-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://news.detik.com/kolom/d-4959377/merawat-kewaspadaan-dan-ketenangan?tag_from=wp_cb_kolom_list


Kolom

Merawat Kewaspadaan dan Ketenangan

Bayu Jatmiko - detikNews
Selasa, 31 Mar 2020 11:30 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
cara Buat Lilin
Foto: Youtube
Jakarta -

Kewaspadaan sebagai reaksi alami manusia dalam menghadapi ancaman perlu dijaga 
agar tidak terjatuh ke dalam rasa takut. Kewaspadaan dalam menghadapi wabah 
Covid-19 membuat manusia mencoba menghindar agar tidak terinfeksi. Kewaspadaan 
menghasilkan pemikiran logis, rasional, dan jernih untuk bisa menghindar. 
Bentuk kewaspadaan yang paling sederhana yang bisa dilakukan dalam menghadapi 
Covid-19 adalah tinggal di rumah dan jaga jarak dengan orang lain.

Sikap waspada juga bisa ditularkan kepada orang lain sehingga orang di sekitar 
juga ikut menjadi waspada dengan cara menyebarkan informasi dan imbauan yang 
diperlukan. Imbauan mengubah Covid-19 yang tadinya dianggap bukan ancaman 
menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Imbauan untuk tinggal di rumah dan 
menjaga jarak perlu terus dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat.

Imbauan tersebut dapat dimulai dari keluarga yakni masing-masing anggota 
keluarga terus mengingatkan agar untuk sementara tinggal di rumah dan menjaga 
jarak. Kemudian kepada tetangga, teman, lingkungan RT, RW, Kelurahan, 
Kecamatan, Kotamadya, Kabupaten, Provinsi sampai Negara semua membangun 
kewaspadaan bersama dalam bentuk yang paling sederhana yakni tinggal di rumah 
dan jaga jarak.

Kewaspadaan perlu dijaga agar tidak jatuh ke dalam rasa takut dan berubah 
menjadi kepanikan. Namun, kondisi waspada yang terus-menerus dapat membuat otak 
lelah sehingga kehilangan kemampuan berpikir jernih yang membuat kewaspadaan 
jatuh ke dalam rasa takut.

Pada dasarnya rasa takut dan kewaspadaan memiliki pola reaksi fisik yang sama 
pada tubuh ketika menghadapi ancaman yakni jantung berdebar dan tubuh menjadi 
siaga untuk menghadapi ancaman namun yang berbeda adalah pada kemampuan 
berpikir. Ketika waspada, maka otak mampu berpikir jernih; kebalikannya pada 
rasa takut, maka otak akan kehilangan kemampuan berpikirnya.

Rasa takut akan mengakibatkan kepanikan, yakni sebuah penyaluran energi dalam 
menghadapi ancaman tanpa disertai oleh pemikiran yang jernih. Kepanikan ini 
suatu yang sangat berbahaya karena sama halnya dengan waspada, kepanikan juga 
bisa ditularkan ke orang lain sehingga orang di sekitar juga bisa ikut menjadi 
panik.

Ketakutan bersama bisa menghasilkan kepanikan massal. Apabila ini yang terjadi, 
maka bisa menghasilkan kekacauan. Satu-dua orang merasa takut, maka masih bisa 
ditenangkan. Namun masyarakat yang dipenuhi rasa takut akan sangat mudah 
berubah menjadi panik sehingga tercipta kekacauan massal. Masyarakat yang panik 
akan sangat sulit diatur karena kemampuan berpikir jernihnya sudah hilang, 
keteraturan untuk kepentingan bersama akan sulit untuk dibentuk.

Biasanya pemerintah akan melakukan tindakan yang keras untuk mengembalikan 
keteraturan --situasi yang tidak ingin kita hadapi bersama. Maka dari itu 
sangat penting untung menjaga kewaspadaan agar tidak terjatuh ke dalam rasa 
takut.

