Tersebutlah teman saya Rustam (panggilan kecilnya "te Utam), seseorang yang 
saya kenal dekat, lahir di Gorontalo dan sangat mencintai tanah kelahirannya. 
Memasuki usia sekolah dasar hingga menempuh pendidikan sarjananya, diselesaikan 
di daerah lain karena mengikuti tugas orang tua. Dan nasib baik mengantarnya 
untuk kembali berkarir dan membantu membangun Gorontalo. Karena latar belakang 
pendidikannya cukup baik, karakternya yang dinamis dan bergaul dengan banyak 
orang, wawasan dan cara berpikirnya baik dan positif.
Yang paling aku senangi darinya adalah, "te Utam" tidak segan-segan memberi 
pujian dan apresiasi manakala saya atau siapa saja membuat prestasi atau 
sesuatu keberhasilan. Sebaliknya dia terang-terangan mengkritik atau bahkan 
memprotes keras jika melihat sesuatu ketidakbenaran apalagi kemungkaran (kadang 
aku memanggilnya "te Ustad"). Dia juga selalu mengapresiasi good habit dan 
mengoreksi bad habit yang dimiliki teman-temannya.
Dia juga seorang yang ulet dan pekerja keras. Ramah dan fleksibel. Dia seorang 
yang positif thinkers, tidak berprasangka buruk jika sewaktu-waktu mengalami 
kesulitan dalam hidupnya. Ringkasnya, penampilan dan wawasannya kota tapi 
kepribadian dan kehangatannya seperti wong ndheso.
Itulah sebabnya saya tidak heran jika dia memiliki banyak teman dan kenalan. 
Dia selalu berkata "BUKANKAH TEMAN ITU SUMBER REZEKI?" Rezeki dalam arti luas 
seperti kemudahan memperoleh informasi, akses, jaringan untuk bekerja sama, 
tukar-menukar pengetahuan dan pengalaman dan banyak lagi sisi positif karena 
banyak teman" tuturnya lugas.
Saya juga tidak terkejut, ketika teman-teman sebaya kesulitan mencari pekerjaan 
tetapi dia justru ditawari pekerjaan yang sangat bagus di mata masyarakat dan 
status sosial yang baik. Sekarang hidupnya lebih mapan dibanding orang 
kebanyakan yang seusia dengannya dan memiliki tingkat pendidikan setara. 
"Mungkin karena sifat ikhtiar dan tawakkal pada Allah yang dimiliki seorang 
Utam" gumamku.
Oleh karena prestasi kerjanya yang unggul, institusi tempat kerja mengutus dia 
untuk mengambil pelatihan ke tanah Jawa dan dilanjutkan dengan shortcourse ke 
luar negeri. Prospek karirnya jelas makin mengkilap dimasa mendatang.

Dalam banyak kesempatan komunikasi jarak jauh denganku dia selalu rindu ingin 
pulang. Dia ingin menikmati lagi suasana perkampungan dan kebun sawah 
dibelakang rumahnya. Dia ingin mencari pasangan hidup dari tanah kelahirannya, 
No'u Gorontalo.

Kadang-kadang dia bercerita tentang pengalaman lucu sewaktu awal-awal tiba di 
negeri orang. Beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang berbeda. Tetapi 
Alhamdulillah semua bisa dilewati dengan baik, katanya.
Dia juga senang membahas hal-hal menyangkut budaya dan tradisi Gorontalo. Dia 
sangat prihatin dengan perkembangan budaya negatif. 
Dia mengatakan budaya negatif dari masyarakat Gorontalo (yang dia ketahui dari 
orang-orang tua terdahulu) tidak kunjung hilang. Budaya karlota (lebih senang 
bercerita dan bergunjing dari pada membaca), senang berbicara hal-hal yang 
mengandung ghibah dan fitnah serta hal-hal yang sifatnya bersenang-senang 
(plesiran) dari pada bekerja keras. Tetapi yang paling disorotnya adalah budaya 
TUTUHIYA. Tidak senang melihat keberhasilan orang lain, meskipun orang itu 
masih ada ikatan saudara ataupun teman. "Susah Lihat Orang Lain Senang dan 
Senang Lihat Orang Lain Susah".

Menjelang akhir masa shortcoursenya di luar negeri, dia katakan padaku. Ada 
tawaran dari kantor pusat untuk bekerja di Jakarta dengan jenjang dan 
kesejahteraan yang lebih baik. Dia selalu menghubungi aku dan keluarga 
terdekatnya untuk sekedar meminta saran. Berat hatinya untuk meninggalkan 
Gorontalo. Tapi dia juga harus menyelematkan karirnya. Dan yang lebih penting 
lagi katanya, "Mungkin dia tidak pernah kompromi dan memaafkan budaya-budaya 
negatif Gorontalo yang selalu dia rasakan di lingkungan kerjanya dan lingkungan 
tempat tinggalnya". Baginya, jika memang tidak mungkin mengikis dan memusnahkan 
budaya negatif dan TUTUHIYA itu, maka lebih baik dia memilih berkarir di kota 
lain yang lebih fair dan profesional dalam menjalani hidup dan menyikapi 
kompetisi hidup yang semakin keras ini.

Mungkin dia juga butuh saran dari teman-teman milis.



      
___________________________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke