Betul. Itu kerjaan wartawan dan redaksinya.

Pesan yg bisa diambil dari artikel ini bagi saya hanya 2:

Sri mulyani marah dan sri mulyani tidak menganggap enteng rupiah melemah ini.

 

Ini jelas akan mempengaruhi regulasi pemerintah dalam lalu lintas devisa ini.

 

Pengusaha sudah merasa cengkreman dijaman Jokowi ini. Dulunya pengusaha2 
berpesta pora. Sekarang banyak keluar peraturan dan juklak yg melumpuhkan 
proses ekonomi. Ini sisi negatifnya. Positifnya ya memang harus ada 
pengaturan/regulasi. 

 

Kita ambil contoh yg sangat lazim dilakukan di Indonesia yaitu usaha angkutan. 
ODOL/over dimensi over loading ini menjadi penglihatan setiap hari dimana2 
truk2 angkutan mengangkut angkutan yg berlebihan sampai2 keluar badan truk. 
Skrg sdg digodok juklak utk pengaturan ODOL ini. Pusing banyak keterkaitan 
instansi pemerintah spt kepolisian, pemda dan perhubungan belum mengerti. Ini 
mengganggu pengusaha angkutan dalam beroperasi. Ya memang begini kalau mau 
beres2. Pasti ada korban. Ini yg saya lihat salah satu perlambatan ekonomi 
disebabkan oleh regulasi yg mau tidak mau harus dilakukan.

 

Ini bukan masalah sri mulyani tidak bisa menanggulangi rupiah dan ekonomi. Gak 
ada seorangpun didunia ini bisa merubah ekonomi suatu negara dengan rumus dan 
ilmu ekonomi tertentu. GAK ADA!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Tuesday, September 4, 2018 8:00 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com; nesare <nesa...@yahoo.com>
Subject: Re: [GELORA45] Re: Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ancam Pengusaha yang 
Tahan Dolar

 

  

Iyaaa, ... makanya saya pertanyakan: memang ANEH kalau Sri Mulyani menggunakan 
istima (baca istilah) "ANCAM Pengusaha yang Tahan Dolar", apa iya?

Nampaknya permainan kata-kata kerjaan wartawannya saja, dengan menafsirkan 
kata-kata Sri Mulyani yang menyatakan "kami akan lakukan tindakan tegas agar 
tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif" saja.

Saya tidak tahu bagaimana ketentuan HUKUM di Indonesia sehubungan kementerian 
keuangan mempertahankan kestabilan keuangan RI, sebagai realisasi konkrit 
kerjasama pemerintah dengan pengusaha-pengusaha besar dalam usaha 
mempertahankan kestabilan nilai Rupiah. Makanya Sri Mulyani gunakan istilah 
kalau tidak legitimate, ... seperti ada batasan jual-beli mata uang asing yang 
memang tidak boleh dilanggar. Jelas, pelanggar itulah yg memang HARUS ditindak 
tegas! Jadi, memang HARUS ditindak tegas, dan bukan cuma ANCAMAN lagi!

Begitu juga saya perhatikan yang terjadi di Tiongkok, tahun lalu atau 2 tahun 
yl, adanya aliran dana dalam bursa saham yg sangat besar bermain mempengaruhi 
naik-turun harga saham. Beberapa pengusaha besar dicekal, diantaranya termasuk 
mantan mantu Deng. Itulah watak manusia normal yang SERAKAH, sudah kaya raya 
masih saja berusaha meraih keuntungan lebih besar, tanpa peduli merugikan 
negara dan rakyat banyak! Jadi, pemerintah yang berkuasa memang harus 
kendalikan dengan baik dan bijaksana, disatu pihak TETAP memperkenankan setiap 
pengusaha maju dan beruntung, tapi juga harus TEGAS membatasi KESERAKAHAN, 
menindak pengusaha yg merugikan negara dan rakyat banyak!, .... 

 

 

 

'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] 於 4/9/2018 
23:41 寫道:

  

Siapa yg mengancam?

Bung sudah baca betul belum artikel ini?

 

INI YANG DIKATAKAN SRI MULYANI:

"Kami akan bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, lewat 
forum KSSK, akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku 
pasar. Mana-mana transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya, 
atau tidak legitimate," 

Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan menindak tegas pihak-pihak yang membuat 
rupiah makin melemah. "Kalau tidak legitimate kami akan lakukan tindakan tegas 
agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif," ujarnya.

 

Ya jelas harus ditindak keras siapa saja termasuk pengusaha yg melanggar hukum 
termasuk melemahkan rupiah.

Lihat batasannya yaitu: legitimate.

 

Kalau gak ada undang2nya dan sri mulyani main gebuk, lah itu baru salah.

 

Wong diartikel ini, sri mulyani ngomong masalah legitimasi dan headline dari 
artikel ini yg bombastis bilang “mengancam”.

 

Mengancam apanya?

 

Emangnya kalau pengusaha gak salah, ngapain takut sama ancaman?

 

Bung jangan ikut sigoblok jonathan yang memutar balikkan kebenaran. 

Kebenarannya: rupiah anjlok belum lama ini baru bbrp bulan sedangkan pengusaha 
sudah lama tahan dollar dari dulu kala.

 

Diputar bali sama sigoblok sbg: “pengusaha tahan dollar” krn rupiah sudah 
anjlok.

 

Bung ngerti enggak?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>   
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Tuesday, September 4, 2018 10:38 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; 
jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> 
Subject: Re: [GELORA45] Re: Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ancam Pengusaha yang 
Tahan Dolar

 

  

Yaa, ... memang ANEH kalau Sri Mulyani menggunakan istima "ANCAM Pengusaha yang 
Tahan Dolar", apa iya? Kenapa tidak baik-baik saja meminta pengusaha membantu 
pemerintah melepas simpanan dolar membeli Rupiah, biar nilai Rp bisa bertahan 
dan tidak terus merosot, ... berhubung defisa dollar ditangan pemerintah tidak 
cukup!

Begitu pengertian yang pernah saya ikuti ketika HK$ merosot, pemerintah HK 
harus melepas simpanan dollarAS utk membeli HK$. Jadi, mungkin maksud Sri 
Mulyani, juga begitu, karena defisa AS$ pemerintah kurang kuat, minta pengusaha 
ikut membantu melepas AS$ mereka, ... BUKAN sebaliknya membeli AS$ 
sebanyak-banyaknya! Untuk mencegah terjadi kebalikan, apakah pemerintah tidak 
bisa mengajak baik-baik pengusaha-pengusaha besar untuk ikut terlibat membantu 
pertahankan nilai Rupiah dan menghentikan pembelian AS$? Dan belum-belum sudah 
mengancam akan ditindak tegas?

 

 

jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com>  [GELORA45] 於 4/9/2018 
12:28 寫道:

  

 

pada waktu rupiah melemah tindakan logis seseorang ya tahan dolar atau mata 
uang lain yg kondisinya lebih baik dari rupiah, kenapa kok di-ancam2? 



---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ,  
<mailto:SADAR@...> <SADAR@...> wrote :


Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ancam Pengusaha yang Tahan Dolar


Reporter:  


Ahmad Faiz Ibnu Sani


Editor:  


Dewi Rina Cahyani


Senin, 3 September 2018 20:06 WIB

  <https://statik.tempo.co/data/2018/08/13/id_725674/725674_720.jpg> Menteri 
Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbicara dengan petugas saat mengecek persiapan 
Asian Games 2018 di Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Senin, 13 
Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bergerak cepat seusai rupiah berada di level 
terendah sejak 1998. Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang siang tadi masih 
berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bergegas ke Jakarta dan mengumpulkan 
para menterinya untuk rapat di Istana.

Menteri Keuangan  <https://www.tempo.co/tag/sri-mulyani> Sri Mulyani mengatakan 
pemerintah melalui forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan memantau 
detail perilaku pelaku pasar. "Kami akan bersama-sama dengan Bank Indonesia dan 
Otoritas Jasa Keuangan, lewat forum KSSK, akan meneliti dan memonitor secara 
detail tingkah laku pelaku pasar. Mana-mana transaksi yang legitimate demi 
memenuhi keperluan industrinya, atau tidak legitimate," katanya seusai rapat di 
Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 3 September 2018.

Baca:  
<https://bisnis.tempo.co/read/1121655/gerindra-kritik-utang-pemerintah-begini-jawaban-sri-mulyani>
 Gerindra Kritik Utang Pemerintah, Begini Jawaban Sri Mulyani

Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan menindak tegas pihak-pihak yang membuat 
rupiah makin melemah. "Kalau tidak legitimate kami akan lakukan tindakan tegas 
agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif," ujarnya.

Sri Mulyani menjelaskan yang dimaksud dengan tindakan legitimate itu adalah 
jika seorang pengusaha mengimpor bahan baku atau barang modal dan jelas apa 
bisnisnya. "Kalau kita mengimpor bahan baku, barang modal, dan memang bisnisnya 
ada, untuk bayar utang kembali. Memang ada kebutuhan yang legitimate, kalau 
tidak kan mereka lakukan sesuatu yang spekulatif," tuturnya.

Menurut Sri Mulyani, pelemahan rupiah ini tidak lepas dari perekonomian global 
yang belum stabil. Terlebih belakangan ini Argentina tengah dilanda krisis yang 
diprediksi akan berdampak ke negara berkembang.

Sri Mulyani menuturkan pemerintah tetap berkomitmen untuk memperkuat pondasi 
ekonomi dengan mendorong ekspor dan menekan impor. Selain itu, untuk di dalam 
negeri pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas jasa Keuangan terus 
mensinergikan koordinasi dari sisi informasi. Langkah-langkah yang akan 
dilakukan untuk menstabilkan kondisi ini akan saling dibagi di antara otoriras 
ini.

"Sehingga kami bisa terus langsung lakukan penyesuaian kalau memang akan 
dilakukan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan saat ini fokus pemerintah tetap pada bagaimana cara mengurangi 
sentimen dari neraca pembayaran. "Selama ini yang disebut sebagai salah satu 
sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi dari transaksi 
berjalan dan neraca perdagangan," ujarnya.

Pemerintah, kata dia, sekarang sedang mengendalikan kebutuhan devisa lantaran 
menjadi aspek yang bisa dikontrol. Kementerian Keuangan dan Kementerian 
Perindustrian sedang mengidentifikasi 900 komoditas impor yang sebagian besar 
merupakan barang konsumsi.

Baca:  
<https://bisnis.tempo.co/read/1122331/rupiah-tembus-rp-14-700-sri-mulyani-kami-akan-waspadai>
 Rupiah Tembus Rp 14.700, Sri Mulyani: Kami Akan Waspadai

Selain itu, bagi Badan Usaha Milik Negara seperti Pertamina dan PLN, pemerintah 
akan melihat apa saja kebutuhan yang tidak bisa ditunda. "Kalau pun kebutuhan 
yang tidak bisa ditunda, bagaimana suplai dolar dilakukan tanpa mengubah 
sentimen market," ucap  
<https://bisnis.tempo.co/read/1123181/agustus-catat-deflasi-005-persen-begini-respons-sri-mulyani>
 Sri Mulyani.

 


 
<http://www.avg..com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
 

不含病毒。 
<http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
 www.avg.com 

 

 



Kirim email ke