ha..ha..Insya Allah ..masih dalam tahap pencarian uti..patao woooliii... scara 
budaya Indo and gtlo batunggu2 sampe bunggu ...he..he...
 
titien


----- Original Message ----
From: elzha_la <[EMAIL PROTECTED]>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Saturday, January 5, 2008 6:21:05 PM
Subject: Re: [GM2020] Fwd:  (cerita)  Sebelum Kamu Menceraikanku, Gendonglah  
Aku










  


    
            Thanks titien, k'eha sadur sesuai aslinya, jd 'gak di edit sama

sekali. Pas ada yg kirim ka email, lucu juga wkt ada baca, masa' baru

10thn kawin depe anak so skolah di luar negeri hihihihi.... ..(anak

bawaan kaleee...) mungkin k'eha pe taman salah ba translate, dia juga

tdk kase alamat web aslinya. 

Paling tidak ada yang bisa di ambil contoh dr cerita itu. 

bukannya cuma pelajaran buat para suami, tp juga buat yang lagi siap2

mo jadi seorg suami biar tdk salah pilih (capeee...dech)

eh, nt olo jgn cuma mo skolah2 turus nou, inga2 ka sana itu

pendamping, kalo torang perempuan somo lebe tinggi itu pendidikan so

lebe stenga mati mo cari jodoh, apalagi kalo somo pulang gtlo, kecuali

nt cari saja dr ausie (sapa tau dapa org Indonesia, mar lebe bagus org

gtlo hihihihihhihihhi. ..)

Lia te AL....so siap2 mo wisuda tgl 25 ini, mar tunggu2 jo dia mo kase

edar undangan (sorry agus wa....)

Ok, sukses ya...



wassalam

e~lz



--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, titien mohammad

<[EMAIL PROTECTED] ..> wrote:

>

> nice story ka eha..mudah2an bisa jadi pelajaran buat para suami..

> 

> cuma  ada yang sedikit aneh dalam cerita ini..di usia 10 tahun

perkawinan mereka anaknya ko udah kuliah di luar negeri and udah

hampir selesai??? hee..he..maap. . I think penulis email ini agak salah

mentranslate cerita aslinya cos yang dimaksud adalah sekolah berasrama

or boarding school...

> 

> buat yang tertarik cerita aslinya bisa searching di google dengan

key words  when You Divorce Me, Carry Me Out in Your Arms

> 

> anyway..thanks for sharing cerita ini..asli.. If I were her..gak

kukuuuuuuuu. ......

>  

> titien

> 

> 

> ----- Original Message ----

> From: elzha_la <[EMAIL PROTECTED] .>

> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com

> Sent: Saturday, January 5, 2008 4:22:57 PM

> Subject: [GM2020] Fwd:  (cerita)  Sebelum Kamu Menceraikanku,

Gendonglah  Aku

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>   

> 

> 

>     

>             rekan-rekan millis...ada cerita dari millis tetangga

> 

> mohon maaf, kalo ada yg pernah terima cerita ini.

> 

> sekedar sharing & mudah2an bisa diambil hikmahnya, apalagi skrg lagi

> 

> heboh2nya orang2 yg ingin cerai, bukan hanya dikalangan artis, tp bagi

> 

> kita2 yang orang biasa(krn bukan public figur makanya 'gak

> 

> dipublikasikan) 'n buat yg belum nikah or yang baru mau akan.....

> 

> 

> 

> rgrds,

> 

> e~lz

> 

> 

> 

> Ada yang sedih deh......... ..

> 

>  

> 

>  ==========

> 

>  ,.....Sebelum Kamu Menceraikanku, Gendonglah Aku

> 

>  

> 

> Dear All,

> 

> Bacalah kisah dibawah ini, semoga keluarga kita bisa bertahan seperti

> 

> yang diceritakan

> 

> dibawah ini.

> 

> Mohon maaf apabila ada yang pernah dapat cerita ini.

> 

> Sebelum Kamu Menceraikanku, Gendonglah Aku

> 

> 

> 

> for everyone

> 

> 

> 

> Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti 

> 

> didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku 

> 

> untuk  membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki 

> 

> rumah

> 

> kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang 

> 

> sangat

> 

> bahagia.

> 

> Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.

> 

>  

> 

> Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air 

> 

> bening.

> 

> Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha

> 

> untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan

kasih

> 

> diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap

pagi kami

> 

> berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang 

> 

> bersamaan.

> 

> Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan 

> 

> bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang 

> 

> tidak kusangka-sangka.

> 

> Dew hadir dalam kehidupanku. 

