-mana. Kencang dari hulu ke hilir, nah di pinggir direklamasi. Jadi air dipercepat turun ke bawah, pantainya dijauhin. It's flood in project. Bukan membendung, mempercepat air hulu, lalu memperlambat air keluar dari daratan Jakarta," jelasnya. Hal ini, kata Susi diperparah dengan disedotnya air tanah Jakarta yang membuat pori-pori tanah semakin keropos. Akibatnya, permukaan tanah Jakarta semakin menurun yang membuat air laut masuk "Sehingga air laut masuk. Jadi dua. Satu banjir dari naiknya air laut, kedua cepatnya turun dari hulu karena dipercepat, penyodetan, pelurusan. Jadi tidak ada komprehensif pembangunan water set di mana DAS diperbaiki, sungai direnaturalisasi, dikembalikan belok-belok supaya lambat lagi. Kalau (DAS) dilurusin erosinya juga akan lebih kencang. Sedimentasi tidak keluar karena kanan kirinya ditanggul. Jadi ke mana itu lumpur yang menaikkan permukaan dasar sungai?. Permukaan dasar sungai naik, memangnya air berkurang setiap tahun? Tidak. Air tetap sama tiap tahun datangnya. Tapi permukaan dasar sungai naik berarti daya tampung air kurang. Tanggulnya ditinggiin lagi dan suatu saat tidak kuat, jebol. Banjir bandang. Itu yang terjadi," paparnya. Lebih jauh, Susi menilai, reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) belum tentu menjadi solusi banjir Jakarta. Hal ini lantaran proyek reklamasi dilakukan tanpa lebih dulu membangun bendungan untuk menyimpan kelebihan air di Jakarta. "Saya dengarnya mau bangun bendungan, bendungannya belum jadi. Bendungan kan untuk menyimpan kelebihan air Jakarta untuk ditampung sebagai salah satu air minum, air tawar Jakarta, tetapi bendungan belum jadi, pulau-pulau reklamasi sudah terjadi. Jadi ya tempat airnya ke mana?" ungkapnya. Susi menegaskan, pernyataannya ini sebagai pribadi bukan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. "Itu satu pendapat saya sebagai orang yang peduli kepada lingkungan, bukan sebagai menteri, komentar saja tentang Jakarta banjir," kata Susi. Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi menyatakan, reklamasi di pantai utara Jakarta bukan hanya kewenangan Pemprov DKI. Menurutnya, proyek ini seharusnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat karena total luas 17 pulau yang direklamasi mencapai 5.100 hektar. Apalagi, reklamasi ini juga bersinggungan dengan kepentingan Jawa Barat dan Banten. Untuk itu, Susi menilai tepat kajian mengenai reklamasi ini dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dengan kewenangan berada di pemerintah pusat, dampak lingkungan, sosial, ekonomi, dan lainnya akibat dari reklamasi teluk Jakarta dapat dikaji secara komprehensif dan terintegrasi. "Mosok iyo Jakarta dibilang bukan kawasan strategis nasional. Jakarta ini Ibu Kota Indonesia dan 17 pulau itu besar sekali 5.100 hektar. Memang kalau dibikin per pulau kecil di bawah 500 haektar yang izinnya tidak sampai ke pusat, tetapi kalau 17 pulau dijumlahin ya jadi 5.100 hektar. dan dampaknya seperti itu apa. Itulah amdal yang komprehensi sangat dibutuhkan. dan ini melibatkan tiga provinsi. Jawa Barat, Banten dan Jakarta karena tanah yang dipakai nguruk dari Banten," paparnya. Susi menegaskan, pihaknya berupaya mematuhi instruksi Presiden Joko