Bismillah,

Mungkin julukan “Mahasiswa” memang harus diganti. Terserah mau diganti apa….mau 
“Siswa” saja, “Mikrosiswa”, atau “Tukang Belajar”, terserah deh. Masalahnya 
dengan julukan “Maha” di depan “Siswa”, mereka yang tidak ada bedanya dengan 
orang kebanyakan itu jadi sangat besar kepala. Kelihatannya mereka ge-er dengan 
gelar “Maha” itu. Padahal yang “Maha” itu hanya satu, hanya Allah SWT.

Saya terusik oleh berita TV pagi ini ketika sedang asyik di depan komputer. 
Sekelompok mahasiswa berdemo dan menyandera mobil dinas. Saya bukan membela 
mobil dinasnya. Saya juga bukan tidak setuju dengan demonya. Saya cuman terusik 
saja dengan tingkah ulah mereka.

Bayangkan mereka menurut saya jadi lebih rampok dari para perampok. Kalo para 
perampok ternak kerjanya sembunyi-sembunyi, mereka ini kerjanya 
terang-terangan. Terang-terangan merampok kebebasan pengguna jalan. Di berita 
pagi ini, mereka bagai cowboy jalanan menyandera mobil, menutup jalan, membakar 
ban. Mereka tidak segan-segan membentak orang yang lebih tua. Urat lehernya 
nyempul lebih besar daripada otot Gatotkaca kalau mereka lagi berteriak. 
Pengguna jalan tidak bisa ngapa-ngapain!
Maaf, kalau mereka mengaku manusia, pengguna jalan juga manusia choy! Mereka 
juga nyari duit. Mereka butuh makan. Mereka butuh duit untuk nebus obat kalo 
lagi sakit. Mereka butuh duit untuk beli rumah biar anak mereka yang masih 
kecil-kecil punya tempat berteduh. Dan yang terpenting, mereka butuh duit buat 
bayar uang kuliah anak mereka yang mahasiswa biar bisa jadi orang baik-baik, 
bukan untuk jadi rampok seperti cowboy jalanan ini! Ngerti nggak seeh???!!!

Begini jadinya kalau pendidikan kita kehilangan nilai dasarnya. Dulu waktu saya 
kecil, orang tua saya marah besar kalau lewat depan orang tua (pokoknya orang 
yang lebih tua) tidak nunduk-nunduk ‘tabe’ (jalan sambil nunduk tanda hormat). 
Jangankan membentak orang yang lebih tua, bersuara lebih keras saja saya sudah 
dicap tidak tau adat.

Memangnya kalau lagi memperjuangkan kebenaran tidak perlu ada aturan? Anda para 
Mahasiswa, kalau anda muslim, coba-coba buka buku pelajaran agama anda. Di 
dalam perang saja yang jelas-jelas dihalalkan membunuh lawan, Islam tetap 
menuntut para mujahid untuk menjaga etika perang. Lawan kalau sudah tobat dan 
minta ampun wajib diampuni! Kalau anda tidak tau ini berarti anda tidak pernah 
belajar. Kalau anda tidak pernah belajar, apapula hak anda untuk mengajari 
orang tentang kebenaran? Pakai kekerasan alias pemaksaan di jalanan lagi?!

Kalau begini terus kekhawatiran saya akan semakin akut. Mahasiswa kita kok 
semakin tidak terpelajar? Naga-naganya kampanye para politisi untuk bikin 
pendidikan gratis bakal tidak pernah kesampaian sampai akhir jaman. Bagaimana 
mau kesampaian? Mahasiswa semakin tidak terpelajar. Berati negara justru harus 
keluar uang lebih banyak lagi untuk mendidik mereka. Mendidik mereka entah 
sampai kapan.

Maaf, saya bukan pesimis. Saya miris.

Makanya saya mau menghimbau. Walaupun saya bukan dari departemen penerangan 
yang kerjanya biasanya memberi himbauan, apalagi mereka punya mobil pakai 
pengeras suara yang bisa didengar walaupun oleh orang yang lagi buang hajat di 
wc tersembunyi di lorong-lorong terjauh, tapi Insya Allah saya ikhlas beri 
himbauan.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah seair. Atas nama kebaikan, atas nama 
kemajuan, atas nama bangsa dan negara, marilah kita kembalikan pendidikan 
anak-anak kita kepada pendidikan sebagaimana seharusnya. Pendidikan yang 
daripada berakarkan pada rumah tangga. Di mana orang tua bertindak sebagai 
guru. Sebagaimana anak belajar daripada tauladan orang tuanya. Seperti dulu, 
waktu saya belajar mengaji. Saya dimungkinken hormat senantiasa pada guru 
mengaji saya. Kalau salah baca saya dipukul daripada kaki saya pakai kayu. 
Setelah mengaji saya ngangkat air buat guru ngaji. Akhirnya ini membuat saya 
tetap menghargai daripada guru mengaji saya….Sekian

----------

Mohon maaf kalau tulisan ini tendensius. Sebenarnya tidak seperti itu. Saya ini 
bukan tipe orang rakus buang-buang nafsu amarah ke orang lain. Apalagi buang 
jenis nafsu yang lain. Mungkin ketika menulis di atas saya terbawa perasaan.

Saya tau, dari puluhan mahasiswa yang turun ke jalan, masih lebih banyak yang 
tidak begitu. Makanya memang tulisan ini bukan generalisasi. Tulisan ini 
menunjuk pada para oknum. Kalau anda mahasiswa dan ridak berkelakuan begitu, 
maka anda pada dasarnya tidak termasuk dalam oknum itu. Tapi kalau anda 
mahasiswa, dan berkelakuan begitu, dan anda bahkan tidak merasa tersinggung 
oleh sentilan tulisan ini, maka andalah oknum sejati itu!

Sadarlah! Sadarlah! Sadarlah!

 
Cara termurah hubungi saya, gunakan skype. Skype ID: ir1uno
Dengan Skype anda bisa menelepon gratis via Internet. Skype – Seluruh dunia 
berbicara dengan gratis  
Bagi pebisnis, silahkan kunjungi:www.unointernasional.com. Baca artikel lengkap 
saya:www.irwan-uno.blogspot.com


      
____________________________________________________________________________________
Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping

Kirim email ke