Mungkin kita perlu instropeksi juga....seberapa besar sih manfaat lab KR
Sambung buat masyarakat sekitar selama ini......kalau kecil atau mungkin
nggak ada ya perlu usaha besar untuk menyadarkan masyarakat tentang
pentingnya batu-batuan itu......
Kita semua tahu (paling nggak yang alumni karang sambung), bahwa daerah tsb
tandus, dan masyarakatnya berada di bawah garis kemiskinan......jadi susah
kalau menyuruh mereka "membandingkan" nilai geologi batuan dengan nilai
batuan tsb kalau dijual sebagai pengganti sepiring nasi..........atau tiwul

Mungkin masyarakat mulai bisa dilibatkan dan diberdayakan dalam pemanfaatan
lab tsb di masa mendatang....misalnya borongan catering kita serahkan ke
koperasi masyarakat sekitar (bukan perorangan, supaya tidak urusannya bisnis
murni), atau urusan cuci mencuci dll lain-lain tetek bengeknya urusan
camp...dengan hal itu masyarakat akan merasa memiliki juga lab tsb.
Atau mungkin perlu menerjunkan group pak Jatmiko untuk membina usaha batu
mulia di sana.....jadi masyarakat bisa menilai batu di sungai Luk Ulo dengan
lebih baik, bukan sekedar kiloan saja......

Minggu yl, kebetulan baru ikut fieldtrip di daerah Spanyol utara. Kita
menginap di hotel yang terletak di  tempat yang sangat terpencil (warung
rokok terdekat saja 5 km jauhnya).....populasi di kampung itu tidak lebih
dari 20 orang (note: 7 orang diantaranya adalah karyawan hotel)
Jadi saya sempat bertanya-tanya siapa gerangan para tamu yang sudi menginap
di hotel ini.......
Dari keterangan chefnya yang sangat ramah, diakui bahwa hotel itu sengaja
didirikan di tempat terpencil itu (namun dekat dengan semua singkapan
geologi yang bagus sekali serta sungai yang jernih) untuk menampung :

- rombongan para geologist yang sedang FT (setahun tidak kurang dari 10-15
rombongan menginap antara 3-6 hari di situ)
- dan para pemancing ikan di sungai di belakang hotel....

Jadi otomatis hotelnya hanya buka di musim panas saja, di musim dingin hotel
itu tutup-tup........saking eratnya simbiosis itu, chefnya bahkan bersedia
dan suka masak makanan di lapangan alias di depan outcrop buat rombongan
FT.....

Jadi kenapa tidak di Kr Sambung......kebayang khan makan siang di Waturondo
dengan minum kelapa muda...........


salam,




----- Original Message -----
From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 22, 2004 14:33
Subject: [iagi-net-l] Kondisi Laboratorium Alam Karangsambung Memprihatinkan


