eittsss,,, ada yang so bacurhat... hihihihihihi.... kayaknya alasan tidak mau tinggal di Gorontalo itu masih kurang...?!?!?! hehehehe
**sowry-ba-co'do'-sadiki** 2008/10/30 Sofy Patricia <[EMAIL PROTECTED]> > k bram dan juga t Utam.. > pertanyaan bangga menjadi anak gorontalo, kalo saya jawabnya Ya dan Tidak.. > kenapa Ya..karena orang gtlo itu persaudaraannya sangat kuat..apalagi di > daerah perantauan..selain itu, masih ada yang namanya saling peduli. > pokoknya jarang saya lihat pada teman2 perantauan khususnya dari daerah > lain. > kalau jawaban TIDAK..ya itu tadi..budaya karlota dan tutuhiya.. > orang kentut dimana...kedengarannya dimana..saya tdk tau apa itu bisa di > kategorikan kepedulian sesama yang TER-amat peduli atau apa.. > karena jujur, saya sangat terganggu dengan budaya itu..kesannya kita > seperti tidak punya lagi Privacy atau Hak..:-) > sama dengan tutuhiya..apa sih tujuannya ?? > kalau cuma jabatan, itu sama aja dengan rezeki..ada Allah yang mengatur.. > dalam arti kata, budaya tutuhiya biasa terjadi di instansi2 :-)) > ada seseorang yang naik jabatan, padahal orangnya biasa2 atau bukan > keluarga pejabat dll..eeeh..langsung beraksi mulut2 pegawai yang lain.. > padahal orang itu dipilih pure karena prestasi kerjanya, jujur, ulet, > dll..justru itu yang orang tidak suka...bingung kan ??? > makanya kalo tanya saya..pengen menetap tinggal di mana.. > terserah di mana saja, asal bukan d gtlo..hehhe.. > mendingan tersiksa fisik, d kamar kos yang kecil,tdk ada air (karena musim > kering), makan indomie, daripada di rumah besar+fasilitas lengkap, tapi > tersiksa batin...hahahah.. > sebenarnya masih banyak yang mo di tulis, cuma so capek + takut kebanyak > ngomong ada yang tersinggung... > cuman ini asli dari hati kok... > maafkan waa... > > > --- On *Wed, 10/29/08, imusafir <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > From: imusafir <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: [GM2020] Re: Bangga Jadi Anak Gorontalo??? > To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com > Date: Wednesday, October 29, 2008, 11:17 PM > > > > > Assalamualakum Pak herwin > dan salam Kenal Buat Te Utam uti (heheheh) > Persoalan Te Utam sebenarnya bukanlah persoalan baru. Hanya saja sebelum > saya melangkah lebih jauh ada beberapa hal yang saya kira bisa kita luruskan > bersama.dan dalam hal ini saya tetap menghargai pendapat te Utam. > > Dia mengatakan budaya negatif dari masyarakat Gorontalo (yang dia ketahui > dari orang-orang tua terdahulu) tidak kunjung hilang. Budaya karlota (lebih > senang bercerita dan bergunjing dari pada membaca), senang berbicara hal-hal > yang mengandung ghibah dan fitnah serta hal-hal yang sifatnya > bersenang-senang (plesiran) dari pada bekerja keras. Tetapi yang paling > disorotnya adalah budaya TUTUHIYA. Tidak senang melihat keberhasilan orang > lain, meskipun orang itu masih ada ikatan saudara ataupun teman. "Susah > Lihat Orang Lain Senang dan Senang Lihat Orang Lain Susah". > > Kalau menurut saya *Karlota* itu adalah bukan hanya milik Masyarakat > Gorontalo.Dulu waktu masih tinggal di bitung, seringkali saya temui > kumpulan orang-orang yang senang membicarakan aib orang lain dan mereka > bukan orang gorontalo. Ketika berkumpul sama orang-orang jepang dijakarta > ternyata mereka juga senang ba karlota, tidak ketinggalan juga orang jawa > dan sunda . American ?? wahhh jangan salah mereka juga doyan. > > Kesimpulan saya adalah Karlota itu bukan monopli oranga gorontalo saja . > Ini adalah salah satu perilaku human being sebagai mahluk social yang kalau > di biarkan bisa menyebabkan Fitnah. Jadi kemanapun kita melangkah di muka > bumi ini sudah pasti kita akan menemui golongan seperti ini .Entah itu di > Kabila atau diCalifornia, semuanya tergantung bagaiman kita menyikapi > perilaku sosial masyakat ini .Analoginya mungkin seperti ini ; Ketika > menghadapi macet dalam berkendaraan di tengah jalan, kita dapat melihat > betapa respond manusia itu macam-macam. ada yang ngumpat-ngumpat, ada yang > teriak-teriak , ada juga yang sibuk membaca novel, ada yang main Nintento > atau sekedar sms-an bahkan ada juga yang sibuk memperbaiki make up, > (heheheh) > > *Tutuhiya* , kalau kita mau jujur, hampir di setiap tempat di muka bumi > ini kita akan menjumpainya. dan bukan hanya di gorontalo.Lihat saja > kisah Qain dan Habil yang tingkat Tutuhiyanya sampai ketaraf Pembunuhan. > padahal kedua anak adam itu bukan orang gorontalo dantidak tinggal di > gorontalo. Dalam Hal ini point saya adalah bahwa Tutuhiya itu juga bukan > hanya milik orang Gorontalo. Ini juga adalah salah satu perilaku manusia > sebagai mahluk sosial. Dimana ketika ia berinteraksi dengan sesamanya maka > kemungkinan iri , dengki serta hasut akan tumbuh dalam hatinya kalau tidak > di landasi Pemahaman agama dan aqidah serta ahlak yang baik. > > Nah daripada sibuk mengecam soal Gorontalo dengan budaya karlota dan > tutuhiyanya (wahh ini so jadi ba karlota poli) mungkin lebih bijak kalau > kita bersama-sama membina masyarakat hulondalo ini dengan memberi > contoh-contoh yang baik. Kita semua sudah tau akan kelemahan ini dan > memperbaikinya menjadi tanggung jawab kita semua.ini bisa kita mulai dari > keluarga dan diri sendiri.(wahh saya olo baru mo mulai) > > Saran saya kepada te Utam, Seandainya dia memang Pindah ke jakarta atau > tempat lain yang lebih menjanjikan "Douzo" alias mangga atuh , hanya saja > kalau kepindahan itu untuk menghidar dari Karlota dan Tutuhiya maka pada > saatnya diatetap akan menemui hal yang serupa. Entah itu di tempat kerja, > lingkungan tempat tinggal, bahkan di jalanan. > > Sebaliknya keinginan untuk pindah karena Peluang karir yang lebih besar dan > tantangan serta pendapatan yang menjanjikan , *"why not ???" * > > *Niatkan itu salah satu jalan membangun gorontalo. Karena kalau kita > tidak jadi bagian dari Solutions maka kita adalah bagaian dari Problem.* > > Dengan demikian dia tetap akan bisa membangun dan membantu daerah tercinta > Hulondalo lipuu meski dari negeri seberang . > > Bolo Maapu Olo > > Salam Dabu-dabu Roa > > Imusafir > > > > > > > > > > > --- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Herwin Mopangga <[EMAIL > PROTECTED]> wrote: > > > > Tersebutlah teman saya Rustam (panggilan kecilnya "te Utam), seseorang > yang saya kenal dekat, lahir di Gorontalo dan sangat mencintai tanah > kelahirannya. Memasuki usia sekolah dasar hingga menempuh pendidikan > sarjananya, diselesaikan di daerah lain karena mengikuti tugas orang tua. > Dan nasib baik mengantarnya untuk kembali berkarir dan membantu membangun > Gorontalo. Karena latar belakang pendidikannya cukup baik, karakternya yang > dinamis dan bergaul dengan banyak orang, wawasan dan cara berpikirnya baik > dan positif. > > Yang paling aku senangi darinya adalah, "te Utam" tidak segan-segan > memberi pujian dan apresiasi manakala saya atau siapa saja membuat prestasi > atau sesuatu keberhasilan. Sebaliknya dia terang-terangan mengkritik atau > bahkan memprotes keras jika melihat sesuatu ketidakbenaran apalagi > kemungkaran (kadang aku memanggilnya "te Ustad"). Dia juga selalu > mengapresiasi good habit dan mengoreksi bad habit yang dimiliki > teman-temannya. > > Dia juga seorang yang ulet dan pekerja keras. Ramah dan fleksibel. Dia > seorang yang positif thinkers, tidak berprasangka buruk jika sewaktu-waktu > mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ringkasnya, penampilan