Menjadi professor dan mendapatkan "gelar" professor itu tidak sama. "Gelar"
professor, (yang sebenarnya tidk ada, mungkin yang dimaksud sebutan atau
panggilan professor) memang bisa didapatkan dengan menjadi gurubesar
luarbiasa. Banyak pejabat menawarkan diri menjadi gurubesar luar biasa, dan
setelah pertimbangan senat gurubesar, mungkin dengan  pertimbangannya bahwab
bersangkutan cukup berpengaruh untuk dapat menghasilkan dana atau research
funds bagi universitas yb, maka yb di"kukuh"kan menjadi gurubesar luar biasa
yang SK-nya berlaku 1 tahun itu. Yb bersangkutan kemudian memberikan orasi
sebagai pidatu pengukuhannya (padahal di ITB upacara pengukuhan untuk
gurubesar biasa sudah lama ditiadakan), yang dianggap sebagai kuliah umum
pertama. Tetapi kemudian kuliah-kuliah berikutnya tidak lagi sempat
dilakukan, mungkin diwakili oleh assistennya yang ada di universitas tsb,
bahkan biasanya sama sekali tidak ada lagi. Setelah 1 tahun jabatan
gurubesar luar biasa itu berakhir, tetapi sebutan Prof. itu tetap melekat.
Nah itu mungkin yang dimaksud dengan gelar professor yang bisa di beli.
Yang paling lucu kan Amien Rais. Sebelum mengundurkan diri dari UGM ybs
sempat dikukuhkan menjadi gurubesar, sehingga dianggap wajar mendapat
sebutan professor. Namun kegurubesarannya hanya kokoh untuk satu jam saja,
karena 1 jam kemudian yb langsung mengundurkan diri. Secara teknis beliau
sudah bukan gurubesar lagi, karena sudah tidak memberi kuliah lagi, tetapi
mungkin masih memberikan kuliah 1 bulan sekali, atau barangkali 1 tahun
sekali di universitas swasta, sehingga tetap dianggap wajar mendapat
panggilan professor. Ini termasuk Prof. D. Habibie, dan banyak bekas
menteri-menteri lainnya. Ini yang disebut professor honoris causa, walaupun
sebetulnya tidak ada, karena professor bukan gelar akademis. Kalau Doctor
Honoris Causa itu memang betul-betul ada, dan untuk mendapatkannya tidak
gampang (paling tidak di ITB)
Itulah penjelasannya professor yang dapat dibeli dengan memberikan orasi.
Dagelan? Ini serious lho!
Wassalam
RPK
----- Original Message -----
From: "AL-AMIN Amir" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 18, 2004 6:39 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Ruwet juga prosedur menjadi profesor di Indonesia.
> Tetapi saya dengar ada juga jual beli professor. Seperti di jaman orba,
> seorang
> mendiknas membeli profesor dari sebuah PTN. Hanya dengan memberi satu kali
> 'orasi ilmiah'.
>
>
> =============================
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> 0542-533765 - 0811592902
> =============================
>
>
>
>
>
> "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> 17/03/2004 10:56 PM
> Please respond to iagi-net
>
>
>         To:     <[EMAIL PROTECTED]>, <[EMAIL PROTECTED]>
>         cc:
>         Subject:        Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu -
pengalaman Houston
>
>
> Referensinya adalah Belanda jaman dulu, mungkin, tetapi dibikin rumit
> sendiri, mungkin tadinya takut ada inflasi professor, jadi dibuat
> jenjang-jenjang yang panjang dengan mengaitkan pada sistim kepegawaian
> negeri.
> Istilah resminya adalah Gurubesar, istilah professor itu hanya sebutan
> saja,
> bukan gelar akademis, sebutan untuk seseorang yang memangku jabatan
> gurubesar (sperti sebutan Kyai untuk orang yang memimpin pesantren).
> Tentu tiap negara berbeda sistimnya. antara Inggris dan commonwealth
> countries (seperti Australia) dengan Amerika Serikat saja beda. Di Inggris
> tidak mengenal sebutan associate dan assistant professor. Ngomong-ngomong
> Sdr. Awang di Indonesia tidak mengenal istilah Assitant Professor dan
> Associate Professor, itu hanya di Amerika Serikat saja.
> Tentu negara-negara lain mempunyai sistim sendiri, Jepang lain,
> Negara-negara Arab lain (disana Uztadz itu adalah Professor, bukan guru
> ngaji seperti disini). Mungkin para netters yang mendapatkan pendidikan di
> berbagai negara dapat menjelaskan sistim dan sebutannya.
> Wassalam
> RPK
> ----- Original Message -----
> From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, March 17, 2004 7:54 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
>
>
> > Kualifikasi Profesor di Indonesia ini me-refer ke sistem pendidikan mana
> pak, Belandakah?. Kalau membandingkan Profesor yg dari Prancis agak beda,
> seperti yg dipertanyakan sdr. Amir-Al Amin tsb, profesor di sana hanya
> merupakan panggilan buat pengajar. Malah di rig saya pernah ada Company
> Man-nya Profesor dari Prancis..
> > --
> >
> > --------- Original Message ---------
> >
> > DATE: Wed, 17 Mar 2004 15:18:56
> > From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Cc:
> >
> > >Orang atau suatu instansi tidak akan memberikan financial support
> kepada
> > >seseorang untuk memangku jabatan gurubesar  jika orang itu tidak
> memeliki
> > >kwalifikasinya.
> > >
> > >
> > >----- Original Message -----
> > >From: "teddy atmadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
> > >To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > >Sent: Wednesday, March 17, 2004 9:26 AM
> > >Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
> > >
> > >
> > >> Mungkin kalau Saya boleh sedikit mengomentari perihal predikat
> Profesor
> di
> > >Luar sana harus proaktif membuat sutu karya setiap perioda karena
> dengan
> > >menyandang predikat tersebut tanpa ada karya yang kontinyu tidak patut
> lagi
> > >menyandang Predikat tersebut, jadi tidak mudah untuk mempunyai Predikat
> Prof
> > >tersebut kalau tidak di ada Financial Support yang jelas dan pasti.
> > >>
> > >> Wassalam,
> > >> Teddy Atmadinata
> > >>
> > >> AL-AMIN Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >> saya saya pernah dengar predikat professor di america adlah semua
> yang
> > >> menjadi pengajar..
> > >> jadi bukan suatu jenjang kepangkatan
> > >>
> > >> jadi tidak terlalu heran dengan berita tersebut
> > >>
> > >> =============================
> > >> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> > >> TOTAL E&P INDONESIE
> > >> BALIKPAPAN
> > >> 0542-533765 - 0811592902
> > >> =============================
> > >>
> > >>
> > >> ---------------------------------
> > >>   Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends
> today!
> > >Download Messenger Now
> > >
> > >
> > >---------------------------------------------------------------------
> >
> > >To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >
> > >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >
> > >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> > >
> >
> > >Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> >
> > >Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> >
> > >Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> >
> > >Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> >
> > >Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> >
> > >Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> >
> > >---------------------------------------------------------------------
> > >
> > >
> >
> >
> >
> > Need a new email address that people can remember
> > Check out the new EudoraMail at
> > http://www.eudoramail.com
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>


---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke