htp//www.gong2...@yahoo.co.id.yyy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message----- From: "pipibol" <zula...@yahoo.com> Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Mon, 21 Jun 2010 16:21:54 To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com> Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Subject: [GM2020] Re: Dari Budaya Korpol Hingga Menjadi Pejabat Publik --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Taufik Polapa <icky...@...> wrote: > > Dear All gm2020 > > Bagi sebagian masyarakat gorontalo kata "Koprol" tidak asing lagi terdengar > bahkan telah menjadi Brand Lokal Maupun Nasional, sebenarnya Koprol juga > bukan hanya ada pada masyarakat gorontalo, akan tetapi dalam budaya Bugia > Makassar maupun jawa pun Budaya Koprol ada, akan tetapi Untuk satu Kata ini > "KOPROL" bagi komunitas gorontalo justru lebih Dominan. > > Judul di atas sengaja saya angkat berdasarkan pengalaman saya dari berada di > Kota Makassar, Gorontalo Hingga Jakarta. Tanpa perlu saya menyebut siapa > orang yang di maksud dan tidak ada unsur menyudutkan pihak lain. > > Budaya "KOPROL" bagi sebagian masyarakat gorontalo yang hidup di wilayah > gorontalo tidak begitu dominan karena mayoritas Masyarakat Gorontalo sudah > melekat akan KOPROL itusendiri sehingga jika ada teman atau rekan melakukan > Koprol, langsung di katain "Koprol poli nt ini am....." sehingga temannya > jadi malu utk melanjutkan Koprol. > > Umumnya bagi sebagian masyarakat yang melakukan Koprol pada umumnya ada yang > bersifat Positif dan adapula yang negatif, akan tetapi berdasarkan pengalaman > Umumnya Dominan yang negatif dengan kata lain untuk mencapai tujuan individu > utk mencapai sesuatu harapan yang di Impikan tanpa perlu menyampaikan secara > terbuka. > > Umumnya Target yang menjadi Sasaran KOPROL adalah : > 1. Politikus yang terkenal > 2, Pejabat Publik > 3. Pengusaha Besar > 4. Pedagang > 5. Dosen/Atasan/Rekan Bisnis > 6.Dll (yang ada manfaatnya bagi orang tersebut) > > Bahkan dari Budaya Koprol ini telah banyak Masyarakat Gorontalo yang > sebelumnya dari Ekonomi yang tidak Mampu saat ini telah menjadi Tokoh > Politik, Publik Fifure, dan Pengusaha Sukses, dll. Percaya apa tidak silahkan > anda menilainya sendiri kebenarannya. > > Mungkin rekan2 sekalian pernah mendapatkan satu peristiwa pada saat berkumpul > sesama gorontalo, tengah asyik makan Bakso atau Makan Apa saja di Kaki Lima, > suatu ketika ada teman berkata kepada Mas Penjual Bakso "Wahhh Mantappp dan > Enakkkk Baksonya,,, tidak ada Bakso seLezat ini, saya yakin banyak yang beli > baksonya mas" Tidak lama kemudian si Mas memberikan Tambahan Bakso kepada > teman saya yang memberikan Pujian/Koprol tersebut. Dalam Hati saya sempat > tersenyum dan bergumam "Wah... Hebat jg teman saya yang satu ini tukang Bakso > pun bisa di Koprol, gimana jika sudah masuk dalam Ranah Bisnis atau Politik > ?" pasti lebih hebat lagi benefit yang di dapatkan dari Hasil Koprolnya. > > Tidak Heran jika di tanah Rantau (di Luar Gorontalo) banyak Orang gorontalo > bisa sukses dan dominan Sukses dengan melakukan Budaya Koprol. Dan biasanya > Budaya KOPROL ini melekat pada masyarakat Gorontalo yang memiliki Ekonomi > Menengah ke Bawah dengan harapan mendapatkan Manfaat yang besar dari Budaya > KOPROL yang pernah di Lakukan. > > Bahkan berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, umumnya masyarakat > Gorontalo di perantauan tidak mau dan tidak tertarik bekerja dengan sesama > Gorontalo dalam satu instansi karena Budaya KOPROL tadi tidak akan > berkembang, dengan arti sudah saling mengetahui Kartu AS. > > Mungkin ini perlu di kaji lebih dalam dan bisa di bahas dalam pertemuan > secara ilmiah. Jika Budaya KOPROL ini bisa bermanfaat bagi SDM masyarakat > Gorontalo kita harus membahasnya ke arah Positif utk membangun gorontalo ke > depan, karena Umumnya banyak yang telah menikmati dari Hasil Budaya KOPROL > ini tidak mempunyai Sumbangsih langsung utk pembangunan Gorontalo akan tetapi > hanya untuk kepentingan Pribadi. > > Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan atas tulisan di atas. > > > Salam AMAZING You...!!! > > TP > KOPROL ????? Koprol itu semua orang tahu bahwa gaya itu adalah suatu bentuk gerakan dalam berolah-raga , tetapi jika diartikan memuji , saya juga baru tahu sekarang dan terima kasih atas informasinya hhhhh ..... , tetapi memang sebagian besar masyarakat Gorontalo perantauan tidak mengerti akan apa maksud istilah Koprol tersebut , tetapi jika Koprol itu diartukan dengan "Memuji" maka lawan dari kata Memuji adalah "Menghina" . Memuji terhadap hal-hal perbuatan yang baik dari seseorang , adalah anjuran dalam ajaran Agama Islam , dan sebaliknya janganlah kita memuji-muji sesorang yang perbuatannya buruk apalagi tercela . Allah SWT dalam Al Qur'an/firmanNya banyak "Memuji" para Nabi dan Rosul-rosul-Nya terutama diri Rosulullah SAW , kemudian kita juga ummat Islam diperintahkan memuji-muji Allah SWT setiap saat . Agama Islam memerintahkan kita Ummat Islam untuk memberi pujian dan penghormatan terhadap segala hal-hal yang berhubungan dengan perbuatan yang baik , dan apabila kita menerima suatu penghormatan atau kebaikan , maka Diperintahkan Allah SWT balaslah dengan penghormatan dan kebaikan yang lebih baik , atau minimal dibalas dengan hal yang sama , karena perbuatan tersebut manfaatnya dapat memotivasi orang-orang untuk berbuat lebih baik dan lebih baik lagi , serta banyak lagi manfaatnya dalam hubungannya dengan silaturrahmi atau hubungan kasih sayang sesamanya , dan hubungan kemanusiaan (Hablumminannas) dan lain-lain , dimana manfaatnya tak terkira banyaknya bahkan seluas alam semesta , dan kita Ummat Islam dianjurkan melakukan dan mencari segala hal-hal yang lebih banyak manfaatnya , serta menjauhi segala hal-hal perbuatan yang merugikan diri sendiri dan atau merugikan orang lain dan lingkungan hidupnya , dan yang terpenting dalam hal ini kita dilarang keras untuk berbuat yang sebaliknya yaitu " Menghina " , sebab hal itu termasuk dalam perbuatan yang dzolim alias perbuatan setan . Wassalamu alaikum Wr.Wb. Terima Kasih .