Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-JEMMi -- Tantangan dari Jendela 10/40
No.18, Vol.16, Juni 2013

Shalom,

Pada edisi bulan lalu, kami telah menyajikan artikel tentang apa yang dimaksud 
dengan Jendela 10/40. Kali ini, kami akan mengajak Anda untuk masuk lebih dalam 
lagi untuk melihat kebutuhan yang ada di wilayah Jendela 10/40, memahami  
tantangan yang ada di sana dan bagaimana menjawab tantangan itu demi 
menuntaskan Amanat Agung Tuhan kita. Pada edisi e-JEMMi ini, kami juga mengajak 
Pembaca sekalian untuk mengenal MERF, sebuah organisasi misi yang mengerjakan 
ladang Tuhan di dunia Timur Tengah. Selamat membaca, kiranya kita terus-menerus 
diteguhkan oleh Roh Kudus untuk dapat semakin giat berdoa dan melayani-Nya.

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >


ARTIKEL MISI: TANTANGAN DARI JENDELA 10/40

"Dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan 
bahasa dan kaum dan bangsa." (Wahyu 5:9)

Ketika Alkitab menyebut kata 'bangsa', istilah itu tidak selalu mengacu pada 
pengertian negara-negara politis seperti Perancis, India, atau Australia. 
Istilah itu lebih sering dipakai untuk menyebut suku-suku bangsa, seperti Suku 
Serbia di Yugoslavia, Suku Kurdi di Irak, Suku Navajo di Amerika, atau Suku 
Pitjanjara di Australia.

Matius 24:14 menggemakan kesetiaan Tuhan dalam menggenapi tujuan utama-Nya 
untuk menjangkau semua bangsa. "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di 
seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba 
kesudahannya." Bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi "semua bangsa" 
sebenarnya berarti "semua kelompok suku" atau "semua suku bangsa", yaitu 
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khusus seperti letak geografis, 
bahasa, agama, atau kebudayaan.

Pertanyaannya, seberapa besarkah kemajuan yang telah kita capai dalam seribu 
tahun terakhir demi melaksanakan tujuan Allah untuk menjangkau seluruh suku 
bangsa di dunia? Kita mungkin telah menjangkau 13.000 dari seluruh suku 
tersebut, tetapi 11.000 yang lainnya masih belum mendengar Injil. Apa pun 
teologi Anda mengenai akhir zaman, Yesus memberi tahu kita bahwa kesudahannya 
tidak akan tiba sebelum semua orang memiliki kesempatan untuk mendengar Injil.

Sebuah Janji Berkat

Tujuan Allah sejak semula adalah agar umat manusia memenuhi bumi, menguasainya, 
dan menikmati hubungan yang akrab dengan Dia. Keadaan yang ideal ini rusak 
ketika dosa masuk ke dalam dunia. Dosa mengubah planet yang sempurna ini 
menjadi sebuah medan peperangan yang hebat. Namun, sekalipun manusia sengaja 
berpaling dari Allah, Sang Pencipta yang penuh kasih itu tetap menginginkan 
hubungan yang erat dengan ciptaan-Nya. Seluruh rentang sejarah manusia 
merupakan catatan mengenai rencana-Nya dalam mewujudkan keinginan-Nya tersebut 
-- dan kisah itu dimulai dari seorang laki-laki.

Pada saat Allah mencari seseorang yang hatinya terbuka bagi-Nya, Ia terkesan 
dengan Abraham. Dalam kitab Kejadian 12:2-3 Allah berjanji kepada Abraham, "Aku 
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar ... dan olehmu semua kaum di muka 
bumi akan mendapat berkat."

Janji ini diteguhkan kembali kepada Abraham dan Ishak (Kejadian 22:18;26:4), 
dan ditambah dengan perjanjian yang sungguh-sungguh dari Allah bahwa "oleh 
keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat". Berkat ini akan 
digenapi secara penuh melalui Yesus yang datang demi mendamaikan semua orang 
dengan Allah. Yesus dikirim untuk memastikan bahwa semua orang dapat mengenal 
Allah.

Jendela 10/40

Bagian dunia yang paling sedikit tersentuh oleh Injil disebut "Jendela 10/40". 
Jendela 10/40 adalah sebuah kawasan yang terbentang dari 10 sampai 40 derajat 
Lintang Utara garis Khatulistiwa dan merentang dari Afrika Barat sampai ke Asia 
Timur. Sembilan puluh lima persen orang yang belum mendengar Injil dan 84 
persen orang-orang miskin dunia berada di kawasan ini, begitu pula penganut 
terbesar agama Islam, Hindu, dan Buddha.

Kelompok-kelompok suku ini bukanlah sekumpulan orang asing, melainkan 
pribadi-pribadi yang benar-benar dikasihi Allah. Dia mengenal Suku 
Puku-Geeri-Keri-Wipsi dari Nigeria, Suku Bozo dari Mali, Suku Hwla dari Togo, 
bahkan Suku Thae dari Laos dan Allah tidak ingin satu pun dari suku-suku itu 
binasa, tetapi bertobat kepada-Nya (2 Petrus 3:9).

Tragisnya, sebagian besar orang-orang ini benar-benar tidak memiliki akses 
menuju Injil. Mereka tidak memiliki Alkitab, literatur, program radio, maupun 
program televisi Kristen. Tidak ada seorang pun yang memberitakan Injil kepada 
mereka. Mereka tidak akan pernah datang kepada Tuhan jika tidak ada seorang pun 
yang memberitakan Injil kepada mereka. Memang benar, kita juga memiliki 
kebutuhan-kebutuhan di rumah kita, tetapi satu-satunya cara agar Suku 
Puku-Geeri-Keri-Wipsi dapat mendengar Injil hanyalah jika orang-orang Kristen 
meninggalkan rumah mereka dan pergi untuk menjangkau suku itu.

Beberapa Fakta Penting

Populasi dunia dapat dibedakan menjadi tiga bagian:

1. Dunia Kristen -- bagian dunia tempat orang-orang yang telah mendengar Injil 
dan dipengaruhi secara luar biasa olehnya (1,87 miliar jiwa).

2. Dunia Non-Kristen yang terjangkau Injil -- bagian dunia yang 50 persen 
penduduknya telah diinjili, tetapi masih belum menerimanya (2,52 miliar jiwa).

3. Dunia yang Belum Terjangkau Injil -- bagian dunia yang sama sekali belum 
pernah mendengar Injil, dan sering kali merupakan kawasan yang terpisah secara 
geografis, budaya, dan bahasa dari masyarakat Kristen (1,9 miliar jiwa).

Strategi vs Taktik

Seorang pendeta bertanya kepada saya baru-baru ini, "Mengapa kita harus 
memberikan uang, sumber daya manusia, dan doa untuk menjangkau orang-orang 
Muslim di Afrika dan Timur Tengah sementara kota kita sendiri sangat 
membutuhkannya? Orang-orang Muslim di sana tidak memiliki pengaruh terhadap 
kota ini." Meskipun kita tidak sering bersinggungan dengan orang-orang Muslim, 
tetapi mereka tetap memberikan pengaruh terhadap kita. Banyak dari mereka yang 
memiliki strategi untuk mengambil alih seluruh dunia, termasuk kota Anda. 
Mereka berstrategi dalam lingkup dunia, sementara kita sering kali hanya 
berpikir untuk satu peperangan saja -- peperangan rohani demi kota kita -- yang 
sebenarnya adalah bagian dari satu peperangan global yang sangat luas.

Jika orang-orang Kristen hanya bertindak dalam cakupan lokal saja, mereka hanya 
akan dapat bertahan saja, mereka hanya akan bereaksi terhadap pergerakan musuh, 
bukan ikut mengatur situasi peperangan. Jika demikian, mereka akan mengalami 
kekalahan bagi generasi ini di seluruh dunia. Namun, jika mereka berpikir dan 
bertindak secara strategis dengan kuasa Roh Kudus, mereka akan melihat 
kemenangan Kerajaan Allah. Mereka akan melihat penggenapan Amanat Agung dalam 
generasi mereka.

Dengan berpikir strategis, maka kita dapat melihat prioritas yang jelas, yaitu 
menanamkan Injil di setiap 11.000 kelompok suku yang belum terjangkau dan yang 
tidak memiliki akses kepada Kabar Baik. Strategi penginjilan kita haruslah 
berpusat pada perintisan jemaat yang kokoh di tiap-tiap suku. Jemaat-jemaat itu 
haruslah bertumbuh dalam kedewasaan rohani sehingga pada akhirnya, merekalah 
yang akan menginjili kelompok suku mereka sendiri.

Dalam janji-Nya kepada Abraham di Kejadian 12:2-3, Allah berkata, "Aku akan 
membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau ... dan olehmu 
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Tuhan ingin memberkati Anda, 
tetapi Ia juga ingin memberkati 11.000 kelompok suku yang lain melalui Anda. 
Tidak peduli apakah Anda seorang mahasiswa atau seorang pekerja bangunan, Anda 
dapat berdoa, memberi, dan pergi mengabarkan Injil.

Mencelikkan Mata yang Buta

Paulus berkata, "... orang-orang yang tidak percaya ... pikirannya telah 
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil 
tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." (2 Korintus 4:4) Yesus 
pernah berkata "Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat 
dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? 
Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu." (Matius 12:29)

Peperangan demi menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang tidak dapat dimenangkan 
hanya dengan mengumpulkan uang dan mengutus para misionaris. Kita bisa saja 
mempunyai berbagai strategi, peralatan, dan banyak misionaris yang terbaik, 
tetapi Allah adalah satu-satunya Pribadi yang dapat mengangkat kebutaan dari 
mata banyak orang. Hal itu hanya akan terjadi lewat doa yang dinaikkan dengan 
tidak henti-hentinya (1 Tesalonika 5:17). Dengan kata lain, kita harus 
terus-menerus berdoa bagi tugas yang telah diberikan Allah ini, sampai kita 
melihat hasil yang berkemenangan.

Mintalah Dunia Kepada-Ku!

Allah berfirman, "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan 
kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu." (Mazmur 
2:8) Doa dari umat Allah yang meminta kepada-Nya sebuah bangsa dengan 
menyebutkan nama bangsa-bangsa itu secara spesifik, telah menjadi elemen kunci 
dalam membawa momen kairos yang khusus ini ke seluruh dunia.

Bertahun-tahun, kita memusatkan doa-doa kita untuk menjangkau Eropa Timur dan 
Uni soviet yang menganut paham komunis, kini kita melihat jawaban doa yang 
telah kita panjatkan itu. Mengapa hal-hal yang besar terjadi di Saudi Arabia 
dan Kuwait? Selama Perang Teluk, keluarga-keluarga tentara Amerika berdoa untuk 
untuk kawasan itu. Saat kita mulai berdoa, maka Allah akan mulai mencelikkan 
mata orang-orang yang berada di wilayah-wilayah itu.

Ungkapan Doa

Pada awal tahun 1.300-an, seorang berkebangsaan Perancis bernama Raymond Lull 
terbeban untuk melayani dunia Muslim sehingga ia pergi untuk tinggal serta 
berkhotbah di antara orang-orang Muslim di Bugia, Aljazair. Ia adalah misonaris 
pertama yang melayani di orang-orang Muslim. Beberapa tahun kemudian, ia 
menjadi martir pertama di antara orang-orang Muslim.

Sejak tahun 1960, Tuhan telah memimpin kelompok-kelompok orang Kristen di 
seluruh dunia untuk berdoa dan melakukan peperangan rohani. Mereka merasa bahwa 
Allah tidak menyuruh mereka untuk berkhotbah, melainkan hanya berdoa. Baru-baru 
ini setiap penduduk di Bugia menjadi orang Kristen setelah Yesus menampakkan 
diri dalam mimpi mereka semua di malam yang sama. "Tanah" spiritual telah 
dipersiapkan melalui doa-doa bagi mereka, kebutaan mereka diangkat, dan 
Kerajaan Allah dapat bergerak maju serta merampas seisi rumah orang yang kuat 
itu.

Semua Itu Akan Terjadi Jika Kita Melakukan Sesuatu

Mengapa negara-negara seperti Senegal, Bhutan, Chad, dan Azerbaijan begitu 
menolak Injil? Sebab, banyak dari kita yang belum mendengar tentang mereka 
sehingga kita tidak berdoa bagi mereka -- mata mereka masih dibutakan oleh ilah 
zaman ini. Jika kita ingin menjadi bagian dari apa yang sedang dilakukan Allah 
bagi dunia hari ini, kita harus menaikkan doa-doa yang spesifik. Anda dapat 
masuk ke dalam kegirangan masa penuaian kairos ini dengan mengadopsi salah satu 
dari Kota-Kota Pintu Gerbang tersebut dalam doa sehari-hari dan tidak berhenti 
sampai tempat itu dijangkau oleh Injil. Yakobus 5:16 menyatakan bahwa "doa 
orang benar sangat besar kuasanya." Kita tidak dapat melihat hasil doa itu 
sesegera mungkin, tetapi Tuhan telah berjanji bahwa doa-doa itu akan menjadi 
sesuatu yang efektif.

Menaruh Hartamu di Tempat Hati Allah Berada

Jika kita betul-betul memahami prioritas untuk menjangkau orang-orang yang 
belum terjangkau oleh Injil, pemahaman itu akan tampak dalam pemberian dan 
doa-doa kita. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang 
Kristen yang telah lahir baru tidak memberikan persembahan secara rutin. Kita 
tidak memberi kontribusi sebanyak atau sebijak yang seharusnya kita berikan.

1. Orang-orang Kristen memberi 157 miliar dollar per tahun kepada gereja-gereja 
dan perwakilan-perwakilan pelayanan misi. Dari semuanya itu, 94 persen 
digunakan di Dunia Kristen, 5,5 persen untuk Dunia Non-Kristen yang Terjangkau 
Injil, dan hanya 0,5 persen yang diberikan untuk Dunia yang Belum Terjangkau 
Injil.

2. Kita membiayai 308.000 orang misionaris yang bekerja di luar Amerika 
Serikat. Dari keseluruhannya, 90,8 persen bekerja di Dunia Kristen, 8,1 persen 
di Dunia Non-Kristen yang Terjangkau Injil, dan hanya 1,1 persen (3.400 orang) 
yang bekerja untuk menjangkau 1,19 miliar jiwa di Dunia yang Belum Terjangkau 
Injil.

3. Dari 3 miliar dollar Amerika yang digunakan untuk membiayai program radio 
dan televisi Kristen, 99,9 persen digunakan di Dunia Kristen, 0,09 persen di 
Dunia Non-Kristen yang Terjangkau Injil, dan hanya 0,01 persen di Dunia yang 
Belum Terjangkau Injil.

Hal ini tidak berarti bahwa kita harus berhenti memberikan persembahan uang 
kepada gereja atau kepada lembaga pelayanan yang kita kenal dan dukung, tetapi 
kita perlu menjadi pelayan yang baik. Hal ini berarti bahwa kita perlu 
meningkatkan persembahan kita kepada misi garis depan seraya memerhatikan 
dengan saksama ke mana donasi yang kita berikan itu dialirkan. Alkitab 
berbicara dalam 1 Samuel 30:24 bahwa "bagian orang yang tinggal di dekat 
barang-barang adalah sama seperti bagian orang yang pergi berperang; itu akan 
dibagi sama-sama." Apa pun bagian Anda dalam melaksanakan Amanat Agung, Anda 
akan memiliki upah yang sama dengan mereka yang pergi ke garis depan.

"Carpe Aeternitas"

Pada tahun 23 sM, seorang pujangga Romawi bernama Horatius menulis sebuah frasa 
yang menjadi pekik perang bagi orang-orang sekuler hari ini, "Carpe Diem. Quam 
minimum cradula postero" -- "Milikilah hari ini. Jangan menaruh harapanmu pada 
hari esok." Kita yang berada dalam gereja juga perlu memakai sebuah ungkapan 
sebagai pekik perang kita, "Carpe Aeternitas!" -- "Raihlah kekekalan!"

Kita dapat meraih kekekalan dengan berdoa bagi Kota-Kota Pintu Gerbang serta 
suku-suku terabaikan, dengan menyebut nama-nama kota dan suku itu secara 
spesifik, dengan memastikan sumber daya kita digunakan secara bijak dan pergi 
menjangkau mereka, baik dalam jangka waktu yang panjang atau pendek. Tuhan 
telah membawa peperangan ke hadapan kita dengan melepaskan masa penuaian yang 
luar biasa ini. Setiap kita harus memainkan peranan kita sebagai prajurit salib 
(2 Timotius 2:3-4) dalam masa yang genting ini. Marilah kita bangkit untuk 
melakukan sesuatu hari ini sehingga esok kita tidak memandang ke belakang, 
kepada masa kairos ini, dengan rasa menyesal karena kita tidak melakukan apa 
yang seharusnya dapat kita lakukan. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Praying Through 100 Gateway Cities of the 10/40 Window
Judul asli artikel: The Challenge of the 10/40 Window
Penulis: Fred Markert
Penerbit: YWAM Publishing
Halaman: 16 -- 21


SUMBER MISI: MIDDLE EAST REFORMED FELLOWSHIP

Middle East Reformed Fellowship (MERF) merupakan sebuah organisasi yang berada 
di Timur Tengah, Afrika Barat, dan Asia. MERF bergerak dalam 4 bidang 
pelayanan, yaitu pelayanan misi, pengembangan gereja, pendalaman Alkitab, dan 
menyediakan bimbingan bagi gereja-gereja.

Selain lebih baik bergerak di bidang missi, MERF berkomitmen untuk 
mengembangkan gereja-gereja lokal, dan menggunakan radio untuk pelayanan misi 
atau memberitakan Injil. Sejauh ini, MERF sudah melayani 19 negara, di 
antaranya Afrika Utara, Irak, Lebanon, Suriah, Sudan, Iran, negara-negara di 
Afrika Barat dan Timur Tengah. Untuk saat ini, MERF aktif memberikan Biblical 
Training di Timur Tengah dengan tujuan supaya negara-negara di Timur Tengah 
bisa mendengar dan menerima Injil Yesus Kristus. (Amidya)

==> http://www.merf.org


STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) PERIODE 
JULI/AGUSTUS 2013

Anda guru sekolah minggu? Anda terbeban dalam pelayanan anak? Anda ingin terus 
diperlengkapi dalam melayani di sekolah minggu? Anda rindu mengembangkan 
talenta Anda dalam bidang pelayanan anak untuk kemuliaan nama Tuhan?

Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas Guru Sekolah Minggu (GSM) periode 
Juli/Agustus 2013 melalui program Pendidikan Studi Teologi Awam (PESTA) bagi 
Anda yang terlibat dan terbeban dalam pelayanan anak. Diskusi akan dilakukan 
melalui milis diskusi (email) dan akan berlangsung mulai tanggal 15 Juli -- 23 
Agustus 2013.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga ke Admin PESTA di < 
kusuma(at)in-christ.net >. Pendaftaran ditutup pada tanggal 24 Juni 2013. 
Jangan lewatkan kesempatan ini karena kelas terbatas hanya untuk 20 orang 
peserta saja. Tidak dipungut biaya!

Untuk melihat materi yang akan dipelajari dalam kelas PESTA GSM ini, silakan 
mengakses URL berikut ini.

==> http://pesta.sabda.org/gsm_sil


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Amy G., Yulia, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

Kirim email ke