Sebetulnya kalau turbidite (deep Sea fan) sendiri kejadiannya cukup
sederhana. Air Laut menurun (secara relative atau Eustatic) dengan cepat
sampai dibawah shelf edge (shelf-slope Break). Kecepatan air laut
menurun lebih cepat dari kecepatan penurunan pada deposition surface
pada shelf edge. Akibat penurunan muka air laut ini, shelf (Neritic)
yang tadinya tergenang air laut akan terdapat diatas permukaan air laut.
Shelf yang sudah exposed, akan mengalami erosi, chanelisasi akan terjadi
pada shelf ini, canyonisasi dimulai dari shelf terus menorah sediment
yang ada pada slope--ini yang disebut Type-1 SB. 

Semua sediment yang tererosi dan shelf dan slope akan diendapkan di laut
dalam sebagai basin floor fan (termasuk turbidite didalamnya). Begitu
juga, sediment yang berada di lingkungan transisi, termasuk delta,
sediment pantai, barrier atau estuarine, akan maju kea rah air laut yang
telah mengalami penurunan, dan sebagian sedimentnya mungkin saja
ditransport ke laut dalam membentuk turbidite ini.

Pada delta-delta yang besar di dunia kita, biasanya berasosiasi dengan
submarine canyons, dan deep sea fan tentunya. Tapi kalau ada submarine
canyons yang berasosiasi dengan deap sea fan turbidite, tidak berarti
delta itu harus ada. Atau kalau ada delta bisa juga ada deepsea fan,
tapi tidak selalu, atau sebaliknya.

Yang jarang terjadi, seperti aeolian turbidite (saya pernah banya lebih
dari 10 th kebelakang). Aeolian sediment dibawa angin sebagai grain
flows yang menerus, ditransport ke pantai yang langsung melalui slope,
dan diendapkan basinfloor. Disini tidak dilaporkan adanya sediment
transisi atau shelf sediment yang tererosi dan bercampur dengan
turbidite itu.

Atau dilaporkan submarine canyon (kedalaman 800 s/d 1500 m) yang diisi
oleh turbidite (AAPG, sekitar 1980an, oleh CC von der Borch dkk), yang
tidak diceritakan adanya delta yang besar seperti Mississippi, dll.
Bahkan kalau cuman turbidite sendiri bisa terjadi dari slope yang tidak
stabil, mengalami slumping, materi yang dari slope ujungnya akan terjadi
turbidite.

Sekian dulu,

Salam,
US




-----Original Message-----
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 27, 2006 8:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] asosiasi turbidit (laut dalam?) dengan delta

Teman-teman di Chevron dan Eni, Medco, Shell (dulu), juga Total sendiri,
yang pernah bekerja untuk shelf Mahakam dan shelf North Sumatra Basin
untuk deposisi turbidite deposits ke Selat Makassar dan selatan Laut
Andaman mungkin pernah analisis ini ? 

Sea level fall di ujung Miosen Tengah (10 Ma) dan ujung Pliosen Bawah
(3.5 Ma) bisa dicurigai saat-saat terjadinya "forced regression". Kalau
ada studi sequence stratigraphy satu shelf di wilayah2 itu, mungkin bisa
dianalisis keberadaan deposit hasil forced regression di slope dan
basin-floor-nya.

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 27, 2006 8:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] asosiasi turbidit (laut dalam?) dengan delta

kalau di indonesia apakah ada contoh di mana  model "forced regression"
tersebut pernah terjadi ...?
yang bisa membawa endapan shallow marine menjadi source dari
turbidit...?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



 

                      "Awang Harun

                      Satyana"                 To:
<iagi-net@iagi.or.id>

                      <[EMAIL PROTECTED]        cc:

                      om>                      Subject:  RE:
[iagi-net-l] asosiasi turbidit (laut dalam?) dengan delta

 

                      27/03/2006 09:04

                      AM

                      Please respond to

                      iagi-net

 

 





Ferdi,

Shelf yang tersingkap oleh suatu "forced regression" (Posamentier and
Weimer, 1998), saat muka laut turun begitu jauh, saya pikir bisa menjadi
provenance untuk pengendapan ulang seluruh sedimen di area laut-dalam.
Dan,
berarti yang menjadi provenance adalah endapan silisiklastik (juga
karbonatnya) di shallow marine environment (bukan khusus delta).

Memang kebetulan model2 deep-water sedimentation atau studi kasusnya
banyak
dilatarbelakangi/dilakukan oleh wilayah2 laut dalam di depan delta
(Mahakam, Baram, Mississippi, Niger), sehingga seolah2 keharusan
keberadaan
delta menjadi syarat untuk asosiasi turbidit laut dalam, padahal tak
mesti
selalu begitu.

Salam,
awang

 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.385 / Virus Database: 268.3.2/293 - Release Date: 3/26/2006
 

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke