PNS skarang kerjanya cuman ngepesbuk, ngeplurk (ada ngga ya??) ngikutin
perkembangan milis, baca detik.com, kompas.com....
hmmm....!!!! iyya lapata'o?????

-- 

Salam,
Suwito.
http://suwito.pomalingo.net
http://www.suwito.web.id/me

~Keep IT Simple, Stupid

2009/3/5 Sirjon Busalo <sirjon.bus...@gmail.com>

>   bagi saya yang awam politik... netral itu berfungsi menjaga
> keseimbangan... kalo dimobilisasi untuk menjadi penyeimbang melawan
> ketimpangan power yang mendominasi puluhan.. yaaa.. wajar-wajar aja
> sih.. apalgi gorontalo yang pemilihnya tradisional, *masih* "belum"
> bisa membedakan hitam-putih sebuah partai... -apa partai kakek saya ya
> itu partai saya-
> disitulah letak perlunya PNS menetralisir kekuatan.... hehehehehe
>
> bolo maapu po'o daata juw
>
> Pada tanggal 04/03/09, ruly agus <ruly_s...@yahoo.com<ruly_soul%40yahoo.com>>
> menulis:
>
> > PNS mah netral2 aja pak....., kecuali kalo dimobilisir...hehehe
> >
> > --- Pada Sen, 2/3/09, verrianto madjowa 
> > <v_madj...@yahoo.com<v_madjowa%40yahoo.com>>
> menulis:
> >
> > Dari: verrianto madjowa <v_madj...@yahoo.com <v_madjowa%40yahoo.com>>
> > Topik: [GM2020] Netralitas PNS dalam Pemilu
> > Kepada: 
> > gorontalomaju2020@yahoogroups.com<gorontalomaju2020%40yahoogroups.com>
> > Tanggal: Senin, 2 Maret, 2009, 8:32 PM
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Kompas.com
> >
> >
> >
> > Netralitas PNS dalam Pemilu
> >
> > Selasa, 3 Maret 2009 | 04:46 WIB
> >
> >
> >
> > Oleh Eko Prasojo
> >
> >
> >
> > Pesta akbar demokrasi sudah di ambang pintu. Kini seluruh energi seolah
> > tercurah pada persiapan pemilu legislatif dan pemilu presiden.
> >
> >
> >
> > Kekhawatiran akan kegagalan pemilu juga terjadi disebabkan banyaknya
> > ketentuan peraturan pelaksanaan yang belum ditetapkan Komisi Pemilihan
> Umum
> > (KPU). Diperlukan waktu lama untuk menyosialisasikan peraturan itu kepada
> > pemilih.
> >
> >
> >
> > Salah satu faktor kekuatan yang menjadi harapan bala bantuan pelaksanaan
> > pemilu adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang berjumlah 3,9 juta lebih.
> > Tingkat pendidikan dan pengetahuan mereka memadai serta jaringan yang
> > tersebar di seluruh pelosok desa, maka patut diperhitungkan untuk
> > memanfaatkan sumber daya PNS dalam menyukseskan pemilu. Meski demikian,
> ada
> > beberapa hal yang patut dicermati guna mengurangi ekses negatif
> keterlibatan
> > PNS dalam pemilu.
> >
> > Netralitas PNS
> >
> >
> >
> > Sejarah birokrasi di Indonesia menunjukkan, PNS selalu merupakan obyek
> > politik dari kekuatan partai politik (parpol) dan aktor politik.
> Jumlahnya
> > yang signifikan dan fungsinya yang strategis dalam menggerakkan anggaran
> > keuangan negara selalu menjadi incaran tiap parpol untuk menguasai dan
> > memanfaatkan PNS dalam aktivitas politik.
> >
> >
> >
> > Saat-saat menjelang pemilu, aktivitas politik partisan PNS menjadi kian
> > intensif karena partisipasinya untuk mendukung kampanye secara terbuka
> > maupun terselubung amat efektif.
> >
> >
> >
> > Bagi parpol, keterlibatan PNS akan amat membantu dan mempermudah
> pelaksanaan
> > kampanye yang sering terjadi melalui pemanfaatan fasilitas negara (mobil,
> > gedung, dan kewenangan) secara diskriminatif, yang menguntungkan salah
> satu
> > parpol. Selain itu, di pelosok pedesaan yang mayoritas penduduknya tidak
> > terdidik, figur dan pilihan PNS akan menjadi referensi bagi pilihan
> > masyarakat.
> >
> >
> >
> > Pertukaran ekonomi politik antara partai/aktor politik (caleg) dan PNS
> dalam
> > pemilu tidak saja menguntungkan sisi politik, tetapi juga PNS sendiri.
> > Keberpihakan PNS dalam pemilu kepada parpol/caleg dibutuhkan untuk
> promosi
> > dan karier jabatan. Dalam sistem birokrasi di Indonesia kini, di mana
> > promosi dan karier jabatan tidak ditentukan oleh kompetensi dan kinerja,
> > tetapi oleh afiliasi politik, netralitas PNS sulit ditegakkan. Hal inilah
> > yang dapat menyumbangkan terjadinya blunder dalam pelaksanaan pemilu.
> >
> >
> >
> > Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian Negara mengatur
> secara
> > tegas netralitas pegawai dalam pemerintahan. Pasal 3 UU No 43/1999
> mengatur,
> > (1) Pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang
> bertugas
> > untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
> > adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan
