bagaimana dengan kemampuan bayar utang Indonesia?
 berapa persen rasio cicilan+bunga dibanding pendapatan pajak?

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Kalau boleh saya ikutan kasih komentar. Hutang TIDAK identik dengan 
kemiskinan! Tergantung dari orang/negara yang mengelola hutang itu untuk apa 
dan bagaimana menggunakannya, ...!
 Kalau hutang itu digunakan sebaik-baiknya untuk bisa kembangkan usaha 
produktif, PASTI akan berbuah kemakmuran, bukan sebaliknya kemiskinan! Itulah 
yang dijalankan RRT 40 tahun terakhir ini, RRT bahkan juga berani menerima 
HUTANG dari IMF/BD yg biasa dikatakan mencekik leher rakyat itu! Tapi sekarang 
RRT bisa tegak-berdiri menjadi ANCAMAN berat AS!
 Hutang tetap saja menjadi BEBAN dan mencekik leher rakyat banyak, selama 
hutang itu tidak dimanfaat untuk usaha produktif demi kepentingan rakyat 
banyak. Kekayaan bumi alam dikuras habis-habisan oleh modal asing, bahan mentah 
diangkutin keluarnegeri dan dibayar dengan harga sangat-sangat rendah! 
Pemerintah tidak ada usaha BERDIKARI mengerjakan sendiri termasuk usaha lebih 
lanjut pengolahan barang-jadi dengan harga tinggi untuk meningkatkan kemakmuran 
rakyat banyak, ... 
 
 Nenek dalam tempurung begitu ekstrimnya selalu menghajar kapitalis, ditingkat 
perjuangan sekarang ini sudah hendak basmi kapitalisme! Bagaimana bisa dan 
mungkin??? Tidak juga bisa melihat dan mengerti, bahwa tingkat perjuangan 
sekarang dimana jaman kapitalisme yang harus dilalui ini, keharusan kesatuan 
kepitalis dan buruh bisa berlangsung kerjasama-perjuangan secara damai demi 
kemajuan dan keuntungan bersama! Bukan dibenturkan untuk meningkatkan 
kontradiksi jadi antagonis dan pecah nya kesatuan kapitalis-buruh! 
 
 

 'nesare' nesare1@... mailto:nesare1@... [GELORA45] 於 30/1/2019 1:20 寫道:

   Saya sangat mengerti semua referensi bung.
 Saya mengerti kenapa bung setuju dgn referensi itu karena itu lah sifat semua 
manusia selalu mencari dukungan termasuk referensi yg mendukung pendapatnya. 
Sampai disini, saya setuju dgn bung.
  
 Yg saya coba argue dgn bung dan saya berusaha selama ini utk mencoba 
berdiskusi dgn bung bahwa ada pendapat laen diluar pendapat bung itu.
  
 Disinilah letak dan pentingnya suatu diskusi itu.
 Bung kan selalu berulang2 kali bilang bahwa kita tidak berdiskusi krn kita 
berbeda tolak ukurnya. 
  
 Apakah bung tahu saya ini siapa? Jelas bung berpendapat saya adalah kapitalis. 
Lalu bung anggap saya adalah lawan bung. Kenapa bung berkesimpulan demikian? 
Itu dikarenakan bung itu radikal. Baik radikal/ekstrim kiri maupun 
reaksioner/ekstrim kanan menutup dirinya.
  
 Kita tidak saling mengenal. Coba berdiskusilah dgn baik shg ada tirai yg 
kadang kala belum terbuka bisa terungkapkan walaupun penuh dgn hambatan. 
  
 Kembali ke diskusi kita, apakah bung mengerti yg saya tulis sbg argumennya?
  
