Selama ini yang dikenal mereka hanyalah perintah dan kesetiaan sikap thd atasan yang merupakan wujud warisan sebagai bangsa kuli. Semua bisa dilihat dari pandangan yang selama ini kita kenal. Dan sampaipun termasuk mereka yang sudah tinggi tingkat ilmu pengetahuan kesarjanaannya, tokh banyak yang mentalitet monggo kersonya masih tebal. Demokrasi bagi mereka yah tergantung apa saja yang dikatakan atasannya itu benar dan baik, sementara itu bersikap bengis terhadap suatu perbedaan pandangan apalagi perlawanan.
Am Fri, 19 Apr 2019 11:52:38 +0200 schrieb "Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: > Yang tidak menyetujui adanya Golput tidak memahami artinya dan faedah > demokrasi. D*emokrasi memberi hak tetapi bukan kewajiban*, hal ini > harus dipahami. Megawati dan konco-konconya tidak mengerti apa itu > demokrasi maka itu hanya bekaok-kaok seperti banteng lesu dan > ngantuk.(reaksi pasti akan banyak bertubi-tubi terhadap ucapan ini - > hehehehe). Kalau kita melihat di luar dari kaca mata neo-Mojopahit > dan pada negara-negara "demokrasi", lihat saja waktu pemungutan > suara di parlemen mereka ada yang yang menyatakan "abstain" atau > tidak mendukung salah satu usulan undang-undang yang disodorkan > kepada parlemen untuk diterima atau tidak diterima sebagai > undang-undang. > > ..