dan wawasannya > kota tapi kepribadian dan kehangatannya seperti wong ndheso. > > Itulah sebabnya saya tidak heran jika dia memiliki banyak teman dan > kenalan. Dia selalu berkata "BUKANKAH TEMAN ITU SUMBER REZEKI?" Rezeki dalam > arti luas seperti kemudahan memperoleh informasi, akses, jaringan untuk > bekerja sama, tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman dan banyak lagi sisi > positif karena banyak teman" tuturnya lugas. > > Saya juga tidak terkejut, ketika teman-teman sebaya kesulitan mencari > pekerjaan tetapi dia justru ditawari pekerjaan yang sangat bagus di mata > masyarakat dan status sosial yang baik. Sekarang hidupnya lebih mapan > dibanding orang kebanyakan yang seusia dengannya dan memiliki tingkat > pendidikan setara. "Mungkin karena sifat ikhtiar dan tawakkal pada Allah > yang dimiliki seorang Utam" gumamku. > > Oleh karena prestasi kerjanya yang unggul, institusi tempat kerja > mengutus dia untuk mengambil pelatihan ke tanah Jawa dan dilanjutkan dengan > shortcourse ke luar negeri. Prospek karirnya jelas makin mengkilap dimasa > mendatang. > > > > Dalam banyak kesempatan komunikasi jarak jauh denganku dia selalu rindu > ingin pulang. Dia ingin menikmati lagi suasana perkampungan dan kebun sawah > dibelakang rumahnya. Dia ingin mencari pasangan hidup dari tanah > kelahirannya, No'u Gorontalo. > > > > Kadang-kadang dia bercerita tentang pengalaman lucu sewaktu awal-awal > tiba di negeri orang. Beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang berbeda. > Tetapi Alhamdulillah semua bisa dilewati dengan baik, katanya. > > Dia juga senang membahas hal-hal menyangkut budaya dan tradisi Gorontalo. > Dia sangat prihatin dengan perkembangan budaya negatif. > > Dia mengatakan budaya negatif dari masyarakat Gorontalo (yang dia ketahui > dari orang-orang tua terdahulu) tidak kunjung hilang. Budaya karlota (lebih > senang bercerita dan bergunjing dari pada membaca), senang berbicara hal-hal > yang mengandung ghibah dan fitnah serta hal-hal yang sifatnya > bersenang-senang (plesiran) dari pada bekerja keras. Tetapi yang paling > disorotnya adalah budaya TUTUHIYA. Tidak senang melihat keberhasilan orang > lain, meskipun orang itu masih ada ikatan saudara ataupun teman. "Susah > Lihat Orang Lain Senang dan Senang Lihat Orang Lain Susah". > > > > Menjelang akhir masa shortcoursenya di luar negeri, dia katakan padaku. > Ada tawaran dari kantor pusat untuk bekerja di Jakarta dengan jenjang dan > kesejahteraan yang lebih baik. Dia selalu menghubungi aku dan keluarga > terdekatnya untuk sekedar meminta saran. Berat hatinya untuk meninggalkan > Gorontalo. Tapi dia juga harus menyelematkan karirnya. Dan yang lebih > penting lagi katanya, "Mungkin dia tidak pernah kompromi dan memaafkan > budaya-budaya negatif Gorontalo yang selalu dia rasakan di lingkungan > kerjanya dan lingkungan tempat tinggalnya". Baginya, jika memang tidak > mungkin mengikis dan memusnahkan budaya negatif dan TUTUHIYA itu, maka lebih > baik dia memilih berkarir di kota lain yang lebih fair dan profesional dalam > menjalani hidup dan menyikapi kompetisi hidup yang semakin keras ini. > > > > Mungkin dia juga butuh saran dari teman-teman milis. > > > > > > > > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ > _________ > > Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. > > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan > @rocketmail. > > Cepat sebelum diambil orang lain! > > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ > > > > > > -- Salam, Suwito. http://www.suwito.web.id/me ~~ update: PoliBlog...!!! http://suwito.pomalingo.net ~~ update: Tentang Security Update Windows MS08-067