Roslan: selama periode 1981-1991, sektor pemerintah di Indonesia telah melakukan pembayaran cicilan utang luar negeri sebesar US$ 30,7 milyar. Sementara itu, selama periode yang sama, sektor Pemerintah telah menambah utang luar negerinya sebesar US$ 42,2 Milyar ( data dari World Bank 1992). Nilai net transfer keluar negeri yang telah dilakukan sektor Pemerintah selama periode 1985-1991 adalah sebesar US$ 5,3 milyar, dan selama periode 1992-1996 diperkirakan sebesar US$ 18,7 milyar (Word Bank 1992) Meskipun ini data-data lama tapi bisa digunakan untuk menganalisa dampak budaya utang yang berkelanjutan di NKRI. Kalau Bung nesare punya data baru dari Waord Bank). Meskipun ini data-data lama, tapi bisa digunakan unuk menganalisa dampak-dampak utang luarnegeri, Mungkin bung neaser memiliki data-data baru, tentang budya utang dari rezim Jokowi-JK, sebaiknya di utarakan dalam diskusi ini, agar diskusinya tidak bertele-tele, menjurus ke debat kusir, yang saling maki-makian, seperi yang saya cermati sekarang ini.
Nesare: mana diskusinya? Mana debatnya? Mana kusirnya? Kalau bung mengerti artinya debt/hutang, mestinya bung akan komentari tulisan saya. Jelas sekali dari tulisan bung itu begitu menekankan naiknya hutang. ini mencerminkan ketakutan bung akan hutang. bung tidak melihat lebih jauh artinya hutang itu sendiri. disini kelemahannya bung. Dan ini disebabkan karena bung kurang mengerti artinya hutang. Utk terakhir kalinya saya luangkan waktu dibandara sambil menunggu pesawat utk menjelaskan sebisa2nya dalam bhs yg sederhana. Mari kita ambil contoh suatu perusahaan besar misalnya Apple, amazon yg sangat profitable dan banyak duit cash nya. Hutangnya apple itu dijual di USA dan dengan bunga yg relative rendah dalam bentuk bond. Tetapi cash nya apple banyak diparkir diluar USA. Jika mau dibawa pulang ke USA/repatriasi, apple harus bayar tax yg kurang lebih 35% diluar income tax yg telah dibayar apple dinegara asing dimana cashnya diparkir. Makanya mau gak mau cash diluar negeri harus diinvestasikan kembali yg tentunya dinegara asing itu/diluar USA. Apple amazon dll selalu kampanye dan lobby utk repatriation tax holiday supaya bisa tarik duitnya balik USA. Harapan ini lebih terbuka dijaman trump sekarang ini Scenario lain: misalnya hutangnya itu dalam bentuk real estate yg waktu dibeli bunganya 4%. Harga tanahnya sudah naik lebih tinggi dan lebih cepat dari bunga 4% itu. Jadi tanpa kerjapun apple untung dengan kepemilikan atas real estate itu. Belum lagi bunga itu dapat mengurangi pajak sbg tax deductible item. Kalau mau detail melihat datanya, bisa pergi lihat ke laporan keuangannya yg terbuka krn apple adalah perusahaan public. Yang lain: rating bond nya apple itu sangat aman. Seaman hutang pemerintah USA dengan bunga yg sangat kecil/rendah dibandingkan hutang Fed. Bisa dicari persentasenya kalau mau di google saja. Ini saja sudah cukup saya rasa utk mengjustifikasi pentingnya hutang itu. Gampangnya: hutang itu adalah cara yg paling murah utk finance operation/menunjang operasi jalannya suatu perusahaan. Hutang ini jauh lebih mudah diadakan dibandingkan dengan equity. Alasannya kurang lebih: interest rate itu tax deductible. Ini keuntungan dalam arti mengurangi beban pajak. Beda kalau mendanai operasi perusahaan dengan duit cash yg tidak dapat apa2. Lalu premium yg dibayar dalam mengambil hutang itu jauh lebih murah biayanya dibandingkan dengan