Awalnya GGE (Geosciece dan Engineer) nya diambil ... bekerja di Petronas Sehingga ngga ada yg sempet melihat potensi migas daerah ini. Sekarang teritorialnya-pun mulai digoyang2 ....
RDP "sdih gwe ... :(" ====================== Minggu, 27 Februari 2005 RI Akan Pertahankan Kedaulatan di Ambalat Jakarta, Kompas - Pemerintah Indonesia tidak akan membiarkan pemberian hak konsesi minyak oleh Petronas, Malaysia, kepada perusahaan minyak Shell di Laut Sulawesi, perairan sebelah timur Pulau Kalimantan. Pemberian konsesi itu dan kegiatan pelaksanaannya oleh Petronas kepada Shell merupakan suatu pelanggaran terhadap kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia. Karena itu, Indonesia akan berbuat maksimal untuk menjaga hak-hak dan kepentingannya di perairan tersebut, kata Juru Bicara (Jubir) Departemen Luar Negeri (Deplu) Marty Natalegawa di Jakarta, Sabtu (26/2). Ia ditanya pers seusai Pertemuan Ke-15 ASEAN-EC Joint Cooperation Committee yang berlangsung 25-26 Februari di Jakarta. Marty menjelaskan, Indonesia jelas tidak akan membiarkan dan sesegera mungkin menyampaikan protes atas adanya klaim-klaim seperti itu dari Malaysia, karena jika dibiarkan, akan timbul kesan bahwa Indonesia menyetujui. Terkait dengan pemberian konsesi minyak kepada Shell di perairan sebelah timur Kalimantan itu, Pemerintah Indonesia, Jumat (25/2), langsung menyampaikan surat protes kepada Malaysia. "Ya akan ramai," ungkap Marty ketika ditanya bagaimana jika Malaysia meneruskan klaimnya atas wilayah perairan itu, yang sebenarnya sudah lebih dahulu dieksplorasi Indonesia dan dikenal sebagai Blok Ambalat. Banyak pelanggaran Marty menjelaskan, Indonesia sudah sering kali menyampaikan protes kepada Malaysia atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Malaysia di sekitar perairan tersebut. "Setiap kali ada pelanggaran yang kita anggap terjadi dilakukan oleh Malaysia, setiap kali itu juga kita langsung protes," ujarnya. Marty mencontohkan, bulan September 2003 Malaysia melakukan survei seismik di blok yang disebut Malaysia blok Y dan Z, di wilayah maritim paling timur pantai Kalimantan Timur (Kaltim). Kemudian bulan Juni 2004 polisi laut Tawau melakukan latihan menembak di perairan Sipadan dan Ligitan yang termasuk wilayah perairan Indonesia. Pada bulan Januari juga ada pelanggaran kewilayahan oleh kapal laut bernama Sri Malaka, yang melakukan pengejaran dan penembakan terhadap KM Jaya Sakti, KM Wahyu, dan KM Irwan milik Indonesia, di sekitar perairan Kaltim. "Sekali lagi kita protes dan Angkatan Laut kita melakukan patroli yang aktif di sekitar perairan tersebut," papar Jubir Deplu itu. Karena itu, Indonesia menunggu jawaban Malaysia atas protes Indonesia tersebut. "Sebagai wilayah laut Indonesia, tentu tidak selayaknya Shell melakukan kegiatan di sana. Minimal wilayah itu disengketakan, dan dalam perspektif Indonesia, itu adalah wilayah Indonesia. Kalau mereka (Shell) ingin memperoleh konsesi, silakan berbicara dengan kita," ujar Marty lagi. Direktur Perjanjian Internasional Politik, Keamanan, dan Perjanjian Internasional Deplu Arif Havas Oegroseno, sebelum ini, menjelaskan, Indonesia sebenarnya sudah lama mengajak Malaysia menyelesaikan persoalan perbatasan yang belum selesai itu. Namun, katanya, Malaysia terkesan selalu menghindar karena Peta 1979 yang mereka buat sepihak memang diprotes bukan saja oleh Indonesia, tetapi juga oleh beberapa negara lain di Asia Tenggara. "Dari berbagai peraturan internasional, salah satunya Konvensi Hukum Laut Internasional, perairan di timur Kaltim itu jelas wilayah kedaulatan kita," tutur Havas. Dialog kebijakan Mengenai Pertemuan Ke-15 ASEAN dan Komisi Eropa, Marty menjelaskan, dalam pertemuan ini dibahas beberapa hal. Pertama, kedua pihak saling memberi tahu perkembangan di wilayah masing-masing. "Perkembangan di kawasan ASEAN yang disampaikan adalah kemajuan yang dicapai ASEAN dalam menetapkan Masyarakat ASEAN yang didukung oleh tiga pilar, yaitu Masyarakat Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN, serta rencana ASEAN untuk melaksanakan semua itu pada tahun 2020," kata Marty. Indonesia, ia menambahkan, juga membagi informasi mengenai perkembangan penanganan masalah tsunami dan gempa bumi, perkembangan dari KTT ASEAN di Vientiane, serta besarnya peranan Uni Eropa dan Komisi Eropa dalam membantu negara-negara yang terkena bencana tersebut. Jubir Deplu yang juga Dirjen Kerja Sama ASEAN itu menambahkan, masalah yang dibahas cukup panjang lebar adalah masalah yang berkaitan dengan masa depan hubungan ASEAN dan Uni Eropa serta ASEAN-Komisi Eropa. Pada masa lalu, hubungannya lebih seperti hubungan pemberi donor dengan penerima donor sehingga sifatnya selalu berorientasi proyek. "Dalam rangka menetapkan adanya kemitraan yang lebih baik, sekarang yang akan dimajukan adalah policy dialogue atau adanya dialog kebijakan di antara kedua pihak, di mana ada kesetaraan antara posisi ASEAN dan Komisi Eropa. ASEAN akan menyampaikan prioritas-prioritasnya, begitu juga Komisi Eropa, dan kemudian dicari di mana titik temunya. Itu yang akan dilaksanakan dalam waktu ke depan," urai Marty. Myanmar Pada pertemuan itu pun Komisi Eropa dan Myanmar bisa duduk dalam satu meja meskipun sikap Komisi Eropa dan Uni Eropa terhadap Myanmar tidak berubah. Direktur untuk Asia, EuropeAid Cooperation Office Komisi Eropa, Erich Muller, menegaskan bahwa posisi Komisi Eropa dan Uni Eropa tetap tidak berubah. Mereka tidak melihat ada perkembangan positif di Myanmar sehingga tetap meminta Pemerintah Myanmar untuk lebih memerhatikan hak-hak asasi warganya. "Sikap Komisi Eropa dan Uni Eropa ternyata kan tidak menutup kemungkinan mereka untuk berpartisipasi dalam pertemuan seperti hari ini. Namun, bukan berarti secara prosedural tidak tanpa hambatan. Karena itu, dalam memimpin sidang seperti pada hari ini, kita harus sangat hati-hati, jangan sampai bisa berhenti di tempat kalau memang ada ungkapan-ungkapan yang sangat sensitif yang tidak kita perhatikan," ujar Marty. "Intinya tadi mereka duduk bersama di satu ruangan. Dalam pertemuan masalah Myanmar tidak dibahas secara substantif karena bukan bagian dari agenda," tutur Marty. (OKI) -- my blog : http://putrohari.tripod.com/Putrohari/ --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------