Dari hasil dialog yang di selanggarakan tersebut saya sangat kagum dengan Typical pemimpin seperti pak Husni karena BERANI dan Punya Ilmu yang jarang di Miliki pemimpin lain pada Umumnya, dari awal hingga akhir 90% materinya adalah pengalaman Spritual, yang banyak memberikan Motivasi perumpaan Bagaimana caranya Manusia mengenal ROH nya dan Jika ROH terpisah dari Jasad Manusia. Bahkan saya salut sama pak Husni punya perkataan "Tidak ada yang saya takut di Dunia ini Kecuali Allah, malaikatpun saya tidak takut, makanya tiap detik,menit ucapkan dan ingat Allah swt"
Semoga pemimpin gtlo ke depan bisa mengambil pengalaman dari perjalanan Hidup pak Husni Djau. Salam TP ________________________________ From: aan <aangoront...@yahoo.co.id> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Sun, February 28, 2010 11:15:50 AM Subject: [GM2020] Resume Diskusi ST29, SSG dan HPMIG-Jaya 25-02-2010 Kamis tanggal 25 februari 2010 pukul 20.00 WIB ST29, SSG dan HPMIG Jaya kembali lagi kedatangan salah seorang putra daerah yang sukses di Negri rantau untuk melakukan diskusi. Seperti sebagaimana kegiatan-kegiatan sebelumnya yang telah kami lakukan, kegiatan ini juga tidak bermuatan apapun terhadap seseorang atau kelompok, apalagi sampai masuk dalam ranah politik praktis. Pada diskusi ini, seperti biasanya selalu diawali dengan perkenalan dari masing-masing mahasiswa. Acara ini tetap berlangsung sederhana, santai, dan enjoy. Narasumber kali ini adalah salah seorang kepala Bandara Tarakan Kalimantan Timur. Beliau adalah Bpk. Husni Djau dan pada saat itu moderatornya masih sama seperti hari kemarin dimana pak Ir. Danny pomanto melakukan diskusi dengan komunitas ini, Dia adalah kanda Sukirman Rahim. Sedikit tentang biografi narasumber, beliau sebelumnya adalah mantan kepala Bandar Udara di Gorontalo. Karena Pangkat dan golongan beliau yang sudah sedikit diatas untuk menjadi kepala bandara di Gorontalo, maka beliau ditarik oleh Dirjen perhubungan udara Indonesia dan di tempatkan di Bandara Juwata Tarakan. Tetapi apa yang terjadi kemudian? Setelah beliau berada di kota Tarakan dan tepatnya di bandara, beliau melihat ternyata bandara Juwata Tarakan saat itu masih tertinggal jika dibandingkan dengan bandara yang ada di Gorontalo dimana beliau ditempatkan sebelumnya. Beliau menanyakan kepada Dirjen perhubungan udara Indonesia apa alasan Drijen untuk menempatkan beliau di bandara Tarakan, karena kalau dilihat dari pangkat dan golongan beliau masih lebih layak di tempatkan di bandara Gorontalo. Tetapi apa alasan Dirjen? Dirjen mengatakan kepada beliau, dia memberikan tantangan kepada beliau apakah beliau mampu untuk memajukan bandara Tarakan? Alhamdullilah setelah 2 Tahun beliau mengelolah bandara Tarakan, Bandar Tarakan sekarang menjadi jauh lebih maju. Tema : Kiat Pemimpin Masa depan Peserta Diskusi : • Milan Amrulloh • Ibrahim Basarewan • Revananda Pratama Bobihoe • Sofyan Uli • Vicky Rizky A. Katili • Irwan Aan B L • Mahkamah Jusuf • Irban F . Tubamba • Yawasri Pakaya • Kisman Tunu • Ramdan Hatlah • L . Tuntua • Rustam Husain • Taufik Polapa • Sukirman Rahim • Moh . Nasrul Adam • Yayat Yusuf • Darwis Deu Point-point atau ide : - Zat diciptakan dari ruh, ruh ini memiliki dua keinginan yaitu keinginan yang baik dan keinginan yang buruk. Sifat sombong termaksuk didalamnya, makanya kita harus menghilangkan kesombongan dari dalam diri kita, agar kita bisa menjadi pemimpin yang jujur, adil, visioner dan memiliki tanggungjawab. - Cara menghancurkan 10 penyakit hati adalah selalu mengucapkan Asma Allah setip detik, menit, jam dari dalam hati kita - Dalam suatu manajemen diupayakan sebelum kita memimpin orang lain kita harus bisa memimpin diri kita sendiri kearah yang baik. - Cerdas itu menurut orang di dunia ini adalah orang yang kemampuan intelektualnya tinggi. Paradigma ini yang harus kita rubah, karena kita juga harus memiliki kecerdasan emosional dan terutama kecerdasan spiritual. - Pada point ke 5 ini ketika ada seorang peserta menanyakan kenapa kita kalau berada di daerah kita sendiri (Gorontalo) kita tidak bisa sukses seperti jika kita ada di daerah orang lain? Beliau menjawab: kita orang Gorontalo pada umumnya masih memiliki sifat kurang menghargai kemampuan orang lain, kita masih banyak memiliki sifat yang mazmumah (tutuhia). Maka disini kita harus mengambil positifnya saja, ketika kita berada di Gorontalo kita harusnya bisa menghargai kemampuan orang Gorontalo itu sendiri. - Ketika kita berada didalam suatu manajemen apalagi menjadi seorang pemimpin di dalamnya, harusnya kita bisa keluar dari manajemen untuk melihat dari luar apa yang kurang didalam manajemen itu. Dengan begitu setiap kebijakan dan keputusan-keputusan yang kita ambil, kita akan lebih bijaksana dalam tindakan. - Kita harus bisa membangkitkan atau menumbuhkan semagat kita, kalau orang lain bisa kenapa kita tidak bisa. Harusnya kita bisa…..?????? ??????