Vox populi, vox dei; suara Rakyat, suara Tuhan.Konon begitu pepatah demokrasi 
kaum agamis yang 
ujungnya sering diselewengkan dengan mencari 
"tuhan" dari kalangan Rakyat untuk "dituhankan" 
agar dia berkehendak sekaligus menentukan (misal, 
dulu berkehendak nabok sekarang menentukan lain).
Quod capita, quid verba; banyak kepala, banyak pendapat.Yang ini konon pepatah 
demokrasi kaum waras yang 
menolak bingung dengan macam-macam pendapat karena 
yakin dengan junjungannya: musyawarah (kumpulan 
pendapat). 

--- SADAR@... wrote:    
 

Lalu, ... kalau Allah sudah berkehendak "negara musnah" melalui imperialisme 
apa bisa di BATALKAN??? Lalu lagi, bukankah ada yang mengatakan suara RAKYAT 
adalah suara ALLAH, Kekuatan Rakyat adalah KEkuatan Allah!!! Eentah mana yang 
BENAR atau, ... tidak ada allah itu sesungguhnya, sehingga siapapun boleh-boleh 
saja meng ATASNAMAKAN Allah!!! Hehehee, ...

ajeg 於 19/12/2018 22:58 寫道:
Setelah UUD'45 diamandemen situasinya menjadi: Allah  berkehendak tetapi 
imperialis yang menentukan. 
  Ditandai dengan semangat rezim menjual aset-aset Rakyat / 
negara, langsung setelah Gus Dur dijatuhkan. 
  --- ilmesengero@... wrote: 
  Indonesia bubar atau tidak, buruk atau baik adalah kehendak Allah!  Dalam 
mukadimah konstirusi UUD 45 disebut  negara Indonesia dibentuk atas rahmat 
Allah.  
  Jadi kalau mau bubar bisa saja  sebab Allah berkuasa atas bumi dan langit. 
Kalau ada yang ragu-ragu silahkan minta keterangan  dari MUI, karena MUI 
dikatakan mempunyai hubungan langsung dengan Allah. 
  On Wed, Dec 19, 2018 at 3:09 PM Awind wrote: 
  
https://news.detik.com/berita/d-4351278/tanggapi-negara-punah-khofifah-kita-justru-harapkan-yang-baik?tag_from=wp_nhl_judul_22&_ga=2.145630576.554292876.1545228012-541084621.1545228012
 
  Rabu 19 Desember 2018, 19:54 WIB 
  Tanggapi 'Negara Punah', Khofifah: Kita Justru Harapkan yang Baik 
  Samsudhuha Wildansyah - detikNews  
Khofifah Indar Parawansa (Muhammad Ridho/detikcom) 
  Jakarta - Khofifah Indar Parawansa menanggapi pernyataan capres Prabowo 
Subianto soal 'negara bisa punah'. Khofifah menyebut yang diharapkan masyarakat 
adalah negara yang baik dan penuh ampunan Allah. 
  "Bukannya yang kita harapkan adalah baldatun toyyibatun warobbun ghofur. 
Baldatun, sebuah negara thoyib, negara yang baik. Nah, warrabbun ghofur 
(adalah) negara yang penuh dengan ampunan Allah," kata Khofifah kepada wartawan 
saat ditanya terkait pernyataan Ketum Gerindra itu, di Istora Senayan, Jakarta 
Selatan, Rabu (19/12/2018). 
  "Oleh karena itu, bagaimana sesungguhnya sisi kebangsaan, sisi kenegaraan, 
sisi kemasyarakatan kita bangun tetapi dengan nuansa sila pertama, sisi 
religiositas dan sisi spiritualitas," sambungnya. 
  Baca juga: Bela Retorika 'Negara Punah', Fahri Ungkit Garis Keturunan Prabowo 
  Khofifah juga menceritakan pengalamannya yang sempat gagal di Pilgub Jawa 
Timur. Meski gagal, Khofifah mengaku tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti 
yang disampaikan Prabowo tersebut. 
  "Jadi kalau saya misalnya... kan kalian tahu bagaimana pilgub dua kali saya 
belum diberi izin oleh Allah untuk menang, baru pada pilgub ketiga Allah 
mengizinkan kemenangan. Rasanya tidak akan pernah ketemu rekaman atau 
pembicaraan saya yang kemudian tendensius atau negatif terhadap pemenang. 
Rasanya itu tidak akan ditemukan," kata Khofifah. 
  Baca juga: Kontroversi Prabowo Sebut Indonesia Bisa Punah 
  "Karena seluruh positif sudah berjalan, saya pun sudah ke MK. Artinya, proses 
yudisial yang disiapkan oleh negara sudah saya lakukan. Ya sudah, berati Allah 
belum kasih saya. Nah, suasana seperti itu saya rasa kalau dibangun dalam 
sebuah kompetisi yang berkualitas dan fair rasanya semua akan berjalan dengan 
baik," sambungnya. (fdn/fdn) khofifah indar parawansa negara punah pilpres 2019 
prabowo subianto 

  

Reply via email to