> > pembangunan; (2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam
> Ayat
> > (1), pegawai negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai
> > politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
> > masyarakat.
> >
> >
> >
> > Ketentuan ini jelas melarang keberpihakan PNS dalam menjalankan fungsi
> > pemerintahan dan pembangunan.
> >
> >
> >
> > Dalam praktik, tercatat ada tiga bentuk pelanggaran yang dilakukan PNS
> dan
> > pejabat pemerintahan dalam pemilu.
> >
> >
> >
> > Pertama, penyalahgunaan kewenangan yang dimiliki, antara lain menerbitkan
> > aturan yang mewajibkan kampanye kepada bawahan, pengumpulan dana bagi
> parpol
> > tertentu, pemberian izin usaha disertai tuntutan dukungan kepada
> > parpol/caleg tertentu, penggunaan bantuan pemerintah untuk kampanye,
> > mengubah biaya perjalanan dinas, dan memaksa bawahan membiayai kampanye
> > parpol/caleg dari anggaran negara.
> >
> >
> >
> > Kedua, penggunaan fasilitas negara secara langsung, misalnya penggunaan
> > kendaraan dinas, rumah dinas, serta kantor pemerintah dan kelengkapannya.
> >
> >
> >
> > Ketiga, pemberian dukungan lain, seperti bantuan sumbangan, kampanye
> > terselubung, memasang atribut parpol/caleg di kantor, memakai atribut
> > parpol/caleg, menghadiri kegiatan kampanye dengan menggunakan pakaian
> dinas
> > dan kelengkapannya, serta pembiaran atas pelanggaran kampanye dengan
> > menggunakan fasilitas negara dan perlakuan tidak adil/diskriminatif atas
> > penggunaan fasilitas negara kepada parpol/caleg. Larangan penggunaan
> > fasilitas pemerintah ini juga diatur dalam Pasal 84 Ayat 1 Huruf h
> > Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
> DPRD
> > serta Pasal 41 Ayat 1 Huruf h Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang
> > Pemilu Presiden.
> >
> > Partisipasi aktif PNS
> >
> >
> >
> > Sebagai salah satu faktor kekuatan negara, peran dan fungsi PNS amat
> > potensial dalam pemilu. Selain harus netral dari kepentingan
> parpol/caleg,
> > partisipasi PNS dapat diwujudkan dalam beberapa hal.
> >
> >
> >
> > Pertama, PNS harus aktif menjadi pemilih dan memberikan sosialisasi
> kepada
> > keluarga serta lingkungannya tentang pemilu. Keaktifan PNS dibutuhkan
> untuk
> > memberi keyakinan tentang arti pentingnya pemilu kepada masyarakat
> sehingga
> > dapat mengurangi jumlah golput. Apalagi kedudukan PNS sebagai pamong
> praja
> > akan menjadi panutan masyarakat sekitarnya.
> >
> >
> >
> > Kedua, PNS harus menjadi juru kampanye pemerintah yang menyampaikan
> kepada
> > masyarakat tentang kebijakan KPU dan aneka kebijakan negara dalam
> > meningkatkan pengetahuan dan membangun partisipasi aktif masyarakat dalam
> > pemilu.
> >
> >
> >
> > Ketiga, partisipasi aktif PNS diwujudkan dengan tidak menjadi partisan
> > parpol/caleg dalam penyelenggaraan pemilu dan penyelenggaraan
> pemerintahan
> > serta bertindak profesional dalam menjalankan tugas.
> >
> >
> >
> > Keempat, partisipasi aktif PNS juga diperlukan guna mendukung
> > kesekretariatan KPU dan KPUD untuk melaksanakan berbagai tahapan pemilu
> > legislatif dan pemilu presiden. Sebagai supporting staff KPU dan KPUD,
> > profesionalisme PNS akan amat menentukan keberhasilan tiap tahapan, mulai
> > dari sosialisasi, pendistribusian surat suara dan kotak suara, sampai
> > penetapan pemenang. Demikian pula keterlibatan aktif PNS menjadi PPK,
> PPS,
> > dan KPPS dimungkinkan dalam Pasal 41 UU No 10/2008, mengingat
> keterbatasan
> > penduduk yang memiliki kualifikasi untuk dapat menjadi anggota panitia
> > pemilu. Karena itu, netralitas dan profesionalisme PNS, terutama saat
> > menjadi anggota panitia pemilu, akan amat menentukan keberhasilan pemilu.
> >
> >
> >
> > Keberhasilan PNS dalam menyukseskan pemilu akan meningkatkan kepercayaan
> > masyarakat terhadap netralitas PNS. Karena itu, pemilu adalah momentum
> bagi
> > PNS untuk memperbaiki citra profesionalisme dan netralitas PNS serta
> > mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dalam jangka panjang,
> kepercayaan
> > masyarakat akan meningkatkan pula terhadap pemerintah dan negara.
> >
> >
> >
> > Eko Prasojo Guru Besar Ilmu Administrasi Negara FISIP UI
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Pamer gaya dengan skin baru yang keren. Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru
> > sekarang! http://id.messenger.yahoo.com
>
> --
> Salam,
>
> Sirjon Busalo
>  
>

Reply via email to