Saya penggemar pemainan piano dari Lang Lang. Tetapi saya tidak setuju sama 
sekali dgn. pendapat dia bahwa utk. bermain piano/musik yg. hebat berdasarkan 
90% praktek dan 10% bakat. Saya berpendapat barangkali memerlukan bakat 70% dan 
baru perlu praktek 30%. Mozart sudah bisa bikin komposisi lagu klasik waktu 
berumur 5 tahun. Ini membuktikan faktor keturunan/DNA adalah penting. Jadi 
faktor bakat alias keturunan/DNA adalah faktor yg. lebih penting drpd. faktor 
praktek. Kalau tidak begitu, tentunya banyak orang akan mau menjadi seperti 
Lang Lang. 

 Saya setuju kalau anak belajar piano dgn. lagu klasik. Anak2 kami kami "paksa" 
utk. belajar piano dgn. lagu klasik karena mula penelitian yg. ada dilakukan 
dari lagu klasik dg. piano, yg. kemudian dinamakan "Mozart effect". Musik 
membangun perkembangan susunan otak (dimana neuron2/sel otak2 masih membuat 
sambungan satu dgn. yg. lain)  waktu otak masih berkembang setelah anak lahir. 
Barangkali musik juga bisa mempengaruhi perkembang otak bayi waktu masih dalam 
kandungan kalau ibunya mendengarkan musik waktu sedang hamil. Apakah pengaruh 
musik yg. positif utk. otak yang namanya "Mozart effect" itu betul atau tidak, 
masih kontroversi secara ilmiah? Apakah cuma musik klasik yg. bisa mempengaruhi 
perkembangan otak secara positif, kita belum tahu tetapi barangkali musik 
klasik yg. paling unggul dan bukan seperti musik "cowboy" seperti rock dll.
 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <jonathangoeij@...> wrote :

 
 Hal yang sangat tepat, hal yg dgn gamblang ditunjukkan pada piano. Sebuah lagu 
klasik sederhana saja dibutuhkan ratusan jam latihan, dibutuhkan kedisiplinan 
dan ketekunan untuk bisa menguasainya, setelah menguasai secara tehnik masih 
harus menjiwai lagu tsb., merupakan proses tanpa akhir seumur hidup.
 

 Anak saya pada dasarnya pintar dan aktif sekali penuh energi, sayangnya sukar 
sekali fokus dalam mengerjakan sesuatu termasuk belajar. Tetapi setelah belajar 
piano secara tekun setiap hari dan menguasai 1-2 lagu klasik eh ternyata 
pelajaran sekolah-nya juga berubah total dan jadi langganan terima berbagai 
academic award. Masuk akal juga saya pikir, belajar karya Mozart, Beethoven, 
Chopin, dlsb membutuhkan konsentrasi, ketekunan, disiplin, dan kesukaran yang 
jauh diatas pelajaran sekolah.

---In GELORA45@yahoogroups.com, <jetaimemucho1@...> wrote :

 Ooo, saya percaya betul  dan setuju dengan apa yang dikatakan Lang Lang itu: 
90% praktek dan hanya 10% bakat. Saya banyak menemukan orang-orang yang 
"pandai" dalam artian otaknya encer dan berbakat tertentu, tapi tidak 
menghasilkan apa-apa, karena malas belajar, malas baca, tidak berdisiplin, 
tidak tekun, etc. Sebaliknya orang-orang yang tekun, berdisiplin, rajin, namun 
dengan otak yang biasa-biasa saja, malah bisa berbuat banyak dalam hidupnya. 
Pisau yang tajam tapi kalau dibiarkan terus tidak dipakai, lama-lama juga bisa 
karatan. Sebaliknya pisau tumpul kalau terus diasah, kan lama-lama bisa tajam.
 


 On Monday, November 20, 2017 6:21 AM, "jonathangoeij@... [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

 

   
 

 Lang Lang: My Musical Ability Is 90% Practice, 10% Talent 
https://www.bloomberg.com/news/videos/2014-10-21/musical-ability-90-practice-10-talent-pianist-lang
 Bloomberg Surveillance https://www.bloomberg.com/shows/bloomberg-surveillance 
October 21st, 2014, 4:23 AM PDT
 
 Oct. 21 (Bloomberg) -- Pianist Lang Lang discusses his life, career and 
musical performances on “Bloomberg Surveillance.” (Source: Bloomberg)
 

 


 


 














Kirim email ke