Om Agung yang saya hormati..
Ada dua poin penting yang sangat mandasar disini, pertama Nasionalisme dan 
keislaman tidak bisa kita tempatkan dalam posisi yang berhadapan dan mustahil 
kita bandingkan dengan parameter yang sama. Seorang Islam yang taat juga adalah 
seorang nasionalis. Bukankah dalam islam diajarkan hubbul wathani minal iman. 
Kedua, ideologi yang dianut satu partai tidak pernah diimplementasikan secara 
mutlak. Bahkan dua partai yang sangat berbeda ideologinya bisa saja berkoalisi 
karena memiliki kepentingan yang sama. Dalam politik, kekuasaan dan kepartaian, 
ideologinya adalah kepentingan.    
Sekali lagi, nasionalisme dan agama hanyalah simbol untuk menarik konstituen. 

Iqbal Makmur

Sent from my iPhone

On Jun 12, 2009, at 8:46 PM, ag moz <am0...@yahoo.com> wrote:



 
 
Om hengky,saya setuju dengan argumentasinya dalam beberapa hal, karena sem,akin 
mengglobal pandangan seseorang makin tipis urusan idiologis, namun dalam 
masayarakat kita yang relatif tidak sama dengan om hengky...... maka isu 
tersebut masih relevan digunakan oleh para elit....
 
 
salam
 
 
agung mozin
 
 
 
 
 
MAs iqbal yang baik......
 
perseteruan lama dua kelompok idiologis bukan pembahasan seorang ulama tapi 
sebuah analisa fakta politik..... mohon dibaca dan digunakan ketika ingin 
terlibat dalam diskusi politik seputar koalisi dan perilaku elit 
partai.....................
 
 
salam
 
 
agung mozin  

--- Pada Kam, 11/6/09, Iqbal <kaizen...@yahoo.com> menulis:

Dari: Iqbal <kaizen...@yahoo..com>
Topik: Re: [GM2020] Perseteruan lama dua kelompok idiologis...
Kepada: "gorontalomaju2020@yahoogroups.com" <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Tanggal: Kamis, 11 Juni, 2009, 11:32 PM

Saya setuju dengan analogi gado2nya ustadz abdul gani. Perbandingan campurannya 
mengikuti arus yang ada, saat sentimen keislaman rakyat mengental, para 
politisi tiba2 bicara layaknya ulama, begitu juga sebaliknya..

Salam gado2,
Iqbal

Sent from my iPhone

On Jun 12, 2009, at 3:04 PM, Abdul Gani <wira...@gorontaloin die.com> wrote:

Menurut pandangan saya, sekali lagi bo padangan lowatiya...

Nasionalisme dan Agama di Indonesia, sudah di campuradukan. Mungkin biar enak. 
Kayak gado-gado. Mungkin..... .....

Dear Om Agung dan Om Hengky..
Secara garis besar apa yang sudah disampaikan banyak  benarnya, tapi kalau mau 
diurai lagi ada beberapa poin yang missing jika dihubungkan secara historis.. 
Pertarungan antara kaum nasionalis dan agamis pada masa lalu tidak begitu 
terlihat karena dipengaruhi oleh pertarungan kekuatan barat dan Sovyet dengan 
masing2 ideologinya.  Sikap nasionalis Bung Karno lebih kearah mewujudkan 
kemerdekaan Indonesia, bukan dalam bentuk ideologi yang berhadap-hadapan dengan 
kaum agamis.Dan ini bukan cuma terjadi di Indonesia. China, Korea, Vietnam, 
Afghanistan dan beberapa negara dunia ketiga lainnya juga ikut merasakannya. 
Sejak runtuhnya Uni Sovyet, barulah Barat yang Liberal melihat Islam sebagai 
kekuatan tandingan yang bisa menghalangi hegemoni mereka dalam menguasai dunia. 
Di Indonesia, perang ideologi ini bergeser ke pertarungan antara kaum liberal 
dengan agamis. Nasionalisme hanyalah merupakan kendaraan yang dipakai oleh kaum 
liberal untuk menaklukkan kaum agamis
 yang dianggap konservatif. Dalam tataran kekinian, cap nasionalisme dan Islam 
justru semakin kabur. Lihatlah bagaimana koalisi yang terjadi dimana PKS yang 
merupakan satu-satunya partai agamis justru secara institusional dekat dengan 
SBY-Budi yang Liberal, JK-Win yang platformnya nasionalis malah mendapat 
dukungan luas dari kalangan Muhammadiyah dan nahdiyyin.
Kesimpulan saya, Setelah masuk pada lingkaran politik dan kekuasaan, ideologi 
hanya menjadi barang dagangan untuk menarik konstituen. Jadi, di Indonesia, 
tidak ada pertarungan murni antara kaum Nasionalis dan Agamis.
 
Salam,
Iqbal Makmur, Warga Bonbol

--- On Thu, 6/11/09, Razif Halik <razifha...@gmail. com> wrote:

From: Razif Halik <razifha...@gmail. com>
Subject: Re: [GM2020] Perseteruan lama dua kelompok idiologis...
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Thursday, June 11, 2009, 2:06 AM

NASIONALISME VS. AGAMA

Terima kasih boss atas keterangan yang mencerahkan.
Menurut pendapat saya, satu waktu dichotomi antar golongan agamis/Islam 
dan nasionalisme akan memudar. Masalah agama akan menjadi pilihan tiap 
individu secara pribadi dan paksaan2 menuruti paham agama tertentu akan  
menjadi tradisi saja dan tidak akan lagi mempunyai kekuatan politik. 
Demikian pula paham nasionalisme, dengan kenyataan teknologi bisa 
menembus proteksi batas negara yang dikenal dgn istilah borderless 
society, chauvinisme hanya akan menjadi  something of the past. Dengan 
semakin terdidiknya rakyat, makayang akan menggantikan peranan kuat kaum 
agamis dan nasionalis adalah sosialisme/humanity dan kapitalisme, 
kasar2nya dikatakan kemanusiaan/ belas kasihan disatu pihak melawan 
kapitalisme/ ambisi manusia yang didorong oleh he he he keserakahan. 
Kapitalisme mengatakan : mari kita besarkan kue ini dulu dan setelah 
besar baru di agi-bagi.Kalau ada yang in the meantime mati kelaparan, 
maka itu adalah seleksi alam sehingga ras manusia terdiri dari manusia 
"kuat" tahan banting. On the other hand, golongan sosialis mengatakan, 
eh, torang so lapar skarang  en cepat bagi2 tu kue sebelum torang mati 
lapar.
Di Amrik, ini pooli menurut pendapat saya, 2 golongan yang kontrdiktif 
tetapi saling menjaga keseimbangan itu adalah kaum liberal dan satunya 
lagi konservatif- - orang2 yang berpikir seperti Obama dan yang 
berpendapat seperti Bush jr. E eh eh, sampe disini dulu nanti sambung 
lagi sebab maitua so pangge mo kaluar, jadi pengawal.
Tolong gimana pandangan Funco Tanipu, Elnino, Kyai Sur dan lain2 pemikir 
serius....

Salam&sori, OH


am0...@yahoo. com wrote:
> Menjelaskan kemarahan koalisi atas pilihan SBY pd Budiono dpt ditelusuri 
> secara hystoris yaitu  perseteruan lama antara kelompok islam dan nasionalis 
> sejak negeri ini dibentuk, kedua kelompok ini ingin dominan dlm pusaran  
> kekuasaan, sejarah ini berulang terus saat bung karno persetuan  sidang 
> konstituante yg gagal soal dasar negara,  dgn kemenangan nasionalis ditandai 
> pembubaran partai islam kembali ke UUD 45,  awal kekuasaan pak harto kel 
> nasionalis tetap dominan yg memicu kemarahan politik dari kel Islam dan 
> terjadi perlawanan yg menimbulkan instabilitas politik kemudian muncul 
> kesadaran politik kaum intelektual muslim dgn membentuk ICMI dan mereka 
> berhasil masuk dalam pusaran kekuasaan lewat Habibie. setelah reformasi kel 
> nasionalis menjadi pemenang kembali dgn tampilnya Mega tapi digagalkan oleh 
> Poros Tengah,kini sejarah berulang kemengan SBY (nasionalis) langusng 
> dilingkari oleh kel islam demiKepentingan politik keumatan  namun keinginan 
> ini
 telah disadari oleh kelmpk nasionalis yang berada dalam tubuh Demokrat dan 
diluar seperti PDIP dan partai2 aliran diluar islam, maka mereka membangun 
komunikasi politik utk menghentikan langkah kelompok islam dgn menempatkan 
Budiono sbagai tokoh alternatif atau kompromi mengingat budiono non santri dan 
beristrikan wanita non muslimah, maka  kecewa dan marah koalisi  atas pilihan 
SBY sbagai perlawan atas kekalahan kelompok islam dalam pertarungan politik 
nasional, Kini kemenangan ada pada kelompok nasionalis lagi dan kita diminta 
bahkan dipaksa oleh para elit untuk mendukung SBY atas nama kesejahteraan, 
semoga potret politik nasional dan para elit, dpt  memberi gambaran, petunjuk 
untuk menentukan pilihan pada pilpres besok, siapa yg ingin anda menangkan 
semua menjadi jernih dlm hati pikran kita, jika semua menawarkan kesejahtran 
untuk rakyat.  Salam damai "Agung Mozin"
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ------------ --------- --------- ------
.
 


-- 
------------ --------- --------- --------- --------- --------
Abdul Gani
Rabies Stadium IV

Messages in this topic (5) Reply (via web post) | Start a new topic
MARKETPLACE
I Make $350 per Day. Learn how I make 10k a month after I Got Fired!.
How Many Triangles? 92.6% of Americans Fail this Question!.
Mom Power: Discover the community of moms doing more for their families, for 
the world and for each other
RECENT ACTIVITY
Visit Your Group


Dapatkan nama yang Anda sukai! 
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.

Messages in this topic (9) Reply (via web post) | Start a new topic
Messages |



      

Kirim email ke