> 

>  

> 

> Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yang

> 

> sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran

cintanya. Ini

> 

> adalah apartment yang kubelikan untuknya.  Dew berkata , "Kamu adalah 

> 

> jenis pria

> 

> terbaik yang menarik para gadis." Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku

> 

> pada istriku. Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria

> 

> sepertimu,begitusuk ses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis." 

> 

> Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu- ragu. Aku tahu kalo aku telah 

> 

> menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku 

> 

> melepaskan tangan Dew dan berkata, "Kamu harus pergi membeli beberapa 

> 

> perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor" Kelihatan ia jadi tidak 

> 

> senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada

> 

> saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku

walaupun 

> 

> kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk 

> 

> membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia 

> 

> pasti akan sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri yang 

baik. 

> 

> Setiap malam ia sibuk menyiapkan

> 

> makan malam. Aku duduk santai didepan TV.

> 

>  

> 

> Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau 

> 

> aku

> 

> akan menghidupkan komputer,membayangk an tubuh Dew. Ini adalah hiburan 

> 

> bagiku.

> 

> Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "Seandainya kita bercerai, apa

yang 

> 

> akan kau lakukan? "  Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa 

> 

> bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang 

> 

> sangat jauh darinya. Aku tidak bisa

> 

> membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku 

> 

> serius.

> 

> Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari

ruanganku. 

> 

> Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan 

> 

> berusaha untuk  menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara

dengan ia. 

> 

> Ia kelihatan sedikit kecurigaan. Ia berusaha tersenyum pada 

> 

> bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada

> 

> kelukaan di matanya. 

> 

>  

> 

> Sekali lagi, Dew berkata padaku," He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu 

> 

> kitaakan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh 

> 

> ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku

> 

> pegang 

> 

> tangannya,"Ada sesuatu yang harus kukatakan" Ia duduk diam dan makan

> 

> tanpa 

> 

> bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka

> 

> dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu

kalo 

> 

> aku terus berpikir. "Aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan 

> 

> serius tapi tenang.

> 

> Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara 

> 

> lembut, "kenapa?" "Aku serius." Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban

> 

> ini 

> 

> membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak 

> 

> kepadaku,"Kamu bukan laki- laki!".

> 

>  

> 

> Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu

> 

> kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi

> 

> aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah

dibawa

> 

> pergi oleh Dew. Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan

surai 

> 

> perceraian dimana  istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari 

> 

> perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa 

> 

> bagian.. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 10 tahun

hidup 

> 

> bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku 

> 

> tidak bisa

> 

> mengembalikan apa yang telah kuucapkan. Akhirnya ia menangis dengan

keras

> 

> didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, 

> 

> tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah 

> 

> menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh

telah 

> 

> terjadi.

> 

>  

> 

> Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku

> 

> melihat 

> 

> ia

> 

> sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku 

> 

> terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur 

> 

> kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya. Ia tidak 

> 

> menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan

> 

> sebelum 

> 

> menceraikannya, dan dalam waktu sebulan

> 

> itu kami harus hidup bersama seperti biasanya.

> 

> Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan 

> 

> pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin

anak 

> 

> kami melihat kehancuran rumah tangga  kami.

> 

>  

> 

> Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah kamu 

> 

> masih

> 

> ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan

kita?"

> 

> Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah

kepadaku. 

> 

> Aku

> 

> mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku dilenganmu", katanya,

> 

>  

> 

> "Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku

pada

> 

> waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap

pagi 

> 

> kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu."

> 

>  

> 

> Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan

> 

> indah 

> 

> yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana 

> 

> romantis.

> 

> Aku memberitahukan Dew soal syarat- syarat perceraian dari istriku. Ia

> 

> tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik

yang 

> 

> ia

> 

> lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini," ia mencemooh.

> 

> Kata-katanya membuatku merasa tidak enak. Istriku dan aku tidak

> 

> mengadakan 

> 

> kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling

menganggap 

> 

> orang asing. 

> 

> Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah

> 

> tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,"Wah, papa membopong mama,

mesra

> 

> sekali" Kata-katanya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang 

> 

> duduk, lalu

> 

> ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan 

> 

> mata

> 

> dan berkata dengan lembut," Mari kita mulai hari ini,jangan

> 

> memberitahukan 

> 

> pada anak kita." Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku

melepaskan ia 

> 

> di pintu. Ia

> 

> pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor. 

> 

>  

> 

> Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di

dadaku,kami 

> 

> begitu

> 

> dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku menyadari

bahwa

> 

> aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat

> 

> bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya.

> 

>  

> 

> Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "Kebun diluar sedang dibongkar, 

> 

> hati-

> 

> hati kalau kamu lewat sana."