> SUARA PEMBARUAN DAILY
> Kondisi Laboratorium Alam Karangsambung Memprihatinkan
> Wahyu Mandoko
> TERBENGKALAI - Dasar Sungai Luk Ulo di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
> Kebumen, Jateng, yang mengandung berjuta jenis bebatuan yang bernilai
> ilmiah, kini terancam punah akibat penambangan liar yang dilakukan
> masyarakat sekitar, yang semakin tak terkendali. Tampak sebagian dasar
> Sungai Luk Ulo kering dan separo lagi masih dialiri air.
> NASIB laboratorium alam di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen,
Jawa
> Tengah, milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menyimpan
> berjuta jenis batu-batuan, kini dalam kondisi yang memprihatinkan. Kawasan
> yang termasuk langka di dunia ini semakin bertambah rusak.
> "Batu-batuan yang bernilai ilmiah di laboratorium alam itu terancam punah
> karena ditambang secara  liar oleh masyarakat sekitarnya, terutama yang
> berada di sepanjang Sungai Luk Ulo," kata Kepala UPT Balai Informasi dan
> Konservasi Kebumian (BIKK) Karangsambung Kebumen Dr Ir Munasri.
> Berbagai jenis bebatuan dengan berbagai ukuran, mulai dari yang kecil
sampai
> besar, banyak terdapat di sepanjang dasar Sungai Luk Ulo. Lapisan bebatuan
> yang bisa menyingkap misteri terbentuknya bumi berjuta tahun yang lalu itu
> sering menjadi ajang penelitian para mahasiswa maupun para ilmuwan dari
> dalam dan luar negeri.
> Namun sayang, dengan banyaknya penambangan liar itu, lokasi bebatuan yang
> bernilai ilmiah menjadi semakin rusak dan terancam punah.
> Menurut Munasri, bebatuan itu ditambang untuk dijual ke kota-kota besar
> untuk ornamen rumah di perumahan mewah. Setiap hari, beberapa truk
> mengangkut bebatuan tersebut ke Purwokerto, Semarang, dan Jakarta serta
> kota-kota besar lainnya.
> Padahal bebatuan yang ditambang itu, merupakan jenis basalt, granit, dan
> ekslogit merupakan bebatuan yang terdapat dalam perut bumi yang paling
> dalam. Kalau dilihat sekilas, batu-batuan tersebut tampak biasa-biasa
saja.
> Namun dari sisi ilmiah sebenarnya mempunyai arti yang sangat penting untuk
> penelitian dan pengetahuan alam.
> "Bebatuan tersebut dalam ilmu gelogi bisa menyingkap kronologis terjadinya
> bumi, kejadian-kejadian alam di bumi, patahan bumi, dan proses alam
semesta
> ini, sampai bencana alam dan gempa bumi" kata Munasri pula.
> 300 Km
> Menurut pakar kebumian ini, bebatuan yang muncul di permukaan bumi itu ada
> yang berasal dari kedalaman bumi dari 50 sampai 300 km dari permukaan
bumi.
> "Penampakan bebatuan tadi hanya ada di Karangsambung," kata doktor geologi
> lulusan universitas di Tokyo Jepang itu.
> Bebatuan itu sangat langka, tapi penambangan liar terus berjalan setiap
> hari. Bila dibiarkan terus, laboratorium alam kebumian satu-satunya di
dunia
> itu akan musnah.
> Selain itu, dengan penambangan bebatuan di dasar Sungai Luk Ulo tadi, akan
> mempercepat sedimentasi sehingga pada saat musim hujan, selalu terjadi
> banjir yang cukup besar.
> Menurut Munasri, ketidaksadaran masyarakat akan arti pentingnya bebatuan
> tersebut harus segera diatasi melalui pendekatan sosial dan penjelasan
yang
> semua dengan daya pikir mereka. Hal ini penting, agar masyarakat yang
secara
> tidak sadar mau menghentikan penambangan liar tadi.
> Dalam kesempatan terpisah, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Dr Ir Jan
> Sophaheluwakan MSc mengingatkan, dampak kerusakan ekosistem bumi di
berbagai
> daerah sangat terkait dengan aktivitas manusia.
> Jan mengatakan, faktor utama yang mengakibatkan kerusakan bumi dan
degradasi
> ekologi itu antara lain akibat kemiskinan, ketidaktahuan, dan keserakahan
> manusia.
> "Yang paling sulit adalah mengatasi keserakahan manusia," kata Jan saat
> membuka acara Diklat Pembentukan Basis Data Spasial Kebumian (BDSK) di
> Karangsambung belum lama ini.
> WAHYU MANDOKO
> Last modified: 4/6/04
>
> ___________________________________________________________
> Sent by ePrompter, the premier email notification software.
> Free download at http://www.ePrompter.com.
>
> _________________________________________________________________
> MSN 8 with e-mail virus protection service: 2 months FREE*
> http://join.msn.com/?page=features/virus
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> ---------------------------------------------------------------------
>


---------------------------------------------------------------------

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

---------------------------------------------------------------------

Reply via email to