 Coba baca baek2. Tulisan singkat saya itu mau ngasih tahu referensi bung itu 
tidak saya terima. Suatu tulisan sebagus apapun ada sisi lawannya. 
 Kita ambil referensi pertama bung:”hubungan antara utang luar negeri dengan 
kemiskinan rakyat”.
 Argument saya ini (sudah saya bahas panjang lebar sebelumnya dgn eyelan2 sama 
si jonathan) bahwa negara2 yg berhutang paling banyak didunia ini adalah 
negara2 yg makmur!!!
 Here are the 20 nations in the world with the most debt to GDP ratios.
 United States – Total debt: $18,286,510,000,000. United Kingdom – Total debt: 
$7,499,400,000,000. ... France – Total debt: $5,250,608,000,000. ... Germany – 
Total debt: $5,084,360,000,000. ... Netherlands – Total debt: 
$4,124,640,000,000. ...  
 Itu saja!
  
 Nesare
  
  
  
  
 From: Tatiana Lukman <jetaimemucho1@...> mailto:jetaimemucho1@... 
 Sent: Tuesday, January 29, 2019 11:58 AM
 To: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com; nesare 
<nesare1@...> mailto:nesare1@...; Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com> 
mailto:temu_er...@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] Masih Ada Perawat dan Bidan yang Digaji Rp 50 Ribu 
Setiap Bulan


  
 Lho di mana tidak fair nya? Justru saya tampilkan pendapat dan penelitian 
orang lain untuk memperlihatkan bahwa pendapat saya bukan hanya pikiran 
subjektif tanpa dasar atau bukti di lapangan dan kehidupan nyata. Saya tidak 
omong asal jeplak! apa yang diajukan dalam ketiga tulisan senafas dan 
menguatkan pendapat saya yang anda anggap tidak betul!! Sudah ditampilkan tiga 
tulisan pun anda, tetap tidak mengerti hubungan antara utang luar negeri dengan 
kemiskinan.. Padahal di tiga tulisan itu jelas dikemukakan bahwa justru karena 
harus bayar bunga utang yang jumlahnya luar biasa itu, maka banyak negara harus 
mengurangi/memotong anggaran untuk pendidikan, kesehatan dan layanan sosial 
lainnya!! Kan jelas itu!! Makanya pendidikan jadi mahal, kesehatanpun mahal, 
ongkos hidup lebih mahal, berbagai subsidi juga dipotong... Sungguh heran hal 
yang begitu logis, tapi toh anda tidak bisa mengerti!!! Masih tanya dan minta 
penjelasan saya..Lha wong sudah dijelaskan oleh ketiga penulis itu...

  


 On Tuesday, January 29, 2019, 5:31:35 PM GMT+1, 'nesare' nesare1@... 
mailto:nesare1@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> wrote: 

  

  

   
 Bagi saya tidak fair saja kalau bung hanya kasih referensi lalu suruh lawan 
bung utk berinterpretasi, sedangkan bungnya tidak kasih intrepretasi sama 
sekali.
 Bagaimana bisa tulisan bung ini dipertanggungjawabkan?:
 beban utang dengan kesengsaraan. hutang dengan rendahnya upah guru. hutang 
dengan rendahnya gajih dokter. hubungan hutang dengan tingginya ongkos 
Pendidikan. httang dengan ongkos kesehatan. hutang dengan rendahnya upah buruh. 
 
 Koq bisa hutang menyebabkan kesengsaraan? Moso’ orang yg tidak berutang tidak 
bisa sengsara? Ingat; orang yg tidak berutang itu belum tentu punya uang loh.
 Kita sudah eyel2an ttg gaji guru SMA di USA dimana guru2 ini hidupnya dari pay 
check to pay check/dari bulan kebulan. Hidup mereka ini pas2an. Ini guru SMA. 
Kalau guru SD dan SMP lebih rendah lagi.
 Dokter itu di USA gajinya gak hebat2 amat. GP/general practice atau family 
practice dan pediatrian/dokter anak2 itu gajinya sama dgn seorang karyawan 
berpangkat manager. Kalau dokter2 ini kerjanya didesa/kota kecil lebih kecil 
lagi gajinya. Mereka2 yg mau praktek dikota2 kecil/desa2 di USA banyak kelahira 
asing seperti india dll
  
 Nesare
  
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
<GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
 Sent: Monday, January 28, 2019 2:35 PM
 To: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com; nesare 
<nesare1@... mailto:nesare1@...>; Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com 
mailto:temu_er...@yahoogroups.com>
 Subject: Re: [GELORA45] Masih Ada Perawat dan Bidan yang Digaji Rp 50 Ribu 
Setiap Bulan


  
   
 Siapa yang bilang repot atau menuduh anda neko-neko?? Hanya satu masalahnya: 
Masih kurang jelas bahwa utang luar negeri berhubungan erat dan/atau berdampak 
pada kemiskinan?? Dengan itu juga berarti bahwa rakyat jelatalah yang harus 
membayar utang itu melalui kemiskinan yang harus dideritanya. Ya silahkan saja 
kalau masih tetap menganggap premis saya itu tidak benar... Anda punya hak 
untuk tidak setuju dengan pandangan saya yang juga dikonfirmasi oleh tiga 
sumber dan tercermin dalam tulisan itu. Ngapain saya harus ulangi 
argumentasinya?

  

  

 .
  


 On Monday, January 28, 2019, 7:55:13 PM GMT+1, 'nesare' nesare1@... 
mailto:nesare1@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> wrote: 

  

  

   
 Coba rangkum pendapat referensi bung itu dan kasih tahu saya apa pendapat bung 
Moso kita2 ini disuruh baca dan tarik kesimpulan sendiri. Nanti kalau salah 
narik kesimpulan, nanti bung bilang: baca saja gak ngerti. 
 Repot kalau begitu.
  
 Coba diskusi sama saya. Jangan pake’ jurus flanking attack ala pre emptive yg 
dipakai CIA/USA hegemoni Vietnam dan ASEAN.
 Saya itu orangnya terbuka koq dan gak neko2.
  
 Nesare
  
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
<gelor...@yahoogroups..com mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
 Sent: Monday, January 28, 2019 7:36 AM
 To: GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com; nesare 
<nesare1@... mailto:nesare1@...>; Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com 
mailto:temu_er...@yahoogroups.com>
 Subject: Re: [GELORA45] Masih Ada Perawat dan Bidan yang Digaji Rp 50 Ribu 
Setiap Bulan


  
   
 Saya tampilkan 3 tulisan tentang hubungan antara utang luar negeri dengan 
kemiskinan rakyat. Hanya tulisan pertama yang saya tampilkan secara utuh, 
karena pendek. Yang dua berikutnya hanya saya sajikan cuplikan dan kesimpulan 
saja, karena tulisan sangat panjang. Tapi kalau mau mendalami, boleh saja baca 
sendiri tulisan secara keseluruhan. Silahkan menarik kesimpulan sendiri dari 
tiga pendapat di bawah
  
  
 Nasser Shraideh
 Secretary General
 Ministry of Planning and International Cooperation
 The Hashemite Kingdom of Jordan
 ===================================================
 I am so delighted to participate in the 2008 Social Forum hosted by the
 United Nations Office of the Higher Commissioner for Human Rights in
 Geneva. Today's meeting represents a continuation of our political, social
 and economic dialogue with the United Nations.
 The most important question is to ask whether foreign debt plays a crucial
 role in influencing poverty levels
 • Several observers have long argued that large external debt burden is a
 major cause of poverty through its effects on economic growth and
 human development; the Links between external debt & poverty are
 complex, reflecting, among other things, the multidimensional aspects
 of poverty.
 • The direct impact of external debt on poverty is:
 1. The crowding out effect of debt service payments on social
 spending is a plausible channel. Underlying the debt relief debate
 is the belief that fiscal resources released by the debt relief will
 be channeled towards social sectors. (increasing public spending
 on improving the access to and quality of health, education,
 water, sanitation and other essential services to the poor), in the
 context, high levels of indebtedness, due to the attendant high
 debt service can directly reduce government resources that are
 available for the poor, for example, health and education
 expenditures and expenditures on social safety nets.
  
 2. High indebtedness could lead to a decline in new flows of
 
(Message over 64 KB, truncated)






























  • [GELORA45] Masih Ada Per... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
    • RE: [GELORA45] Masi... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re: [GELORA45] ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
        • RE: [GELORA... 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
          • Re: [GE... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
            • Re... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke