Kemauan itu sebaiknya tetap di dalam koridor ketatanegaraan / hukum. Dan faktanya, ketika orang minta kembali ke UUD'45 mereka malah ditangkapi dengan tuduhan makar. Padahal, hanya dengan kembali ke UUD'45 maka kedudukan MPR sebagai Lembaga Tertinggi bisa dipulihkan. Dengan demikian, lembaga ini bisa mengoreksi bahkan mencabut keputusan-keputusan MPR dalam bentuk ketetapan (TAP MPR). Dalam hal ini tentu dengan mencabut dulu TAP MPR No I/2003 yang memperkuat pemberlakuan TAP MPRS No XXV/1966 tentang pembubaran PKI itu. Ini yang saya bilang reformasi omongkosong dan Megawati/PDIP dodol. Sebab, saat itu Megawati adalah presiden yang partainya mayoritas di DPR/MPR. Dan, faktanya, rezim ini malah mengeluarkan TAP MPR No I/2003 untuk memperkuat pemberlakuan TAP MPRS No XXV/1966 ǃ Jadi, kalau Anda bicara soal kemauan, jelas siapa yang tidak punya kemauan untuk mencabut TAP MPRS No XXV/1966. Itu kalau Anda setuju dengan kemauan yang mengikuti aturan tatanegara / hukum. Kalau memakai kemauan di luar koridor hukum, kemungkinan besar situasi bakal berkembang tidak terprediksi. Negara-negara yang selama ini ancang-ancang memecah NKRI bakal kegatelan hebat. Apalagi Jokowi mau saja disuruh main gebuk. Pertama-tama menangkapi mereka yang minta kembali ke UUD'45 dengan tuduhan makar... Luarbiasa. Apa jadinya kalau rombongan Jokowi ini ada saat Soekarno melakukan dekrit 5 Juli.
Anda boleh bilang semua ini tidak nalar. Saya bilang, Megawati sudah menjerumuskan bangsa ini ke dalam lingkaran setan. Sekedar mengingatkan, ketua PDIP itu juga mati-matian mencegah Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit kembali ke UUD'45. Lumrah saja Gus Dur lantas menyebut "bodo". Anda juga boleh membanggakan AS punya partai komunis. Dan itu bikin saya tersipu-sipu lantaran partai setua itu samasekali tidak berbunyi dalam pemilu (sambil ketawa saya teringat logo PDIP yang mendengus, bermata merah, dan mengaku sebagai partainya wong cilik). --- jonathangoeij@... wrote: Yg penting itu kemauan utk mencabut TAP MPRS itu dan perbandingan kekuatan politik yg mendukung dan menentang. Yg bilang tidak bisa dicabut itu khan Mahfud MD yg memang pro pada TAP terus bikin uraian yg seakan mencabut TAP tidak mungkin, tetapi toh pendapat si Mahfud itu belum tentu benar. Indonesia itu negara yg paling aneh dan tidak masuk nalar sama sekali, "ideologi sosialis/komunis itu ada dan tertanam dalam masyarakat Indonesia" tetapi kemudian diberangus dipidanakan. Sedemikian tidak sadarnya bahkan si Gatot Nurmantyo yg berulang kali mengutarakan sikap anti komunisnya eh malah baca puisi berjiwa komunis. ha ha ha ha. Kalau bilang USA anti komunis toh pada kenyataannya partai komunis bisa berdiri dengan bebas hampir 100 th lamanya bisa ikut pemilu orang pakai palu arit juga bebas saja. Semuanya itu legal. Tambahan lagi, presiden yg lama dibilang komunis sedang presiden yg sekarang boneka komunis. --- ajegilelu@... wrote : Syukurlah dalam tempo singkat sekarang Anda tahu siapa di dunia ini yang paling anti terhadap faham komunis. Wajar Anda jadi buru-buru beralih ke soal lain (TAP MPRS) dengan meminta jawaban ringkas dari apa yang sudah pernah saya berikan - padahal waktu itu Anda langsung balik badan juga. Rapopo, saya persingkat sekali lagi: Dengan kedudukan MPR yang tidak lagi sebagai lembaga tertinggi lalu siapa sekarang yang bisa mencabut TAP MPRS menurut Anda? Anda juga terpikir mau memidanakan si pembaca puisi itu? Silakan, https://groups.yahoo.com/neo/groups/gelora45/conversations/messages/187246 --- jonathangoeij@... wrote: Ringkas saja daripada ngalor ngidul, menurut anda TAP MPRS yg melarang sosialisme/komunisme itu perlu dicabut atau tidak? Apakah mereka yg menulis dan membaca puisi "BUKAN KAMI PUNYA" itu melanggar hukum dan perlu dipidanakan? --- ajegilelu@... wrote : Ya, kelihatannya itu cuma perasaan Anda. Sebab, baru saja Anda katakan, "ideologi sosialis/komunis itu ada dan tertanam dalam masyarakat Indonesia". Lagipula, apa yang terjadi di Indonesia sampai detik ini merupakan bagian atau keterlanjuran dari Perang Dingin. Lebih tepatnya, yang terjadi di Indonesia ini dipicu peristiwa '65 yang merupakan imbas dari Perang Vietnam. Nah, siapa yang memerangi komunis di kedua perang tsb? Saya rasa maksud Anda mengirim link di bawah hanya untuk memperlihatkan kebingungan AS menghadapi realita dunia. Yaitu, ke luar mengobarkan perang anti-komunis tetapi ke dalam mencoba menerapkan komunisme dengan kemasan socap; sosialisme di bawah kendali kapitalis [masih menimbang-nimbang, apa tepat menyebut AS kebingungan, sebab dari sepakterjang AS yang sering digelari 'double standard' saya pikir lebih cocok disebut kemunafikan]. Intisari hakikatnya, di tengah alam raya ini manusia hanyalah makhluk sosial. Sedangkan kapitalisme jelas adalah sistem untuk memutar roda kehidupan kelas borju. --- jonathangoeij@... wrote: Atas pertanyaan "Siapa sih yang paling anti terhadap faham komunis di dunia ini?" jawabannya saya rasa Indonesia Sayatahu dgn pertanyaan itu anda mencoba mendapatkan jawaban "USA yg palinganti", tetapi kenyataannya tidak begitu. Di USA socialism/communismbukanlah illegal baik sebagai ilmu pengetahuan, ideologi, ataupun partaipolitik, berbeda jauh dgn Indonesia yg diharam jadahkan. Sebagai partaipolitik CPUSA (Communist Party USA) telah berdiri sejak 1919. Ini bisadibaca program partai CPUSA ini: THE ROAD TO SOCIALISM USA:UNITY FOR PEACE, DEMOCRACY, JOBS AND EQUALITY | | | | | | | | | | | CPUSA Program By Communist Party USAThe Road to Socialism USA: Unity for Peace, Democracy, Jobs and Equality 1. Introduction Working people around t... | | | | --- ajegilelu@... wrote : Siapa sih yang paling anti terhadap faham komunis di dunia ini?Nah, itulah mentornya penguasa Indonesia. --- jonathangoeij@... wrote: Sebenarnyaideologi sosialis/komunis itu ada dan tertanam dalam masyarakatIndonesia, TAP MPRS yg melarang sosialisme/komunisme itu justruberlawanan dengan jatidiri bangsa dan tidak konstitusional, cumanherannya kenapa kok sampai sekarang tidak dicabut malah dijadikan alatpembenar untuk GEBUK. Melakukan kritik "BUKAN KAMI PUNYA" tetapi disisi lain justru membuat "KAMI PUNYA" jadi tidak mungkin. --- ajegilelu@... wrote : Saya lihat semangat kebersamaan, saling tolong, gotongroyong, masih hidup di masyarakat. Memang tanpa memakai embel-embelatribut 'sosialis' maupun 'komunis'. Contoh mutakhir pada bom Kampung Melayu kemarin. Begitubom meletus, masyarakat di sekitar tempat kejadian segeramendatangi para korban untuk membawanya ke rumahsakit tanpa menghiraukan kemungkinan terjadinya bom susulan seperti teror-teror bom sebelumnya. Masih banyak orang berjiwa begitu di Indonesia sekalipun tidakmenyadari definisinya secara akademik dan politik apalagi berhimpundalam partai sosialis/komunis. --- jonathangoeij@... wrote: jiwa/spirit yg ada didalam sajak ataupun lagu sebenarnya sama dgn jiwa sosialisme/komunisme. --- ajegilelu@... wrote : Berikut lagu yang menginspirasi Denny JA menulis sajak dengan tema dan judul yang sama. bukan kami punya From: Chalik Hamid Pada Rabu, 24 Mei 2017 14:32, sietik.tan@... menulis:Ini lengkapnya sajak Denny JA yg dibacakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Rapimnas Golkar. Verstuurd vanaf mijn iPad Begin doorgestuurd bericht:Van: Sie Tik Tan