> 

>  

> 

> Hari keempat,ketika aku membangunkannya, aku merasa kalau kami

> 

> masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong

kekasihku

> 

> dilenganku.

> 

> Bayangan Dew menjadi samar.

> 

>  

> 

> Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, 

> 

> seperti, dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia

setrika, aku 

> 

> harus hati-hati saat memasak,dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan 

> 

> terasa semakin erat.

> 

> Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.

> 

>  

> 

> Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke 

> 

> kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya,"Kelihatann ya 

> 

> tidaklah sulit

> 

> membopongmu sekarang" Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu

> 

> untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa 

> 

> menemukan yang cocok. Lalu ia melihat, "Semua pakaianku

> 

> kebesaran". Aku tersenyum. Tapi tiba-tiba aku menyadarinya sebab

> 

> ia semakin kurus itu sebabnya aku bias membopongnya dengan ringan bukan 

> 

> disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya

> 

> dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit Tanpa sadar ku 

> 

> sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. "Pa,sudah

waktunya 

> 

> membopong mama keluar"

> 

>  

> 

> Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian 

> 

> yang penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan 

> 

> merangkulnya

> 

> dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah 

> 

> pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan

dari 

> 

> kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara 

> 

> lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami

> 

> kembali 

> 

> ke hari pernikahan

> 

> kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih. 

> 

>  

> 

> Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah 

> 

> dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, 

> 

> "Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua". 

> 

> Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "Antara kita saling tidak

> 

> menyadari 

> 

> bahwa kehidupan kita begitu mesra". Aku melompat turun dari mobil tanpa

> 

> Sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku 

> 

> berubah. Aku menaiki tangga.

> 

> Dew membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dew, Aku tidak ingin 

> 

> bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. 

> 

> "Kamu tidak demam".

> 

> Kutepiskan tanganya dari dahiku "Maaf, Dew,Aku Cuma bisa bilang maaf 

> 

>  padamu,Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan

> 

> disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari 

> 

>  kehidupan,bukan disebabkan kami tidak saling mencintai

lagi.Sekarang aku 

> 

> mengerti sejak aku

> 

> membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan

> 

> menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu" Dew tiba-tiba

seperti 

> 

> tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu

dengan 

> 

> kencang dan

> 

> tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam

> 

> perjalanan aku melewati sebuah took bunga, ku pesan sebuah buket bunga 

> 

> kesayangan istriku.

> 

>  

> 

> Penjual bertanya apa yang mesti ia

> 

> tulis dalam kartu

> 

> ucapan?

> 

>  

> 

> Aku tersenyum, dan menulis " Aku akan

> 

> membopongmu

> 

> setiap pagi sampai kita tua..."

> 

> 

> 

> --- End forwarded message ---

> 

> 

> 

> 

> 

>     

>   

> 

>     

>     

> 

> 

> 

> 

> <!--

> 

> #ygrp-mkp{

> border:1px solid #d8d8d8;font- family:Arial; margin:14px

0px;padding: 0px 14px;}

> #ygrp-mkp hr{

> border:1px solid #d8d8d8;}

> #ygrp-mkp #hd{

>

color:#628c2a; font-size: 85%;font- weight:bold; line-height: 122%;margin: 10px

0px;}

> #ygrp-mkp #ads{

> margin-bottom: 10px;}

> #ygrp-mkp .ad{

> padding:0 0;}

> #ygrp-mkp .ad a{

> color:#0000ff; text-decoration: none;}

> -->

> 

> 

> 

> <!--

> 

> #ygrp-sponsor #ygrp-lc{

> font-family: Arial;}

> #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{

> margin:10px 0px;font-weight: bold;font- size:78%; line-height: 122%;}

> #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{

> margin-bottom: 10px;padding: 0 0;}

> -->

> 

> 

> 

> <!--

> 

> #ygrp-mlmsg {font-size:13px; font-family: arial, helvetica, clean,

sans-serif;}

> #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit; font:100% ;}

> #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica,

clean, sans-serif;}

> #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}

> #ygrp-mlmsg * {line-height: 1.22em;}

> #ygrp-text{

> font-family: Georgia;

> }

> #ygrp-text p{

> margin:0 0 1em 0;}

> #ygrp-tpmsgs{

> font-family: Arial;

> clear:both;}

> #ygrp-vitnav{

> padding-top: 10px;font- family:Verdana; font-size: 77%;margin: 0;}

> #ygrp-vitnav a{

> padding:0 1px;}

> #ygrp-actbar{

> clear:both;margin: 25px

0;white-space: nowrap;color: #666;text- align:right; }

> #ygrp-actbar .left{

> float:left;white- space:nowrap; }

> .bld{font-weight: bold;}

> #ygrp-grft{

> font-family: Verdana;font- size:77%; padding:15px 0;}

> #ygrp-ft{

> font-family: verdana;font- size:77%; border-top: 1px solid #666;

