UNTUK TEMANKU PK. MY. salam&sori,OH
 
                                                                                
                                                            
Subject: 




 
<http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/99964;_ylc=X3oDMTJzY2g4dDl1BF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzEzMDA2NzAyBGdycHNwSWQDMTcwNTA0MzY5NQRtc2dJZAM5OTk2NARzZWMDZG1zZwRzbGsDdm1zZwRzdGltZQMxMjIxMjY1Mzg2>
 Petualangan Kuda dan Manusia 


Posted by: "Agus Hamonangan"  <mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Re%3APetualangan%20Kuda%20dan%20Manusia> [EMAIL PROTECTED]    
<http://profiles.yahoo.com/agushamonangan> agushamonangan 


Fri Sep 12, 2008 4:16 pm (PDT) 

Oleh Cyprianus Lilik K P
 
<http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/13/00505420/petualangan.kuda.dan.manusia>
 
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/13/00505420/petualangan.kuda.dan.manusia

Lakon wayang Sesaji Raja Suya bertutur tentang upacara purba
aswamedha. Seekor kuda dilepaskan Prabu Yudhistira untuk mengembara
bebas dan menapakkan kaki ke mana pun ia inginkan. Dan ke mana pun
kuda itu pergi, menjadi tugas dari pasukan Pandawa yang mengikuti
perjalanan sang kuda, untuk berperang menaklukkan negeri itu.

Yang tak banyak diketahui orang di balik kisah purba versi Jawa ini
adalah kisah-kisah Indo-Arya, seperti Mahabharata, Ramayana, dan
tradisi Vedic lainnya. Kisah itu muncul tak berselang lama dari
domestikasi kuda pertama oleh bangsa-bangsa Indo-Eropa, pengembara di
sisi timur stepa Asia Tengah 4.000 tahun sebelum Masehi (SM) dan
tersebar luas pada 3.000 SM. Bangsa Indo-Arya adalah subfamili Indo-
Iranian dari famili Indo-Eropa.

Sekitar tahun 5.000 SM mereka terusir dari dataran rendah yang subur
di tepian Laut Hitam purba. Banjir raksasa dari luapan air Laut Tengah
akibat pencairan es kutub di zaman Pleistosen akhir, menaikkan
permukaan laut, meluap melalui Selat Bosphorus membanjiri Laut Hitam,
dan mengubahnya dari danau air tawar menjadi bagian dari Laut Tengah.

Sejak itulah gelombang demi gelombang famili ini bermigrasi ke seluruh
penjuru mata angin. Terserak ke Barat memadati Eropa, tersebar ke
Timur beraduk dengan bangsa stepa Asia Tengah. Menjadi subfamili
Indo-Iranian, terserak lagi ke Pegunungan Hindukush sebelum akhirnya
masuk ke lembah Indus, sebagai Indo-Arya, dan mendesak Dravida.

Di gunung-gunung perhentian dari perjalanan panjang penuh peperangan
inilah sang Arjuna memanah, menghancurkan tambur besar milik Raja
Jarasandha, pemberi isyarat bahaya di puncak bukit pertahanan Kerajaan
Giribajra.

Ibu Pertiwi dan Bapa Aksara

Tradisi kesatriaan Arjuna, gunung-gemunung peperangan, dan kisah
pengembaraan kuda hanyalah artefak-artefak terserak dari kisah lain
yang tersembunyi dari milenia ke milenia. Kisah petualangan manusia
dan kuda, nalar dan instrumen, yang membentang membentuk narasi dan
definisi ketuhanan, kekuasaan, dan makna kehidupan.

Beberapa ribu tahun sebelumnya, Revolusi Neolitik 10.000-7000 SM
menandai penyeberangan ras manusia dari kehidupan nomaden menjadi
menetap dan agraris. Masa ini menandai lahirnya perjumpaan intensif
dan ritualistik manusia dan alam.

Domestifikasi kuda, memberi makna kontinental dari migrasi besar
Indo-Eropa ini. Kontinental dalam dua arti, pertama ukuran spasial
dari migrasi, kedua, taraf kedalaman revolusi kebudayaan yang lahir
darinya. Penjinakan yang menggulung kembali permadani peradaban Neolitik.

Pencerabutan geografis akibat migrasi yang difasilitasi kuda sebagai
instrumen mobilitas ras manusia memunculkan konsekuensi yang tidak
sepele. Dialektika manusia-alam retak lantaran lenyapnya rumah
ekologis dan antropologis. Muncullah nomadenisme baru, masyarakat yang
sedenter dalam kultur tani purba di Kaukasus, kembali menjadi nomadik.
Yang terjadi adalah intensifikasi subyek dalam kilasan pengalaman yang
terus berganti dalam pergerakan bangsa-bangsa melintasi ruang. Terjadi
inflasi teknologi akibat intensifikasi nalar dan elaborasi penggunaan
alat.

”Tuhan” pun bergeser dari bawah ke atas, dari tanah ke langit. Karena
bintang-bintang adalah satu-satunya yang tetap untuk menjadi rujukan,
maka muncullah sky father, bapa aksara, atau dalam bahasa yang lebih
kita akrabi Zeus pater, Deus, dan Jupiter.

Dan politik? Politik bergeser dari totalitarianisme teritorial yang
dirajut dalam kesatuan kosmik, menjadi terkait erat dengan identitas
tribal dan hubungan darah. Dari matrilineal atau setidaknya egali-
tarian, menjadi patrilineal. Dengan pasukan-pasukan yang lincah
merambah ruang, melin- tasi stepa-stepa, menghan- curkan desa-desa,
merebut kota-kota.

Ambiguitas pahlawan

Persetubuhan manusia dan kuda, kisah Pandhita Durna yang harus
menyetubuhi kuda untuk bisa sampai ke nusa Jawa, adalah kisah kita
yang sejati. Persatuan manusia dan alat, adalah mesin besar yang
membawa homo sapiens-sapiens berziarah melintasi ruang fisik, ruang
makna, dan ruang budaya. Tidak terpisah melainkan satu, semacam
cyborg, cybernetics organism dalam terminologi feminist postmodern
Donna Harraway. Di sinilah Tuhan, kekuasaan, ataupun makna kehidupan
didefinisikan, dalam persepsi ekologis-antropologis dalam petualangan
manusia di atas punggung kuda.

Inilah bangsa yang kemudian berkuasa, yang bisa mengamini ambiguitas
sebagai pangkal kelahirannya, yang menguasai kecekatan purba dan tak
terjebak pada perdebatan makna, nilai, atau otentisitas diri yang
berlama-lama.

Pemuja tradisi fisik, bukan karena kenikmatannya, tetapi karena
penerimaan bahwa materialitas hidup itulah yang mendefinisikan
kebudayaan dan kemanusiaan kita. Bahwa tidak selayaknya manusia
terpenjara di kepalanya sendiri, dan bahwa sejatinya perjuangan
menyejarah adalah sebuah ragawidya. Perjuangan bajik dari jiwa dan raga.

Bangsa-bangsa perkasa bersenjatakan pedang dan panah, terserak di
bentang kontinental Asia Tengah, dari stepa Rusia hingga Mongolia.
Dari rahim kebudayaan stepa, beribu hidup yang keras di tanah tandus,
lahirlah dua kasta menengah yang sangat penting bagi zaman kita:
ksatria dan waisya, prajurit dan pedagang.

Keduanya berkawan karib sejak kafilah merintis Jalan Sutra hingga
zaman para cowboy penunggang kuda di era Wall Street di bumi Barat
yang liar. Maka wajar bila dunia mengenal mereka secara ambigu:
pahlawan besar peperangan dan perampok-penghancur agung kebudayaan.

Mengalahkan imperium-imperium mulai dari Mediteranian, Romawi, hingga
dinasti Fatimiyah di Baghdad. Itulah mengapa ia dimonsterkan sebagai
centaur di bukit-bukit Thessalonika dan Arkadia di Yunani, bertubuh
kuda berkepala manusia, tetapi juga menjadi guru-guru pahlawan Yunani
purba, Achilles, Hercules, Jason, dan Asclepius.

Pembunuh, perampok, satria, dan waisya, mereka dibintangkan Zeus
sebagai Sagitarius di angkasa.

Cyprianus Lilik Krismantoro Putro Peminat kajian kebudayaan, tinggal
di Yogyakarta


 <outbind://57-0000000036562B5C79F27B47B770621EE844321644C62F00/#toc> Back to 
top 
 <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Reply to sender |  <mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Re%3APetualangan%20Kuda%20dan%20Manusia> Reply to group |  
<http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/post;_ylc=X3oDMTJzYzQzNGhzBF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzEzMDA2NzAyBGdycHNwSWQDMTcwNTA0MzY5NQRtc2dJZAM5OTk2NARzZWMDZG1zZwRzbGsDcnBseQRzdGltZQMxMjIxMjY1Mzg2?act=reply&messageNum=99964>
 Reply via web post 
 
<http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/message/99964;_ylc=X3oDMTM4Z2h0OGFjBF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzEzMDA2NzAyBGdycHNwSWQDMTcwNTA0MzY5NQRtc2dJZAM5OTk2NARzZWMDZG1zZwRzbGsDdnRwYwRzdGltZQMxMjIxMjY1Mzg2BHRwY0lkAzk5OTY0>
 Messages in this topic (1) 

14. 

Kirim email ke