Assalamu alaikum wr.wb. Mohon Maaf anak ingusan ikutan nimbrung :-)
Sebelumnya saya turut mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Adha 1428H"
bagi kita semua yang merayakan.

Mongonai wacana pemindahan Kota ke tempat lain, saya tidak sepenuhnya
setuju. Jika alasannya agar aktivitas Pemerintahan Kota tidak lumpuh
digenangi banjir, saya setuju. Tapi jika pemindahan ini juga berasumsi
agar penduduk Kota ikutan "ngungsi", saya menyatakan "pikir-pikir".
Memindahkan sebuah ibu kota ke tempat yang baru tidaklah mudah. Bahkan
untuk ukuran daerah yang berkembang. Berbagai persoalan ekonomi,
sosial dan politik masyarakatnya perlu diperhatikan. Masalah sosial
misalnya, hampir dapat dipastikan tidak akan ada yang ingin
meninggalkan kampungnya (tempat ia lahir, bermain, tumbuh besar, dan
bahkan beranak cucu) jika kota-nya dipindahkan. Jangankan Kota yang di
pindahkan, biarpun Sunami menyirami bahkan Gempa Bumi meluluh
lantahkan kampung, mereka tidak akan tega untuk meninggalkan kampung
leluhurnya. (tengok kasus Tsunami di Aceh, dimana masyarakat pesisir
tetap ngeyel untuk terus tinggal di tepi pantai, dll) kampung dinama
mereka mencari makan dan berbagi kasih. Di sinilah letak permasalahan
sosialnya. Sekarang permasalahan Ekonomi. Pemindahan Kota, secara
langsung atau tidak akan memaksa pemindahan pusat perdagangan dan
aktivitas ekonomi ke daerah tersebut. Masalahanya adalah, Apakah warga
di Kota lama "rela" membiarkan pusat perekonomian pindah ke tempat
lain? apa jadinya jika mereka benar-benar tidak setuju?? bisa
dibayangkan akan tejadi tarik menarik kepentingan antara "Masyarakat
Kota Lama" dengan "Masyarakat Kota Baru". Kesemuanya akan berujung
pada bentrok dan persaingan politik yang kian memanas. Permasalahan
politik pun terbawa-bawa.

Singkatnya adalah, TIDAK MUDAH. Lantas apa solusinya? Hemat saya,
tidak ada solusi terbaik selain "Menutup Lubang". Perbaiki sistem
drainase, irigasi, bendungan, dan cegah kerusakan hutan. cukup. maka
semuanya akan beres. Adhan tak perlu tidur larut untuk berpikir konsep
kota baru, dan uang rakyat tidak perlu terbuang percuma. Simpel bukan???

"Memindahkan Sarang Lebah, tidak serta merta membuat kloni lebah ikut
mengungsi"

Maaf jika ada yang tidak berkenan
Wassalam
izam

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "R. H. Uno" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Halo Funco,
>  
> Torang pe doctor lingkungan baru satu dua dan mereka tidak didengar oleh
> para penguasa biar so bataria uti, barangkali mo tunggu Gtlo tengglam
> dulu baru itu mo dengar para professional yang akhli dibidang masing2. 
> Pikiran pendek saya , kalau dengar2 Adham Dambea mo pindahkan kota
> Gorontalo, saya cenderung setuju. Soal kemana, asal ketempat yang lebih
> tinggi, adalah hasil kajian para professional. Yang pasti bukan ke
> Botupingge he he..lia saja itu tanah2 sekitar bangunan2 baru mulai
> longsor,apalagi dimusim penghujan.
>  
> Banjir di Gtlo bukan baru tahun2 belakangan ini, sudah sejak sebelum PD
> II bahkan kesananya lagi dimana hutan2 Gtlo masih utuh! Pertanyaan ?
> Mengapa bapu2 kita memilih dataran antara 2 sungai besar (Bolango dan
> Bone) menjadi tempat pemukiman yang akhirnya tumbuh menjadi kota yang
> besar? Sy kira semua orang tahu ,simply logical. Moreka tidak monyangka
> Gtlo akan menjadi kota yang besar dengan rumah2 yang duduk diatas tanah
> yang dilalui mobil2,bentor,bendi,pejalan kaki. Dulu2 rumah bo satu dua,
> didirikan diatas tiang2 en dorang so sadia perahu. Raja2 nya hanya
> keluar dari sarangnya kalau mao mungut hasili dari kaulanya dan..pigi2
> cari parampuan cantik untuk dikawini. 
> Sudah jo, pindah secara berangsur2 kantor2 pelayanan masyarakat PEMKOT
> yang tentu diikuti pegawai2nya  dan penduduk kota lainnya ke tempat yang
> tidak diganggu banjir..katakanlah prosesnya berjalan selama 5-8 tahun
> bahkan lebih. Memang mahal..daripada kerugian karena bertahan terus yang
> jumlah kerugian dari tahun ke tahun juga semakin menggila. 
> Gimana pendapat teman2??
>  
> Wass.OH
>  
> -----Original Message-----
> From: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of funco tanipu
> Sent: Thursday, December 20, 2007 9:57 PM
> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> Subject: Re: [GM2020] Wisata Banjir, Prihatin dan Politik
>  
> 
> pertanyaannya, dimana doktor lingkungan kita?
> 
> Pandu Nusantara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> dua hari gak tidur bergumul dengan banjir yang gak pernah surut,
> herannya warga kita rileks aja menghadapi banjir ini. disana sini
> terdengar canda dan tawa korban banjir, saling melempar joke2 dan
> sekali2 merendamkan diri di air yang setinggi dada. mungkin masyarakat
> kita sudah menganggap banjir sebagai bagian dari rutinitas kehidupan,
> atau Tuhan sedang memberikan jalan kepada kita warga kota Gorontalo
> untuk memilih pemimpin. Memilih pemimpin yang paham lingkungan dan
> mempunyai solusi terbaik untuk mengatasi banjir. 
> 
> Rgrds,
> Pandu
> 
> 
> Pada tanggal 19/12/07, youlooksosillyface <[EMAIL PROTECTED]
> <mailto:[EMAIL PROTECTED]> it.tc> menulis: 
> Gorontalo 19 Desember 2007
> pagi2 somo cabut ke Jl. Ahmad Yani baru sampe di bundaran HI POlisi so
> blokir jalan akses masuk ke sana.. katanya " jalanan digenangi air..
> Proses evakuasi p[engingsi masih ada.. tolong jangan menimbulkan
> kemacetan di sana karena motor anda mo mogok" bagitu te komdan baraba
> bilang pa ana. 
> mar saya langsung ba paksa jo maso, bilang mo ka kantor *&*%$#$ dulu,
> akhirnya dia kase izin lewat. 
> sepanjang jalan ini air warna coklat baku campur dengan batango lambi
> dengan palemba yg antor mengiringi ana pe perjalanan 200 meter ka
> kantor. orang2 dengan baku bawa bututu kasana kamari dengan oto trek
> basar2.. karna air so sampe di bundaran HI.. apalagi di mesjid basar
> hingga lap taruna so sampe disini depe dolom (ba tunjuk puru).
> ada juga yg ana lia2 bentor2 dengan motor2 yg ba paksa lolos dari
> barikade polisi menuju daerah banjir. ada cewe2 so pake sumengke
> dengan kaos merah manyala.. ana tau poli dorangh cuma mo ba tepos
> (Tobar POsona) di banjir. heheh dorang ini am... 
> sampe di muka kantor nintau mo parkir di mana ini motor, samua mua ta
> genang air, terpaksa buka sepatu, gulung calana. orang2 di kantor itu
> cuma ba diri di muka ba lia orang kasana kamari dengan banjir banyak
> yg tidak masuk karja jadi hari ini sampe besok tidak ada aktipitas
> oke? jadi nt pulang jo. bagitu te Yamin O.B lo kantor pa ana. untung
> bae masih ada jaringan internet jadi bisa sekalian cek milis hahah
> 
> ana cuma mo kase tau wa... kalo ini musibah banyak orang2 bo ba tepos
> akang.. baru ana dengar tadi di radio ini bencana cuma jadi tempat
> kunjungan khusus dari bapak2 calon walikota tahun depan. masing2
> dengan solusinya, pandangannya terhadap bencana ini. heheh ba kampanye
> niyeee.... soalnya talalu banya kata "saya berjanji2"
> 
> nintau bagimana nasib li ka pulu di kampung bugis eeee?
>  
>  
>   
>   _____  
> 
> Never miss a thing. Make Yahoo
> <http://us.rd.yahoo.com/evt=51438/*http:/www.yahoo.com/r/hs>  your
> homepage.
>


Kirim email ke