Dear All gm2020. Kejujuran dan Keihklasan itulah yang utama ..... Jangan Kau Taburi Cinta dengan Permata.... tetapi Hujanilah Semua dengan Kasih Sayang .....
Lirik lagi di atas adalah Sepenggal lagu lama "CINTA dan PERMATA" mungkin lirik bagian lagu tersebut saat ini cocok di kaitkan dengan Pilkada di Gorut, Kejujuran di Gorut ternyata harus di kalahkan dengan Kekuasaan dan Duit. Karena Duit di atas segala2nya. Tidak ada Keihklasan utk menerima kekalahan yang ada adalah rasa ingin berkuasa,dengan menghalalkan segala cara. Jangan heran kenapa Rakyat Gorut berbondong2 ke Kantor KPU memprotes hasil pemilihan yang di umumkan di menangkan oleh RU'YA, mereka datang ke KPU tdk di bayar, mereka Ikhlas dan rela menyuarakan pendapat mereka. Saya coba paparkan Pengalaman2 Kecurangan2 yang di lakukan pada saat pemilihan hampir sebagian di Indonesia. 1. Sebagian Rakyat yang berhak Memilih tidak mendapatkan Surat suara, akan tetapi pada hari H, tiba orang tersebut mencoblos padahal secara fisik orang tersebut tdk datang ke TPS, Suaranya di beli oleh salah satu Calon utk memenangkan dirinya. 2. Saksi2 pada saat perhitungan Suara bisa di Bayar dengan harga tinggi sehingga kecurangan yang terjadi di TPS mereka tutup Mulut karena sudah mendapatkan Duit Tutup Mulut biasanya Minimal 500 Ribu. 3. Salah satu Calon Pemimpin bekerja sama dengan Orang Dalam KPU,PPS utk bisa melakukan Perubahan Perolehan Suara. 4. Dan masih banyak lagi cara2 utk melakukan Kecurangan di setiap Pemilihan di daerah2 Indonesia bs jadi di Gorontalo jg telah terjadi Praktek seperti itu. Sebenarnya Jika ada LSI di Gorut bisa menjadi Penyeimbang Hasil Suara, tapi kenapa yach LSI tdk ada di Gorut ? Apa informasi mengatakan LSI tidak ada yang mendanai sehingga tidak masuk ke Gorut, Jika berharap dari TAFAKUR mungkin saja tak mampu membiayai LSI lain halnya RU'YA pasti akan mampu tapi kemungkinan besar ada rencana terselubung di balik itu semua agar tdk ada LSI masuk ke Gorut sehingga kemenangan dari RU'YA pada akhirnya bisa sah-sah saj. Semoga Kebenaran akan terlihat, dan Kemungkaran akan Musnah di Bumi Gorut. Mohon Maaf jika ada yang kurang berkenan. Wassalam Taufik Polapa Warga Gorut Rusuh, Kwandang Mencekam Senin, 03 Nopember 2008 Ribuan massa pendukung Tafakur yang sejak siang menongkrongi lokasi kantor KPU Gorut, untuk mendengarkan hasil rapat pleno perolehan suara yang akan ditetapkan KPU Gorut. (F: Irvan Mahmud Gorontalo Post)Usai Pleno, Personil KPU dan Panwas Dievakuasi, 10 Orang Ditahan GORONTALO-Rapat pleno rekapitulasi perolehan suara Pilkada Gorut dan pleno penetapan pemenang yang berlangsung kemarin siang hingga malam di kantor KPU Gorut berahir rusuh. Ribuan massa pendukung Tafakur yang sejak siang menongkrongi lokasi kantor KPU Gorut, melempari kantor KPU dengan batu sebagai bentuk perlampiasan kekecewaan setelah paket Tafakur dinyatakan kalah. Kejadian ini berawal sekitar pukul 20.50 Wita setelah Ketua KPU Sophian Rahmola membacakan SK nomor 38 tentang penetapan pemenang Pilkada Gorut, dimana pasangan nomor urut I yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat, H Rusli Habibie dan H Indra Yasin (RU'YA) ditetapkan sebagai pemenang. Mendengar keputusan yang dibacakan lewat pengeras suara dari dalam ruan rapat, ribuan massa mulai melampiaskan emosi dengan mulai berteriak ke arah kantor KPU. Melihat kondisi ini, aparat yang terdiri dari polisi, brimob dan TNI berusaha membubarkan kerumunan massa yang mulai beringas dan berusaha memasuki areal halaman kantor KPU. Karena suasana makin memanas, setengah jam kemudian aparat pun langsung mengevakuasi 5 anggota KPU dan 3 anggota Panwas dengan menggunakan mobil gegana Brimob. Kedelapan personil KPU dan Panwas ini langsung dievakuasi ke kantor Polres Limboto. Tindakan ini diambil, karena massa yang makin beringas berusaha masuk dengan sasaran anggota KPU dan Panwas. Evakuasi anggota KPU dan Panwas tampaknya memancing sebagian massa, sehingga tanpa komando mereka melempari kantor KPU. Aksi lempar ini sempat berlangsung beberapa menit dan membuat situasi mencekam. Apalagi, informasi yang diperoleh GP dari sumber di lokasi menyebutkan, ada anggota Brimob yang terkena lemparan batu hingga luka. Melihat situasi kian panas, aparat pun akhirnya bertindak tegas membubarkan kerumunan massa. Bahkan, polisi menahan 10 orang yang diduga melakukan pelemparan. Kesepuluh orang tersebut langsung digelandang ke Polres Limboto untuk menjalani pemeriksaan. Setelah penangkapan tersebut, kondisi di Desa Leboto (lokasi kantor KPU) dan Kwandang secara keseluruhan berangsur normal. Hanya saja, polisi masih berjaga-jaga terutama di sekitar kantor KPU. gpinfo