Pak nino ..... saya kira ini adalah bagian dari proses Pembelajaran Demokrasi bagi rakyat bulango dan aparat pemerintahannya termasuk juga Para member Milis GM 2020. Sehingga benturan-benturan realita yang ada akan melahirkan kesadaran dan ke kritisan berpikir para warga. semoga kita bisa melihat ini dari Bright side bahwa Dengan demikian warga semakin cerdas dan pintar. (pasti banyak olo yang sakit hati....)
Odu olo Imusafir --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "Elnino van Gorontalo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Temans semua, > > Dukungan dan penolakan, kesetujuan dan ketidaksetujuan, pro dan kontra > soal deklarasi "Bulango Raya 2018" adalah diskusi yang membawa kita > kepada solusi cerdas bagi Gorontalo selama kita semua memiliki niatan > yang baik menyumbangkan pikiran kita untuk Gorontalo. > > Saya pribadi adalah orang Tapa yang mencoba memahami deklarasi itu > dengan frame of reference yang positif. Mungkin pendapat saya di bawah > ini bias karena subyektifitas sebagai orang Tapa, mungkin juga bias > karena subyektifitas sebagai orang Tapa yang baru tahu ada deklarasi > tersebut setelah terlanjur diproklamirkan. > > Saya melihat ada beberapa pesan yang ingin disampaikan oleh para > deklarator "Bulango Raya 2018". Pertama, bahwa ada ketidakpuasan > masyarakat Tapa terhadap pemerintahan Bone-Bolango hari ini. Kedua, > pembentukan "Kabupaten Bulango Raya" di tahun 2018 adalah demi > menurunkan tingkat ketidakpuasan itu. > > Bagi sebagian orang, saya satu di antaranya, deklarasi itu menjadi > tidak bermakna jika para deklaratornya bertujuan untuk membentuk > Kabupaten yang terpisah dari Bone-Bolango. Bukankah di antara para > deklarator itu juga merupakan deklarator pembentukan Bone Bolango di > tahun 2003? Waktu itu, walau tidak menyatakan penolakan terhadap > pembentukan Bonbol, saya dan beberapa teman di Tapa berpemikiran bahwa > Tapa lebih tepat menjadi bagian dari Kota Gorontalo jika yang dituju > adalah kepentingan Gorontalo secara menyeluruh. (Pikiran yang kala itu > kalah secara demokratis). > > Jikalau slogan "Bulango Raya 2018" itu dipakai sebagai pemersatu- rasa > Orang Tapa untuk membangun dirinya masing-masing dalam berbagai hal, > mungkin itu menjadi lebih berarti dan bermutu. Orang Tapa sudah > memiliki organisasi "Kongres Masyarakat Bulango" pimpinan Hamim PoU. > Organisasi yang gerakannya lebih kultural ketimbang struktural. Dengan > organisasi berorientasi kultural, serta dengan menggunakan slogan > "Bulango Raya 2018" dalam gerakan itu, maka mutu manusia keluaran Tapa > akan lebih baik dari waktu ke waktu walau tanpa mendirikan sebuah > Kabupaten baru sekalipun. > > Untuk mempersingkat, saya ingin berkontribusi maksimal untuk "Bulango > Raya 2018" jika gerakan itu berorientasi kultural, dan bukan > berorientasi struktural, apalagi jikalau hanya untuk kepentingan > kekuasaan para politisi. > > Odu olo, > > elnino >