wah. kalo yg ini saya tau (dikit) nih.. Setau saya di belanda baru2 ini merubah sistem pendidikan tingginya. dari sebelumnya yang hanya terdiri atas 2 jenjang (5th kemudian +-3th = Ir/Drs? dan dr??) menjadi 3 jenjang -sistem USA, USAnisasi, eh globalisasi..- :(3th, 2th, lalu +-3thn / Bchelor, M, Phd).
Dulu indonesia sempat menggunakan sistem dari belanda (Ir/Drs dan dr) yang dengan alasan tertentu jenjang pertama di pisah menjadi Sarjana(bachelor??) dan Master jauh sblm belanda mengubah sistem pendidikannya. ternyata dalam hal USAnisasi eh, globalisasi, indonesia 'menang' dari belanda. (MENANG??) Jadi saat ini lulusan S1 Indonesia yang (targetnya) kuliah 4 thn itu di belanda disamakan dg lulusan bachelor yang disana hanya kuliah 3th. sama halnya dengan pendidikan menengah, dimana SMP & SMA (total 6 thn) hanya 'disebandingkan' dengan 5 thn sekolah menengah mereka. jadi lulusan sma Indonesia hanya berhak masuk program diploma (ahli madya), atau mengikuti program penyetaraan selama 1 thn sblm bisa masuk universitas. mereka (belanda) punya institusi khusus yang tugasnya membanding-bandingkan ijazah2 dari smua negara, dan katanya sih mereka melihat dari masa pendidikan, jumlah kredit (mata pelajaran/kuliah), dan bobot/kualitas pendidikan. kalo tidak salah menurut mereka bobot pendidikan Indonesia sudah bagus, dan masa pendidikan juga cukup, tapi mata pelajaran/kuliahnya yang banyak kurang berguna seperti Agama, PPKN (Pancasila dan Kewiraan), Olah raga (saat ini masih banyak PT yg mencantumkan sbg SKS di transkrip), dan mata pelajaran/kuliah lain yang menurut mereka tidak perlu masuk dlm jumlah kredit pendidikan.. apa mungkin ini saatnya kita meninggalkan pendidikan moral, pacasila, kewiraan, dsb, untuk menyamakan martabat pendidikan indonesia? salam, Heru Young (hampir S1) --- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pertanyaan dasarnya, mengapa S1 kita yang rata2 > kuliah 5 tahun itu disamakan dengan "bachelor" kalau > mau ambil sekolah di LN ? Di LN, dalam 5 tahun itu > ya sudah lewat bachelor dan master umumnya. Seorang > lulusan S1 di Indonesia karena dianggap bachelor > maka mesti sekolah 2 tahun lagi untuk sampai master, > maka jadinya 7 tahun untuk bachelor + master. > Anehnya, seorang Drs di Belanda (S1 di Indonesia) > bisa mengambil langsung PhD, tanpa perlu > master-masteran dulu, nah kok S1 Indonesia yang > sistem pendidikannya diwarisi dari Belanda tidak > bisa ??! > > Lalu, sekolah2 di Indonesia pun ternyata ikut-ikutan > "mendowngrade" kan lulusan S1nya, dengan menganggap > mereka bachelor kalau mau ambil S2 > (master/magister). > > Apakah mutu S1 kita itu = mutu bachelor di LN ? Saya > tidak percaya. > > salam, > awang (tetap S1) > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------