Pertanyaanbesar dengan latar sejarah kunonya adalah, 
kalau pihak Barat (khususnya Inggris) betul hormat dan 
sayang pada Bangsa Yahudi, kenapa tidak memberi 
sebagian tanahnya, di England misalkan, untuk tempat 
berdirinya negara zion Israel, sehingga mereka bisabertetanggadengan bangsa 
yang melahirkan nabi Isa a.k.a Yesustsb.
Dari latarsejarah modernnya: kalau pihak Barat ("pemenang 
PD-II") betul bersimpati dengan penderitaan Bangsa 
Yahudi akibat pembantaian Nazi, kenapa tidak menghukum 
Jerman untuk menyerahkan secarik tanahnya, di Saarland 
misalkan, sebagaitempat berdirinya Israel, sehingga Eropa 
Barat bisa bertetangga dengan negara zion tsb.

Nah, fakta yang tercatat dalam sejarah mutakhir kan pihak 
Barat membuang Yahudi jauh-jauh dari Eropa lantas 
orang lain (di Timur-tengah, khususnya Palestina) yang 
dihukum untuk bertetangga bahkan diduduki kaum zionis.
Bagi yangmau, ya boleh saja mencampuraduk sejarah Israel ini 
dengan Sion Kids di Papua. Tidak ada masalah dengan SKselama mereka mengerti 
kata-kata sendiri yang mengaku hanya 
ingin mengembalikan Alkitab ke akar Yahudi. Wajarlah kalau 
pemeluk Perjanjian Baru (yang bloon) jadi panik dan coba 
mengalihkan persoalan dengan bikin keruh situasi.

--- jetaimemucho1@... wrote :
Jangan mencampur aduk masalah yang berlainan sifat danlatar belakang 
sejarahnya.  Konflik Israel-Palestina SAMA SEKALI BUKANMASALAH REBUTAN TANAH, 
dan SAMA SEKALI BUKAN HAL YANG WAJAR!!!! Simak sendiripendapat orang yahudi di 
bawah ini.  Dr Norman Finkelstein The Coming Collapse of Zionism in America
  
|  
|  
|  
|  
 |  
 |

  |

  |
|  
|    |  
Dr Norman Finkelstein The Coming Collapse of Zionism in America
 Norman Finkelstein, a Jew, gets it. Why can't all Jews 'get it.?' Why have the 
Jews let the politica...  |  
 |

  |

  |

 
Kita sudah pernah diskusi tentang masalah Papua, dan kita beda pendapat besar. 
Tak perlu diskusi lagi. Silahkan perjuangkan terus separatisme Papua!
Saya tidak mencampur aduk masalah separatisme Papua dengan soal Sion Kids. 
Tapi,  tak tertutup kemungkinan, Sion Kids yang menurut sebagian orang, hanya 
bersifat "kebudayaan/agama", sifat ini bisa saja "dilewati" atau "ditingkatkan" 
oleh mereka yang punya kepentingan "lain" ..... 
 
On Friday, May 18, 2018 9:40 PM, Jonathan Goeij wrote:

Konflik Israel - Palestrina pada dasarnya rebutan tanah yang cuman semata 
wayang, keduanya tentu dengan alasan masing2. Ada yg dipihak Israel and yg 
dipihak Palestina, hal yang wajar saja.

Dalam kaitan Indonesia dan Papua, seandainya sikap Sion Kids itu merupakan 
sikap Papua pada umumnya yg jelas sekali terlihat bertolak belakang dengan 
Indonesia pada umumnya, bukankah hal itu makin menunjukkan kebenaran betapa 
Papua seharusnya bukan bagian dari Indonesia. Kenapa kok dikangkangi terus? 
Sudah mengkangkangi kenapa kok pandangan politik juga dipaksakan diharuskan 
sama?

(...)
   --- ajegilelu@... wrote :
Buat masyarakat Indonesia samasekali tidak ada masalah 
dengan kumpulan Sion Kids ini.. Karena menurut pengakuan, 
gerakan mereka sama seperti gerakan-gerakan sejenis lainnya 
yang ingin mengembalikan Alkitab ke akar Yahudi. Tentu, 
akar yang dimaksud adalah yang ajaran agama Yahudi, 
bukan yang tabiat bangsa Yahudi. 

Makanya wajar saja pemeluk Perjanjian Baru yang bloon, 
ulang: yang bloon, jadi panik karena tak punya nyali dan 
kemampuan untuk melawan selain mengembangkan keahliannya 
sebagai tukang ledek.. Itu, pemeluk PB yang bloon. Kalau 
yang cerdas macam Paus Francis (dan 2 Paus sebelumnya) 
kan kalem saja. 

Tinggal, menjadi tugas setiap orang untuk mencerahkan 
sekelilingnya tentang perbedaan antara Yahudi dan Zionisme 
/ Israel.

   

Kirim email ke