Ketika pertama kali saya mendapat mandat menjadi area manager & diberi 
kepercayaan penuh oleh dewan direksi utk mengurus & mengembangkan bisnis usaha 
anak perusahaan kami yg slalu merugi & hampir hancur, maka langkah awal yg saya 
lakukan adalah mencari sgala kekurangan & kelemahan dr perusahaan kami dgn cara 
melalui observasi langsung, tanya jawab dgn karyawan, mitra bisnis, distributor 
dan end user produk hingga menyewa konsultant khusus mencari kekurangan & 
kelemahan perusahaan kami. Stelah itu data2 tentang informasi kekurangan & 
kelemahan tsb kami tindaki dgn melakukan improvisasi scara terus menerus & 
dikembangkan terus akhirnya perusahaan kami yg dulunya hanya spt anak macan 
hidup dihutan rimba yg sakit2an & hampir mati tumbuh menjadi macan besar yg 
buas dan garang yg sangat disegani & ditakuti dihutan belantara.

nah, bgmn dgn Gtlo & masyarakatnya? Daerah yg memiliki banyak kekurangan & 
kelemahan. Daerah yg memiliki masyarakat yg sadar & paham dgn sgala kekurangan 
& kelemahannya. Apakah kita akan membiarkan kekurangan2 itu, tdk mengakui & 
memperbaikinya sehingga tumbuh menjadi spt penyakit kanker atau bom waktu? 
Ataukah kita ingin menjadi spt anak macan yg sakit2an & hampir mati kemudian 
tumbuh menjadi macan besar yg buas & ditakuti. Ataukah kita hanya ingin menjadi 
spt anak katak yg kecil kemudian tumbuh menjadi katak besar yg bersuara besar 
dan berada dalam tempurung besar pula.  Everything depends on you.

 Regards
BIK

Pada Rab, 19 Mei 2010 13:24 WIB iqbal makmur menulis:

>Postingan dibawah benar2 tidak konstruktif dan terlalu banyak menggunakan kosa 
>kata negatif, memecah belah antara suku asli dan pendatang, menebarkan 
>kebencian dan prasangka buruk pada saudara sendiri. 
>Dengan segala hormat, wacana begini sudah saatnya kita kurangi..
>
>Iqbal
>Orang Indonesia
>
>
>
>
>________________________________
>From: Batara Indra Krisna <bataraindrakri...@yahoo.com>
>To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
>Sent: Wed, May 19, 2010 1:21:00 PM
>Subject: Re: [GM2020] share advokasi pluralisme : Kota Gorontalo Potensi 
>Konflik Terbuka
>
>
>Masyarakat suku asli gtlo yg miskin menjadi smakin miskin, yg bodoh menjadi 
>smakin bodoh, yg licik menjadi smakin licik, yg gengsian menjadi smakin 
>gengsian, yg menge menjadi smakin menge, yg sok-sokan menjadi semakin 
>sok-sokan, yg kaya menjadi smakin kaya. Akhirnya yg keluar sbagai pemenang 
>perang TUTUHIYA di Gtlo adalah masyarakat pendatang atau suku lain yg menetap 
>di Gtlo karena mereka lebih suka menggunakan budaya TUTUHIYA utk bekerja keras 
>dan menghargai usaha keras mereka utk memperoleh kehidupan yg lebih baik 
>ketimbang terlibat dlm budaya TUTUHIYA karena MOHIHIYA.
>
>Harapan saya, agar dilakukan penelitian pengaruh budaya TUTUHIYA terhadap 
>kemajuan positif daerah & masyarakat suku asli Gtlo.
>
>Regards
>BIK
>
>
>
>>
>>
>
>
>
>
>
>      


      

Kirim email ke