cari/pakai equity. Ini karena better investment/safer utk investor. Safer/lebih aman itu krn kalau apple kacau dan bangkrut dan perlu restructuring either chapter 6 or 12, ini kalau terjadi in the worst scenario, deb is senior to equity artinya semua duit yg ada akan harus dibayarkan ke hutang/debt dulu sebelum bayar equity. Jadi debt/hutang itu lebih aman drpd pemegang saham/equity. Jadi konsekwensinya apa? jadi kalau bung adalah invester beli hutang dari apple, bung akan bayar leibh tinggi value per dollar drpd bung beli saham/equity. Jadi masuk diakal kalau apple punya hutang walaupun apple punya duit cash. Yg lain lagi: kalau suatu perusahaan punya hutang, ini bikin kesan jelek shg kurang bagus sbg sasaran take over. Jadi bagus buat perusahaan seperti apple punya hutang krn sedikit pusingnya mikirin take over dari perusahaan lain atau hostile take over. Yang lain lagi: duit cash miliknya apple ini jangan dipikirin miliknya 1 perusahaan apple. Tidak. perusahaan aple itu tidak sesederhana begitu organization structurenya. Banyak anak perusahaannya. Jadi cash ini ditangan anak2 perusahaannya yg tidak semuanya dimiliki 100% oleh apple. Jadi kalau apple sbg induk perusahaan mau ambil cash dari anak2 perusahaan ini, akan harus ada aliran duit masuk dari anak perusahaan ke perusahaan induk dalam bentuk dividen. Dividen ini dikenakan pajak loh namanya taxable income. Kalau anak perusahaannya di USA, taxable income nya akan mengikuti pajaknya USA sbg income tax. Tetapi kalau dari luar negeri, bisa dikategorikan sbg investment tax dimana tax ratenya lebih tinggi drpd income tax. Jadi ujung2nya tidak berguna/not worth it bayar hutang itu krn seperti yg saya tulis sebelumnya bahwa hutang itu lebih valuable dibandingkan equity. Ini diperusahaan dan saya kira jauh lebih mudah dicerna. Pemerintah lain lagi. Seharusnya kita pikirkan bagaimana seharusnya pemerintah Indonesia menjalankan negaranya dengan hutang dan atau tanpa hutang. apa konsekwensinya tanpa hutang dan dengan hutang dst. Yang bung khawatirkan itu adalah hutangnya. Ini yg sejak dulu saya katakan salah. Kalau memang mau diskusi coba pikirkan kenapa bisa ada hutang, konsekwensi hutang, korupsi, jalannya birokasi negara dst. Bukan hanya data hutangnya saja yg kalau naik seakan2 negaranya mau runtuh. Lihat di USA, ada website yg online menunjukkan jumlah hutang negaranya. Dan hutangnya naik terus tidak pernah turun wong dia cetak duit terus dengan istilah keren (keren bagi yg gak ngerti ekonomi): quantitave easing. Oh ya teorinya lain loh QE ini dengan printing money tetapi prakteknya sama saja. lucu kalau bung mengerti ekonomi melihat fenomena ini. Mana ada kekhawatiran USA runtuh malahan sebaliknya USA adalah superpower dan polisi dunia. Jadi bung sebaik2nya jangan ikut2an utk ditakut2i oleh orang2 yg suka bohong. Bung suka data, coba buka data hutang negara2 didunia ini. gampang sekali kan. Lihat jumlah hutangnya bandingkan dengan Indonesia dst. Saya kira sudah cukup krn pesawat saya sdh mau berangkat. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, June 28, 2017 10:24 AM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? Mari kita mulai dengan pendapatnya irving fisher dulu sebelum kita beranjak ke hutang yg bung katakana sebagai fisher effect itu. Fisher effect itu menghubungkan inflasi dan real interest rate serta nominal interest rate. Kalau real interest rate = nominal interest rate minus expected inflation rate, real interest ratenya turun/jatuh krn inflasi naik, kecuali nominal interest rate nya naik secepat inflation rate. Kira2 begini gambaran kasarnya: bung deposit $50 dengan bunga deposito 4%. Hipotesanya: apakah bung akan kaya setahun yad setelah dapat $52? Disinilah studynya irving fisher yg memberikan tekanan bahwa inflasi itu penting. Kalau inflasi setahun yad 4% kan artinya breakeven/tidak untung tidak rugi. Ini juga tanpa menghitung opportunity cost yg lain dan alternative investasi yg lain. Selanjutnya fisher itu hidup dijaman susah great depression (stock market cras 1929), salah satu kajiannya yg terkenal adalah debt deflation 1933 setelah great depression itu. Irving fisher bilang ada 2 hal yg penting yg mempengaruhi bisnis ekonomi: deflasi dan debt. Selama ini dunia ekonomi dikuasai oleh Keynesian. Neo classical seperti fisher kurang diperhatikan. Skrg setelah debt menggunung diseluruh dunia, debt diperhitungkan lagi. Makanya fisher effect ini diangkat. Saya tidak akan bilang Indonesia termasuk berbahaya atau tidak. ini memerlukan kajian dan comparative study yg luar biasa luasnya. 1, 2 atau 3 kajian Phd saja belum tentu saya terima krn permasalahan dunia ekonomi sudah lebih complex dibandingkan jamannya fisher hidup. Bayangkan dengan Bretton woods system itu printing money itu sudah tidak dijamin dengan emas lagi. Jadi setiap negara bisa mencetak duit seenaknya. Yg ditakuti hanyalah efek inflasi dan devaluasinya saja. jadi ini moneternya. Tetapi persoalan utamanya adalah politik dan power. USA yg punya power politik sbg polisi dunia kalau cetak duit ya aman2 saja. ini yg dilakukan oleh Obama ketika financial crisis 2007 terjadi. Kalau tidak cetak duit ya bukan USA saja yg bisa roboh ttp juga dunia bisa kolops. Kalau bung membawa masalah debt ini utk diterapkan di Indonesia ya tidak fair. Persoalannya kalau Indonesia tidak cari hutang, bung harus mempertanyakan bagaimana Indonesia bisa melanjutkan penyelenggaraan negara dan bangsa Indonesia? Ini pertama. Kedua bagaimana membayar hutang yg sudah ada. Ketiga kalau Indonesia berani printing money, bagaimana akibat ekonominya: devaluasi dan inflasi kalau ada. Juga bagaimana political power dunia akan melihat Indonesia dalam bentuk kepercayaan dunia. Keempat dst…..dlsbg….. Bagi mereka yang hanya melihat naiknya sisi hutang tanpa melihat sisi lainnya: equity, growth dll itu artinya tidak objektif. Hutang naik bukan berarti suatu entity itu gagal. Dalam bisnis jelas sekali hutang itu adalah komponen asset. Asset = liability + networth. Hutang itu masuk di liability dan macem2 stock itu masuk networth/harta. Tidak ada orang kaya, perusahaan yg profitable seperti Apple, Amazon, Microsoft yg gede2 itu yg gak ada hutang. semuanya ada. Begitu juga negara diseluruh dunia ini ada hutangnya. Persoalannya adalah: debt management. Bagaimana perusahaan atau negara mengatur hutangnya. Apa yg ingin bung katakan dengan fisher effect ini? Bung prihatin Indonesia akan kolaps atau Indonesia dalam situasi berbahaya atau apa? Saya kurang jelas apa yg ingin bung kemukakan krn memang bung tidak bilang apa? bung hanya mengemukakan datanya saja tanpa opini. Tetapi selama ini saya lihat tulisan2 bung, saya merasakan adanya keprihatinan karena hutang indonesianya naik. Sudah pernah saya tulis dulu ada seorang yg cukup mengerti ttg hutang Indonesia ini: cyrillus harinowo