Proses membangun bangunan tinggi jaman dulu mungkin salah satu caranya adalah seperti itu. Dalam beberapa tayangan tentang bagaimana orang Mesir membangun piramid mirip dengan cerita pemandu wisata di candi Singosari tersebut. Batu yg sudah dipotong-2 berbentuk kotak tersebut didorong/ditarik ke atas melalui tanah yg ditimbun dengan kemiringan tertentu.
Btw, kalau yg dimaksud pak Mandiri adalah candi Singosari/Singhasari, setahu saya lokasi candi tersebut ada di kota Singosari sekitar 10 km utara kota Malang. Jadi lokasinya mungkin lebih ke kaki G. Arjuno - sebelah Barat jalan raya Surabaya-Malang. Candi ini termasuk salah satu candi yang aksesnya gampang dan menurut info yg ada candi ini adalah makam Raja Kertanegara (1268-1292). Ada beberapa candi/bangunan peninggalan masa lampau di Jawa Timur yg mudah diakses selain candi Singosari, yaitu pemandian Ken Dedes yg berada tidak jauh dari candi Singosari ke arah Timur (di sebelah Timur jalan raya Surabaya-Malang). Candi lain yg lebih dekat ke kota Surabaya adalah Candi Jawi yg berada di sebelah kanan jalan kalau dari arah Surabaya ke kota peristirahatan Tretes (sebelah Barat jalan) dan candi ini benar-2 berada di tepi jalan. Sebanarnya di seputar G. Penanggungan (1650m) yang berada di kira-2 50km selatan kota Surabaya (di sebelah Barat jalan raya Surabaya-Malang, di dekat kota Pandaan) terdapat banyak candi satu diantaranya adalah candi Jawi tadi. Candi Jolotundo yg berada di bagian Barat gunung ini juga bisa diakses dengan mobil, melalui Trawas dan ke arah Seloliman (cukup dikenal karena ada pusat pelatihan lingkungan hidup/PPLH). Yang paling menarik buat saya adalah candi Belahan yg pernah saya datangi sekitar tahun 1978. Candi ini, letaknya di sisi Timur - posisi berlawanan arah dengan candi Jolotundo, dipercaya adalah makam raja Airlangga yg berkuasa sekitar awal abab ke-11. Meanriknya di sini terdapat 2 kolam dimana di salah satu sisi pendek masing-2 kolam tersebut terdapat patung (dewi Sri dan Laksmi) yg mengeluarkan air melalui kedua payudaranya (hanya satu patung yg berfungsi) dan ketika itu aktif dipakai sebagai temapat mandi oleh penduduk desa Belahan. Saya ketika itu tertarik dengan 'kehebatan' orang jaman dulu yg sudah bisa membuat semacam 'air mancur' dan hebatnya koq masih berfungsi setelah berabad-2 (mungkin karena direnovasi ? tapi seingat saya ketika itu candi tersebut memang jauh dari 'jangkauan' yg berwenang, karena aksesnya tidak gampang. Saya tidak tahu akses ke lokasi tersebut sekarang, apakah sudah dibuatkan akses yg lebih gampang, karena lokasi candi berada di suatu ketinggian. Ketika itu kami berjalan dari tepi jalan raya Sby-Mlg dan melewati hutan pohon akasia melaui jalan desa/setapak. Info yg ada menyebutkan bahwa tidak kurang dari 81 candi ditemukan di seputaran G. Penanggungan ini. Konon gunung ini adalah puncak dari gunung Mahameru, dimana ketika G. Mahameru (G. Semeru) dipindahkan ke Jawa bagian puncaknya jatuh lebih dahulu sebelum sampai di tempatnya sekarang. Salam. -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 01, 2005 4:07 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Borobudur : Posisi Geologi dan Geomantik Ini bukan sulap bukan sihir, saya belum pernah mempelajarinya, tapi cerita ini masuk akal juga. Pertanyaan pembuatan candi itu juga diajukan anak saya pada liburan bulan lalu pada saat melihat candi Singosari. Pada saat itu Pak pemandu wisata menerangkan dan saya ikut mendengarkan, terus terang saya juga ikut kaget, karena sebelumnya saya punya bayangan yang high tech. Penyusunan batu dengan teknik saling mengikat dimulai dari bawah, kemudian ditimbun dng tanah hingga pinggirnya rata dengan tanah, dng demikian batu dengan mudah didorong dari samping ke atas, sampai selesai tumpukan kedua, berikutnya tumpukan batu ditimbun tanah lagi, demikian selanjutnya, sampai jadilah bukit tanah yang didalamnya ada tumpukan batu. Tahap berikutnya ada mengukir batu dari atas, begitu selesai ukiran batu paling atas tanah dibongkar, batu berikut diukir, demikian selanjutnya. Nah ... makanya candi Singosari yang diukir baru atasnya, konon kabarnya, tukang ukir kabur karena ada gunjang-ganjing perang Kediri, sehinnga Candi belum terukir semua kecuali pada puncaknya. Itulah oleh-oleh cerita dari kaki Gn. Bromo. regards, mandhiri *** Private and Confidential *** The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) named. Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the intended recipient, please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 1111