> padding:5px 0;

> }

> #ygrp-mlmsg #logo{

> padding-bottom: 10px;}

> 

> #ygrp-vital{

> background-color: #e0ecee;margin- bottom:20px; padding:2px 0 8px 8px;}

> #ygrp-vital #vithd{

>

font-size:77% ;font-family: Verdana;font- weight:bold; color:#333; 
text-transform: uppercase; }

> #ygrp-vital ul{

> padding:0;margin: 2px 0;}

> #ygrp-vital ul li{

> list-style-type: none;clear: both;border: 1px solid #e0ecee;

> }

> #ygrp-vital ul li .ct{

>

font-weight: bold;color: #ff7900;float: right;width: 2em;text- align:right; 
padding-right: .5em;}

> #ygrp-vital ul li .cat{

> font-weight: bold;}

> #ygrp-vital a{

> text-decoration: none;}

> 

> #ygrp-vital a:hover{

> text-decoration: underline; }

> 

> #ygrp-sponsor #hd{

> color:#999;font- size:77%; }

> #ygrp-sponsor #ov{

> padding:6px 13px;background- color:#e0ecee; margin-bottom: 20px;}

> #ygrp-sponsor #ov ul{

> padding:0 0 0 8px;margin:0; }

> #ygrp-sponsor #ov li{

> list-style-type: square;padding: 6px 0;font-size: 77%;}

> #ygrp-sponsor #ov li a{

> text-decoration: none;font- size:130% ;}

> #ygrp-sponsor #nc{

> background-color: #eee;margin- bottom:20px; padding:0 8px;}

> #ygrp-sponsor .ad{

> padding:8px 0;}

> #ygrp-sponsor .ad #hd1{

>

font-family: Arial;font- weight:bold; color:#628c2a; font-size: 100%;line- 
height:122% ;}

> #ygrp-sponsor .ad a{

> text-decoration: none;}

> #ygrp-sponsor .ad a:hover{

> text-decoration: underline; }

> #ygrp-sponsor .ad p{

> margin:0;}

> o{font-size: 0;}

> .MsoNormal{

> margin:0 0 0 0;}

> #ygrp-text tt{

> font-size:120% ;}

> blockquote{margin: 0 0 0 4px;}

> .replbq{margin: 4;}

> -->

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>      

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _

> Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 

> http://www.yahoo. com/r/hs

>





    
  

    
    




<!--

#ygrp-mkp{
border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;}
#ygrp-mkp hr{
border:1px solid #d8d8d8;}
#ygrp-mkp #hd{
color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;}
#ygrp-mkp #ads{
margin-bottom:10px;}
#ygrp-mkp .ad{
padding:0 0;}
#ygrp-mkp .ad a{
color:#0000ff;text-decoration:none;}
-->



<!--

#ygrp-sponsor #ygrp-lc{
font-family:Arial;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
margin-bottom:10px;padding:0 0;}
-->



<!--

#ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, 
sans-serif;}
#ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
#ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}
#ygrp-tpmsgs{
font-family:Arial;
clear:both;}
#ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#ygrp-actbar{
clear:both;margin:25px 0;white-space:nowrap;color:#666;text-align:right;}
#ygrp-actbar .left{
float:left;white-space:nowrap;}
.bld{font-weight:bold;}
#ygrp-grft{
font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;}
#ygrp-ft{
font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px solid #666;
padding:5px 0;
}
#ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#ygrp-vital{
background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;padding:2px 0 8px 8px;}
#ygrp-vital #vithd{
font-size:77%;font-family:Verdana;font-weight:bold;color:#333;text-transform:uppercase;}
#ygrp-vital ul{
padding:0;margin:2px 0;}
#ygrp-vital ul li{
list-style-type:none;clear:both;border:1px solid #e0ecee;
}
#ygrp-vital ul li .ct{
font-weight:bold;color:#ff7900;float:right;width:2em;text-align:right;padding-right:.5em;}
#ygrp-vital ul li .cat{
font-weight:bold;}
#ygrp-vital a{
text-decoration:none;}

#ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#ygrp-sponsor #hd{
color:#999;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov{
padding:6px 13px;background-color:#e0ecee;margin-bottom:20px;}
#ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#ygrp-sponsor #nc{
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;}
o{font-size:0;}
.MsoNormal{
margin:0 0 0 0;}
#ygrp-text tt{
font-size:120%;}
blockquote{margin:0 0 0 4px;}
.replbq{margin:4;}
-->








      
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs

Kirim email ke