Sedikit tambahan, saya kira diskusi ttg fiqih apapun itu semestinya ditransformasi ke realitas sosial.
Diskusi yang telah lalu masih berkutat di seputaran "boleh" dan "tidak boleh", dengan masing-masing perspektif. Saya tidak menguasai fiqih secara sempurna tapi saya yakin setiap ritual teologi adalah bagian dari pengabdian kita ke Tuhan, sekaligus juga perluasan hakikat kemanusiaan kita. Adapun tradisi lokal-religius yang banyak dipahami hitam-putih, saya kira mungkin lebih diperdalam pemaknaannya. Memahami tradisi lokal-religius mesti dilihat dari berbagai perspektif, tidak semata perspektif teologis. Dalam tradisi lokal-religius, banyak kandungan sosio-antropologis yang mesti dipahami dengan pendekatan hermeneutik sosial dan semiotik. Kandungan ini akan sulit terbaca secara mendalam jika menggunakan pisau analisis yang berjarak dari obyek. Misalnya, tradisi Aruwa dipandang dari perspektif Muhammadiyah ortodoks. Tetapi, jika menelisik Aruwa secara detail, persoalannya bukan di posisi boleh dan tidak boleh. Substansi persoalan menurut saya berada di ranah komodifikasi aruwa itu sendiri. Aruwa bukan lagi Aruwa an sich. Aruwa dalam konteks kekinian mengalami erosi kebudayaan yang hebat. Terjadi konstruksi secara massif bahwa Aruwa menjadi semacam hal wajib, dengan perayaan yang kerap lebih bernuansa konsumtif. Di titik ini semestinya substansi lebih diperdebatkan secara serius. Tradisi lokal adalah pula social capital (modal sosial) untuk sebuah lokalitas. Modal sosial sangat penting dalam frame memperkuat kolektifitas di ranah publik. Dalam tradisi lokal Gorontalo, Eyato mengajarkan bahwa ada sekitar hampir 200 an tradisi yang selayaknya diperkuat dan dilaksanakan oleh masyarakat Gorontalo. Eyato mengawinkan konsepsi kebudayaan Gorontalo pra Islam dan Islam. Contohnya, mopopate, mongaruwa, mobilohe, modudula, moambuwa dll. Eyato memahami Islam dalam perspektif lokal. Ia sadar bahwa Islam tidak bisa ditegakkan secara massif jika meminimalkan perspektif lokal. Hal-hal ini telah diulas secara serius dan mendalam oleh SR Nur, Alim Niode dan Basri Amin. Jadi, saya kira yang mungkin bisa dipikirkan secara serius adalah begitu kompleksnya tantangan kebudayaan yang kini tidak bisa lagi dilihat secara hitam putih. Misalnya, bagaimana Islam memposisikan diri di tengah deru globalisasi. Bagaimana pula Islam memikirkan erosi mentalitas di level kenegaraan dan pemerintahan. Bagaimana pula memandang semakin berjaraknya pemilik modal dan kaum miskin yang sebagian besar adalah umat Islam. Hal-hal ini yang ada baiknya dieksplorasi secara serius dan mendalam. Terima kasih. Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: denb...@yahoo.com Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sat, 10 Jul 2010 05:03:44 To: Mell's<gorontalomaju2020@yahoogroups.com> Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [GM2020] MEMAHAMI BID'AH (Topik Klar) Apa kita bilang yitooo.., Islam itu daa memang Indah?!! Bo kitorang sandiri yang jaga ba bekeng sampe dia jadi nampak tidak indah? Makanya, jangankan orang dari Agama lain, orang Islam macam kita aja kadang2 jadi malas belajar tentang Islam! Karena dorang2 pe kalakuan ini.. Den Baga Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: megah maminasata <maminas...