Risiko terbesar mengalami kelelahan karena terus-menerus dalam kondisi waspada 
tentu saja ada pada tenaga medis, termasuk tekanan karena menanggung risiko 
tertular Covid-19. Sehingga pemerintah dan elemen masyarakat harus betul-betul 
menjaga pola hidup dan keseimbangan kesehatan fisik serta psikologis tenaga 
medis agar tetap bisa menjaga kondisi kewaspadaannya dalam kondisi stabil, 
yakni agar tidak terlalu stres.

Pola hidup teratur dan memiliki waktu untuk meningkatkan ketenangan merupakan 
cara paling dasar untuk mengurangi kelelahan karena terus-menerus waspada dalam 
menghadapi ancaman. Ritme kehidupan harus dibuat seimbang mungkin bagi para 
tenaga medis agar bisa terus berjuang melawan Covid-19.

Selain kewaspadaan terhadap ancaman Covid-19, yang tidak kalah penting adalah 
kewaspadaan terhadap ancaman ekonomi. Bagi yang berkecukupan saja merasa cemas 
akan ancaman keuangan, apalagi bagi para pekerja informal yang perlu bekerja 
setiap hari untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonominya. Maka dari itu sangat 
penting menjaga dan memelihara kewaspadaan baik terhadap Covid-19 maupun 
terhadap ancaman ekonomi.

Tugas pemerintah untuk merumuskan strategi ekonomi guna menjaga kewaspadaan 
terhadap ancaman ekonomi agar kewaspadaan tidak berubah menjadi rasa takut yang 
mengarah kepada kepanikan yang bisa memberikan kerugian yang lebih besar baik 
dari aspek ekonomi maupun korban jiwa.

Ketenangan

Pola hidup ideal dalam menghadapi bencana seperti pandemi Covid-19 adalah 
menjaga kewaspadaan, merawat ketenangan. Tanpa ketenangan, maka kewaspadaan 
akan mudah terjatuh ke dalam rasa takut apabila terus-menerus merasa terancam. 
Oleh sebab itu pemerintah perlu berhati-hati dalam usahanya memberikan 
informasi yang terus-menerus mengenai ancaman Covid-19.

Setelah masyarakat melaksanakan imbauan untuk menjaga jarak dan tetap tinggal 
di rumah, maka berikutnya adalah meningkatkan ketenangan di dalam kehidupan 
sehari-hari. Ketenangan tercipta ketika semua bentuk atau usaha pencegahan yang 
berasal dari olah pikir dari kewaspadaan secara maksimal telah dilakukan untuk 
meminimalisasi risiko kerusakan dari ancaman Covid-19.

Ketenangan tidak akan tercipta dari rasa takut karena usaha apapun untuk 
mengantisipasi infeksi Covid-19 dirasa tidak akan cukup. Perasaan tidak pernah 
cukup dan tidak pernah merasa aman ini hadir karena kurangnya kemampuan 
berpikir jernih. Adanya kemampuan berpikir jernih menumbuhkan pemikiran pada 
diri sendiri bahwa usaha preventif atau pencegahan yang dilakukan sudah 
maksimal. Pemikiran inilah yang tidak ada apabila dikuasai oleh rasa takut. 
Ketenangan yang paling sederhana adalah apabila sudah terpenuhinya segala 
bentuk usaha pencegahan yang bisa dilakukan berdasarkan kewaspadaan.

Hal paling sederhana yang bisa dilakukan untuk merawat kewaspadaan dan 
ketenangan adalah kembali melakukan aktivitas biasa sehari-hari yang sifatnya 
terbatas, dan apabila memungkinkan melakukan aktivitas yang sifatnya produktif 
atau menghasilkan. Akan sangat baik bila bersifat ekonomi, meski tentu akan 
sangat sulit dengan kondisi serba terbatas, atau bisa juga menciptakan karya 
atau minimal dalam hal perawatan. Mulai dari perawatan diri sendiri kemudian 
perawatan anggota keluarga, perawatan rumah sampai terbatas pada perawatan 
lingkungan.

Melakukan aktivitas sehari-hari yang sifatnya rutin dan bertujuan merupakan 
cara yang paling ampuh untuk mengubah kewaspadaan menjadi ketenangan. Seperti 
menjaga lilin agar tetap menyala ketika dibawa, butuh kewaspadaan dan 
ketenangan.

(mmu/mmu)





Reply via email to