seorang katholik calon gubernur BI yg dulu representative Indonesia buat IMF. Setelah pulang ke Indonesia dia dicalonkan sbg gubernur BI ttp kalah krn gak ada duit utk menyuap. Burhanuddin Islam yg menang. Goeltom Kristen juga kalah. Harinowo nulis ttg government debt 2001. Saya baca bukunya. Sangat kompleks hutang ini. kesimpulan saya: siapapun presiden Indonesia tidak akan bisa tidak berhutang. Indonesia harus beres2in urusan dalam negerinya. Kalau jalannya sudah bener barulah berharap Indonesia bisa keluar dari debt hole ini. saya lihat sekarang ini Jokowi sudah mulai2. Disini saya lihat ada harapan utk mulai2 beres2 ini. Ini saja dulu Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Sunday, June 25, 2017 4:39 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> Subject: AW: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? Situasai Fisher Paradox dapat ditunjukan misalnya dengan membandingkan nilai kumulatif pembayaran cicilan pokok utang luarnegeri sektor Pemerintah dengan nilai kumulatif pertambahan utang luar negeri sektor Pemerintah (jangka menengah dan panjang). Sebagai contoh misalnya, selama periode 1981-1991, sektor pemerintah di Indonesia telah melakukan pembayaran cicilan utang luar negeri sebesar US$ 30,7 milyar. Sementara itu, selama periode yang sama, sektor Pemerintah telah menambah utang luar negerinya sebesar US$ 42,2 Milyar ( data dari World Bank 1992). Nilai net transfer keluar negeri yang telah dilakukan sektor Pemerintah selama periode 1985-1991 adalah sebesar US$ 5,3 milyar, dan selama periode 1992-1996 diperkirakan sebesar US$ 18,7 milyar (Word Bank 1992) Meskipun ini data-data lama tapi bisa digunakan untuk menganalisa dampak budaya utang yang berkelanjutan di NKRI. Kalau Bung nesare punya data baru dari Waord Bank). Meskipun ini data-data lama, tapi bisa digunakan unuk menganalisa dampak-dampak utang luarnegeri, Mungkin bung neaser memiliki data-data baru, tentang budya utang dari rezim Jokowi-JK, sebaiknya di utarakan dalam diskusi ini, agar diskusinya tidak bertele-tele, menjurus ke debat kusir, yang saling maki-makian, seperi yang saya cermati sekarang ini. Roeslan. Von: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Gesendet: Sonntag, 25. Juni 2017 06:04 An: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Betreff: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? lho memangnya kenapa, memangnya disuruh gak boleh salah nulis nama orang. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Ini typo: “Fischer Paradox atau Fischer Effect ini kelihatannya tepat sekali utk menggambarkan situasi Indonesia. Terima kasih bung Roeslan.”? Hehehehehe dua kali ditulis sama! Pake’ hurup gede lagi F dan P sert F dan E nya! Typo?! Hati2! Gak usah sembunyi! Belajar jadi gentleman atau gentlelady! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Friday, June 23, 2017 9:09 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? ha ha ha ha ha ha ha.......... begitulah yg namanya siauwjin atawa orang rendahan, tahu ada yg typo langsung saja ha ha ha ha..... kutipan: Lebih dari itu gak usah diteruskanlah! Mau gaya2 ngomongin fisher effect (nulis saja salah: fischer hehehehehe). Gak nyampe otak ente. Hanya modal ngerpek di internet lalu mau jadi jagoan Kaya orang baca2 ttg obat2an dan prosedur di internet, terus mau belagak jadi dokter. Hehehehe. Kelihatan atuh jalan pikirannya. Sudah berapa tahu ndak ane telanjangi ente ini??!!!! ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Ente itu gak ngerti bisnis dan ekonomi Makanya bikin2 opini: cetak uang bayar hutang. Kelihatan sekali pengetahuan ente ini cetek sekali. Ente baca2 sini sedikit situ sedikit, lalu dipake’ buat bashing. Persoalannya ente bashing Jokowi krn hutang Indonesia naik. Ente pancing kalau printing money gimana, ente langsung dgn gagah perkasa bikin teori seakan2 printing money gak masalah. Ente defensif. Gara2 defensif ente langsung nulis printing money gampang sekali. Murah lagi Cetak saja. ini yg diperkarakan oleh bung Djie. Setelah ane kasih tahu bahayanya printing money, ente lalu mengelak lari ke cetak duit USD dengan segala alasan yg dibuat2 Gak usahlah berkelit Ane tahu isi perut ente. Pointnya ente itu culas dan cetek pengetahuannya Gobloknya terus dipelihara! Moso’ negara kalau bisa printing money koq mau ambil hutang?!!! Minta ampun gobloknya! Nanya ane lagi Obama cetak duit ndak dan ada devaluasi ndak? Hehehehehe jawab saja belum, eh bikin kesimpulan: ane suruh printing money?!! Mboten2 wae!! Lebih dari itu gak usah diteruskanlah! Mau gaya2 ngomongin fisher effect (nulis saja salah: fischer hehehehehe). Gak nyampe otak ente. Hanya modal ngerpek di internet lalu mau jadi jagoan. Kaya orang baca2 ttg obat2an dan prosedur di internet, terus mau belagak jadi dokter. Hehehehe. Kelihatan atuh jalan pikirannya. Sudah berapa tahu ndak ane telanjangi ente ini??!!!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, June 21, 2017 2:52 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? Apakah kata2 anda dibawah ini apakah bermaksud mengatakan Obama cetak dollar banyak2 tetapi tidak terjadi devaluasi? --- kutipan: Koq bisa2nya printing money dibilang akan devaluasi? Teori siapa yg memastikan ini? Ente tahu ndak kurs USD terhadap mata uang asing ketika Obama printing money ini? Ada devaluasi tidak? --- Kalau itu maksud anda, tidak tahu anda sadar atau tidak tetapi yg anda nyatakan dgn nada kesombongan arogant nan menggurui ini justru menunjang hipotesa sederhana yang anda goblok2an "cetak dollar buat bayar utang" yg saya kemukakan ber-kali2: "US disini mempunyai posisi istimewa yg tidak bisa dibandingkan dgn negara lain, pertama seperti berulangkali saya utarakan utang itu dalam mata uang sendiri yg pemerintah kalau mau bisa dgn gampang cetak duit. Kedua, USD memegang lebih dari 2/3 cadangan devisa diseluruh dunia sementara kurang dari 1/3 dibagi antara Euro, Yen etc shg penurunan nilai USD juga ditanggung bersama dgn negara2 lain." ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Buset gobloknya minta ampun! Bener2 sudah keterlaluan! Pake’ logika sendiri, kasih asumsi sendiri dan bikin kesimpulan sendiri! Kalau asumsi nya begini, gimana? Ketika cetak duit, pemerintahnya diam2 saja shg tidak terjadi devaluasi artinya kurs USD tetap Rp 15 ribu? Setelah cetak langsung dipakai buat bayar hutang. Rupiah yg dicetak dibeliin USD dipasar Indonesia yg kursnya Rp. 10 ribu. Koq bisa2nya printing money dibilang akan devaluasi? Teori siapa yg memastikan ini? Ente tahu ndak kurs USD terhadap mata uang asing ketika Obama printing money ini? Ada devaluasi tidak? Cari sana! Orang bilang printing money bisa mengakibatkan devaluasi. Tetapi ente sok2an bilang printing money pasti devaluasi! Ini sekarang loh. Dulunya tidak. awalnya ente sok2an bilang printing money buat bayar hutang. sudah dikejar sama ane dan bung Djie, ente kabur kemana2. Hehehehehehehe Sekarang sampai printing money pasti menciptakan devaluasi. Pasti komentar selanjutnya: tidak pasti. Teruuussssss ditelanjangi terusssss…. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, June 20, 2017 2:18 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Subject: Re: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? Bung Djie, kelihatannya anda masih penasaran/bingung apa bedanya pengaruh cetak duit thd utang dalam mata uangnya sendiri dan bukan mata uangnya sendiri. Saya beri contoh sederhana secara tehnis: Misal: Nilai sebelum cetak duit rupiah = 10 ribu / USD Utang dollar 1000 USD atau Rp 10 juta cetak duit, rupiah terdevaluasi Nilai setelah cetak duit rupiah = 15 ribu / USD Utang 1000 USD jadi Rp 15 juta dus setelah cetak duit utk bayar utang 1000 USD itu bukan lagi Rp 10 juta tetapi Rp 15 juta. terlihat cetak duit tidak bermanfaat. sedang kalau utang dlm rupiah katakanlah 10 juta, sebelum atau sesudah cetak duit ya tetap sama 10 juta. disini manfaat cetak duit buat bayar utang jadi optimal ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < <mailto:djiekh@...> djiekh@...> wrote : What is the 'Fisher Effect' The Fisher effect is an economic theory proposed by <http://www.investopedia.com/terms/e/economist.asp> economist Irving Fisher that describes the relationship between <http://www.investopedia.com/terms/i/inflation.asp> inflation and both real and <http://www.investopedia.com/terms/n/nominal.asp> nominal interest rates. The Fisher effect states that the <http://www.investopedia.com/terms/r/realinterestrate.asp> real interest rate equals to the <http://www.investopedia.com/terms/n/nominalinterestrateasp> nominal interest rate minus the expected inflation rate. Therefore, real interest rates fall as inflation increases, unless nominal rates increase at the same rate as inflation. Read more: <http://www.investopedia.com/terms/f/fishereffect.asp#ixzz4kYXRpvxK> Fisher Effect <http://www.investopedia.com/terms/f/fishereffect.asp#ixzz4kYXRpvxK> http://www.investopedia.com/terms/f/fishereffectasp#ixzz4kYXRpvxK Follow us: <http://ec.tynt.com/b/rf?id=arwjQmCEqr4l6Cadbi-bnq&u=Investopedia> Investopedia on Facebook 2017-06-20 17:16 GMT+02:00 Jonathan Goeij < <mailto:jonathangoeij@...> jonathangoeij@..>: Yang anda kemukakan benar, dan itulah kesalahan besar banyak negara seperti Indonesia, Uni Soviet, dll. Terutama terjadi karena utang luar negeri yg bukan dalam mata uangnya sendiri sehingga pencetakan uang itu tidak ada manfaatnya. On Tuesday, June 20, 2017 8:04 AM, kh djie < <mailto:djiekh@...> djiekh@...> wrote: Nyetak uang sebanyak-banyaknya untuk bayar uang, karena kertas, tinta, ongkos cetak itu murah, orang Belanda dalam teknik bilang, ya itu technisch uitvoerbaar, secara teknik dapat dilaksanakan. Tetapi ekonomisch niet haalbaar, tidak dapat memberi keuntungan, karena akan merusak kurs keuangannya sendiri (devaluasi), yang bikin ekonomie dalam negeri akan rusak. 2017-06-20 16:24 GMT+02:00 Jonathan Goeij <mailto:jonathangoeij@..> jonathangoeij@... [GELORA45] < <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com>: sekedar berkilah, foul language, profanity, nggak ada nilainya buat ditanggapin. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com, < <mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote : Komentar ane goblok? Komentar yang mana yang goblok itu? Kapan ane bilang Yunani utangnya dalam mata uangnya sendiri? Ane tambahin: kapan ane bilang Yunani utangnya tidak dalam mata uangnya sendiri? Ente kan mau bilang hutang Yunani itu hanya dalam mata uang asing. Ini baru goblok! Nih ane tambahin gimana gobloknya ente itu: andaikata ada hutang Yunani dalam bentuk euro. Emangnya duit utk membayar itu harus selalu dari euro? Dari mana dapet euro nya? Ane kasih jawabannya: dari dalam negeri/dalam bentuk drachma. Gimana bisa cetak drachma yg banyak utk beli euro? Nih ane kasih lagi jawabannya: kerja…kerja…dan kerja. Ini namanya apa? ini namanya: recovery. Lalu gimana bisa Recovery? Ngerti ndak sampe sini? Debt payment dan recovery? Ente itu sudah gobloknya minta ampun bilang debt payment bisa dibayar secara mudah dengan ongkos tinta saja: cetak duit! Sekarang lari dan mempersoalkan hutang Yunani bukan dalam drachma tetapi hanya dari mata uang asing? Bingung kan jadinya Yunani itu? Sudah gak bisa cetak duit drachma utk bayar mata uang asing terus gimana bayar utang dalam mata uang asing itu? Hehehehehe hanya satu kan jawaban buat ente itu: ya pinjam mata uang asing kan? Artinya apa: ente nganjurin Yunani pinjam duit lagi kan utk bayar hutangnya? Hehehehehe Ente itu anti hutang atau pro hutang? Goblok dipelihara!!!!! Jokowi jauh lebih pintar untuk bayar hutang, dia pinjam hutang lagi tetapi memikirkan debt managementnya. Gimana caranya: kerja….kerja….. Kerjanya akan menghasilkan duit dalam bentuk rupiah dan mata uang asing. Ini bisa dipakai utk bayar hutang nantinya. Ini namanya Recovery. Kalau gak ada Recovery gak akan bisa bayar hutang tau????!!!!!! Ini yang paling penting: tunjukkan dimana ane bilang Yunani hutangnya bukan dalam mata uang asing?!!!!!! Kalau ente ndak bisa menunjukkannya, berarti hanya 1: ente memfitnah!!! Nesare From: <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com [mailto: <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups. com] Sent: Sunday, June 18, 2017 5:38 PM To: <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar Bunga Utang? Ini komentar paling goblok, utang Yunani itu bukan dalam mata uangnya sendiri. ---In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> GELORA45@yahoogroups.com , < <mailto:nesare1@...> nesare1@...> wrote : Bukan Yunani saja yg bisa cetak uang. Semua negara bisa cetak uang. Kalau menurut jalan pikiran sigoblok jonathan itu “cetak uang hanya dengan ongkos tinta yg murah”, ya semua orang cetak duit donk lalu bayar hutang2nya. Ngapain cari hutang? susah2 amat! Dia gak ngerti pertanyaan bung. Saya ngerti bung tahu masalah itu Hanya sopan2 tanya sigoblok itu. Dasar dia bebal gak ngerti maksud baik orang lain, terus dengan sok sokan menjawab: sejarah pegging system Bretton woods yg ngalor ngidul gak ada kejentrungannya. Dia gak ngerti concern nya bung krn dia gak ngerti bahayanya printing money itu. Ini semua karena dia sibuk bashing Jokowi jadi hanya ngurusin hutang negara NKRI saja. Bodoh kan dia? USA printing money yg saya pancing begitu saja dia gak ngerti. Ini dasar sekali utk ilmu ekonomi. Orang yg gak belajar ekonomi saja, bisa ngerti kalau mau pikir dengan jernih. Moso’ suatu negara mau susah payah berhutang kalau bisa printing money saja. ya seperti kata bung: ya printing money dan bayar hutang donk. Ngapain cari hutang utk bayar hutang. Salah ndak saya bilang jonathan itu bodoh? Nesare