kita pe oya dang, nyanda tau kalau ada rekor muri untuk tumbilatohe, terima kasih infonya, pombolu so abis. Gimana kabar pombolu di gorontalo?
Tuturuga <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kak Fadly yang baik, Kalo cuma 1 juta tumbilotohe itu bukan memecahkan rekor MURI. Pada bulan Oktober 2006 MURI mencatat di Gorontalo (kalo gak salah) ada sekitar 6 juta sekian lampu tumbilotohe dinyalakan. Bisa dicek di MURI surat pencatatan rekor No. 2186/R.MURI/X/2006 yang ditandatangani Jaya Suprana, si bos jamu cap Ayam Jago. Eh, masih piara Pombolu? Heheheh... Salah hangat... --- On Wed, 9/24/08, Fadly Tantu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > From: Fadly Tantu <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Balasan: Re: Balasan: [GM2020] TUMBILOTOHE MASYARAKAT GORONTALO > PERANTAUAN: WOLOLO BUBOHE..... > To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com > Date: Wednesday, September 24, 2008, 9:49 PM > Om tuturuga, saya tadi sore so beli lilin 2 pak, untuk > persiapan menciptakan suasana tumbilatohe di rumah, soalnya > anak-anak suka dan kebetulan di bogor lagi musim mati lampu. > jadi wajib tumbilatohe. > he... he... > > Om Tuturuga coba bikin rekor muri di Gorontalo untuk > malam tumbilatohe dengan kegiatan malam satu juta lampu > tumbilatohe. > > Tuturuga <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kak Fadly mo pasang lampu? > > --- On Wed, 9/24/08, Fadly Tantu > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > From: Fadly Tantu <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: Balasan: [GM2020] TUMBILOTOHE MASYARAKAT > GORONTALO PERANTAUAN: WOLOLO BUBOHE..... > > To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com > > Date: Wednesday, September 24, 2008, 9:27 PM > > Ingat Masa kecil di Tinombu, bila malam menjelang > akhir > > ramadhan tiba, kami anak-anak sibuk membuat lampu > > "tumbilatohe". lampu ini kami gunakan untuk > > mengawal (menerangi jalan) untuk orang-orang yang > bertugas > > mengantar/ menyampaikan zakat fitrah ke rumah-rumah > mereka > > yang berhak menerima. > > kami anak-anak berbaris sambil membawa lampu > tumbilatohe > > (lampu minyak tanah terbuat dari botol/ kaleng bekas > > dapasang di ujung bambu, atau obor) mengawal pembawa > zakat > > sambil menyanyi yang syairnya sebagai berikut > > > > Yo... yo ... tumbilatohe to hulapa > > tombili padamala teme japa pandala. > > > > he ...he... he apa depe arti sair ini tolong > > diterjemahkan. > > > > Tadi setelah magrib saya lewat di Asrama Gorontalo di > > Bogor, kong ada lia dorang so ba tumbilatohe, tapi > kayaknya > > pake lilin, > > > > Selamat bertumbilatohe. > > > > Salam hormat Fadly. Mohon maaf lahir bathin. > > > > assacks <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tidak terasa kita telah berada pada akhir-akhir > > Ramadhan, bulan yang > > penuh rahmat dan pengampunan. Pada masa-masa ini, > suatu > > tradisi yang > > cukup tua akan diadakan di Gorontalo, yakni > TUMBILOTOHE. > > Suatu > > tradisi masyarakat Gorontalo yang dilakukan pada 3 > malam > > terakhir > > menjelang malam hari raya Idul Fitri. Sesuai dengan > > namanya, tradisi > > ini ditandai dengan menyalakan lampu ditiap-tiap rumah > dan > > sepanjang > > jalan. Kemeriahan itu ditambah lagi dengan pawai dan > > arak-arakan > > bendi, bunggo, dan teriakan anak-anak yang menyerukan > > kalimat > > "Tumbilotohe!!! Tamohile zakati Bubohe > lopopati", > > atau Tumbilotohe!!! > > Tikaita Bubohe". > > > > Konon kabarnya, dulunya tradisi ini dilakukan dengan > tujuan > > untuk > > mempermudah para pengumpul zakat fitrah pada > malam-malam > > terakhir > > dalam menjalankan tugasnya. Karena, dulu kondisi > pemukiman > > Gorontalo > > masih dikelilingi oleh pohon-pohon besar (mirip2 > hutan). > > Rumah-rumah > > penduduk masih sangat jarang. Jarak antara rumah yang > satu > > dengan > > yang lain sangat jauh. Ditambah lagi dengan tidak > adanya > > fasilitas > > listrik seperti sekarang ini. Jadi, timbullah ide dan > > gagasan untuk > > menyalakan lampu ditiap-tiap rumah dan jalanan untuk > > menerangi > > Gorontalo saat itu. Tradisi ini kemudian berlanjut > sampai > > saat ini > > dengan gaya dan penampilan yang lebih modern. > Penerangan > > telah > > dilakukan dengan menggunakan lampu listrik. > > > > Untuk masyarakat Gorontalo diperantauan, tradisi > semacam > > ini tetap > > dilakukan. Hal ini pernah dapat dilihat di rumah-rumah > > orang > > Gorontalo yang ada di Bandung, Samarinda, Jakarta, dan > lain > > > > sebaginya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk tetap > > menjaga > > tradisi turun temurun dan juga untuk mengusir rasa > rindu > > akan suasana > > Gorontalo tercinta. Kata-kata "Tumbilotohe!!! > tikaita > > Bubohe", > > kemudian diganti dengan seruan "Tumbilotohe!!! > Wololo > > Bubohe". > > Tujuannya adalah menumbuhkan rasa memiliki Gorontalo, > > mentransfer > > suasana Gorontalo ke luar Gorontalo. Semua dilakukan > karena > > satu hal > > "Kami rindu Gorontalo, Kami rindu Ilabulo, Kami > rindu > > Tumbilotohe, > > Kami rindu nasu bulu, Kami rindu..." > > > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > > Dapatkan nama yang Anda sukai! > > Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan > > @rocketmail.com. > > > > > > > --------------------------------- > Dapatkan alamat Email baru Anda! > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil > orang lain! --------------------------------- Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search.