@yahoo.com> Sender: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Fri, 9 Jul 2010 21:47:30 To: <gorontalomaju2020@yahoogroups.com> Reply-To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Subject: Bls: [GM2020] MEMAHAMI BID'AH (Topik Klar) Betul Sekali Pak Sirjon Islam begitu Indah... Topik - topik ini bukan saja ramai didiskusikan dimilis kita, di milis lain pun demikian, bahkan dipengajian - pengajian menjadi sesuatu yang sangat menarik. Saya pribadi menyempatkan diri belajar dari berbagai literatur dan kajian. Tentu literatur dan kajian berujung kepada pembenaran sesuai dalil yang diyakini oleh sumbernya. Masa 1400 tahun perjalanan Islam bukan waktu yang singkat untuk mem flashback dan merekonstruksi kehidupan Rasullah sebagai teladan kita. Belum lagi jarak ribuan bahkan jutaan mil yang ditempuh oleh para pejuang fisabilillah dalam menyebarkan Islam. Dalam masa 1400 tahun dan jutaan mil itu tentu banyak "intervensi" budaya, adat istiadat, kebiasaan, pemikiran, logika, bahkan "nafsu" yang telah menjadikan Islam begitu warna - warni. Bahkan masih di zaman Khulafaurrasidin yang notabene begitu dekat dengan masa kerasulan Saidina Utsman mendapati banyak perbedaan dalam pelafalan Alquran pada beberapa negara bagian yang baru dikuasai, sehingga sejak itu penulisan Alquran diputuskan harus menggunakan tanda baca yang diseragamkan dari Medinah (saat itu Alquran tanpa tanda baca). Inilah awal dari penerapan "TOEFL" dalam Al Quran sehingga bisa seragam dalam pelafalan yang tentu bisa meluruskan makna dan arti yang sebenarnya. Saat menyaksikan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul pada saat menunaikan ibadah haji, dengan tata cara Shalat dan lafalan bacaan Al Quran yang kadang - kadang agak "aneh" bagi telinga saya, secara spontan terlontar dari mulut ini perkataan "Subahanallah" begitu indah rahmat Islam. Dialek lokal begitu berpengaruh pada lafalan kita, karena tentu mereka pun mendengar kita melafalkan Alquran sambil tersenyum2. Tata cara ibadah yang lain sperti kebiasan berpakain yang jelas kontras dengan satu sama lain kecuali Ihram. Bagaimana dengan mongaruwa, barzanji, mendoakan si mayit, bahkan mengarang - ngarang ibadah, bagi saya pribadi itu adalah bahagian dari kekayaan Islam sehingga menjadi indah dan berwarna - warni. Tentu warna - warni ini akan lebih berbunga - bunga lagi oleh semangat menghidupkan kembali sunah - sunah yang mulai dilupakan seperti shalat sunat rawatib sebelum Magrib (mengutip postingan Pak Iqbal). Mari kita memperkuat ukhuwuah dengan lebih mengedepankan persamaan daripada mencari perbedaan. Apa yang terjadi antara Sunni dan Syiah di beberapa negara adalah dampak dari memandang Islam itu hanya satu warna yaitu kalau bukan hitam yah putih. Mengutip pernyataan Ustadz Mansyur bahwa "jangan fanatik kepada salahsatu Mazhab saja". Semoga Islam diseluruh dunia akan lebih berwarna - warni oleh diskusi rekan - rekan milis yang begitu bersemangat. Amiinn Ya Rabbal Alamin... Simon Rahman ________________________________ Dari: Sirjon Busalo <sirjon.bus...@gmail.com> Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Terkirim: Jum, 9 Juli, 2010 10:05:50 Judul: Re: [GM2020] MEMAHAMI BID'AH (Topik Klar) indahnya ISLAM, luar biasaaa... begitu luasnya ILMU dalam ISLAM, begitu dalamnya ILMU dalam ISLAM.. baru satu topik saja sangat menggairahkan. . jika ikhtilafnya begitu besar barangkali kita tidak usah memaksakan diri untuk menyatukan dua lingkaran, barangkali kita cari saja titik persinggungannya. .. toh AL ISLAMU YA'LU WA LAA YU'LA 'ALAIHI Pada 8 Juli 2010 23:15, Mansur Martam <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> menulis: >ustad itu artinya guru besar. sy cuma guru kontrak. hehehe... > > > > ________________________________ Dari: Iqbal <kaizen...@yahoo. com> >Kepada: "gorontalomaju2020@ yahoogroups. com" <gorontalomaju2020@ yahoogroups. >com> >Terkirim: Kam, 8 Juli, 2010 22:47:19 >Judul: Re: Bls: [GM2020] MEMAHAMI BID'AH (Topik Klar) > > > >Dan yang paling aneh adalah seorang ustadz tapi lebih pintar bersilat lidah >daripada menyampaikan dalil.. > > >Iqbal > >Sent from my iPhone > >On Jul 8, 2010, at 11:18 PM, Mansur Martam <ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> wrote: > > > >>om swt, saya bisa memahami jln pikiran dan pemahaman om, namun sayang om >>kurang >>memahami jalan pikiran saya. wajar kalu kemudian om bilang saya aneh, tidak >>sebaliknya dengan anggapan saya ;) >> >> >> >> >> >> >> ________________________________ Dari: Suwito Pomalingo <suwito...@gmail. com> >>Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com >>Terkirim: Kam, 8 Juli, 2010 20:27:04 >>Judul: Re: [GM2020] MEMAHAMI BID'AH (Topik Klar) >> >> >>Tambah aneh eNTe ini ahm... yang ana maksud itu semua perkara BID'AH itu >>termasuk perkara AQIDAH. Kalo dalam permasaalahan FIQH, ketika ada bid'ah >>didalamnya, maka secara otomatis masuk ke ranah AQIDAH. Kenapa..?? Karena >>sudah >>tidak lagi mempercayai Rasulullah sehingga membuat perkara baru dalam agama, >>nah... apakah ini masih masuk dalam wilayah Fiqh..?? sehingga dengan >>seenaknya >>eNTe mengatakan bahwa boleh mengadakan perkara baru dalam masalah FIQH. Aneh >>eNTe ini ahm... kok tidak bisa memahami masalah yang sangat mudah >>dipahami...? ? >> >> >>Adapun para Ulama yang berbeda2 pendapat (khilafiyah dalam masalah fiqh) >>hanyalah dikarenakan (salah satu penyebabnya) belum sampainya kabar/hadits >>tentang suatu permasaalahan pada mereka. Sehingga mereka berijtihad dengan >>mengambil dalil dari dalil2 umum, atau para ulama hanya mendapatkan satu >>hadits >>saja dan tidak mendapatkan hadits2 lainnya. Contohnya, pelaksanaan shalat >>Tarawih, seperti ada ulama yang mengatakan 8 rakaat dengan 2 atau 4 salam, >>atau >>20 rakaat dengan 10 salam atau 5 salam. Apa yang menjadi perbedaan itu >>dikarenakan mereka masing2 memiliki dalil yang berbeda... mau yg 8 rakaat >>atau >>20 rakaat. Para ulama yang berbeda pendapat ini, mereka semua memiliki dalil >>yang berbeda sehingga menjatuhkan hukum terhadap pelaksanaan shalat Tarawih >>inipun jadi berbeda. Dan ini sama sekali mereka tidak dikategorikan dalam >>BID'AH. >> >>Kesimpulannya sampai saat ini: >>1. Kelihatannya pemahaman eNTe mengenai bid'ah ini keliru ahm... (makanya >>tidak >>mo kalar2 ini diskusi). >>2. eNTe tidak membedakan mana permasaalahan Aqidah dan mana yang Fiqh. >>3. eNTe coba memahami bahwa khilafiyah yang terjadi pada para ulama otomatis >>membolehkan adanya BID'AH dalam perkara FIQH. <<--- jelas ini keliru om >>ustadz... >> >>Ada bid'ah yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam, jadi hendaknya kita >>berhati2 dengan perkara ini, dan kita WAJIB memahami perkara ini. >> >>Jangan eNTe rayu deng IGA BAKAR ana sampai akhirnya ana membenarkan pemahaman >>eNTe... hehehehe >> >>2010/7/8 Mansur Martam >><ibnulkhairaat@ yahoo.co. id> >> >> >>>om suwito, saya memahami bahwa BID'AH YANG KITA BAHAS ADALAH PERKARA FIKIH >>>DAN >>>KHILAFIYAH, sedangkan om memahaminya sebagai perkara AQIDAH. disini letak >>>perbedaan kita. KLAR... ;) >>>Om swt, kemaren ana cuma makan sop konro, krn tidak sabar, so lapaaaaar... >>>nanti >>>om traktir jo iga bakar. sapi wua... bukan kerbau atau kuda... hehehe... >>> >>> >>> > >>-- >> >>Salam, >>Suwito. >>http://suwito. pomalingo. com >> >> > -- Salam, Sirjon Busalo