Di situlah, Pak, yang perlu adanya keseimbangan. Sudah pastilah nature 
tidak bisa ditaklukkan, tetapi bisa dikendalikan atau diantisipasi. Itulah 
gunanya science for the better world.  Sama seperti pengeboran minyak, itu 
untuk manfaat banyak orang, tetapi juga harus dipelajari juga 
environmental aspectsnya. 

Salah satu contoh, 2 minggu yang lalu saya ke Danau Kakaban.  Untuk ke 
danau tersebut, kapalnya harus berhenti di pantai, kemudian naik bukit. 
Perjalanannya lumayan, naik turun dan licin karena hutannya masih rimbun. 
Ada pathway dari kayu, tetapi sudah tua sekali dan sebagian besar sudah 
patah.  Bahkan teman saya sempat cedera karena pathwaynya patah.  Tanpa 
pathway itu, kita harus lewat lumpur.  Beberapa resort di daerah situ 
(karena danau Kakaban adalah salah satu dari dua fenomena di dunia ini, 
yang memiliki stingless jellyfish.  Yang satu lagi di Maldives atau di 
Philipina, saya lupa) sudah minta agar pathway kayu itu dibetulkan, yang 
panjangnya mungkin sekitar 600 meter.  Tetapi dari NGO katanya kalau 
menebang sebuah pohon bisa mengganggu ekosistim secara keseluruhan.  Nah, 
sekarang, karena Danau Kakaban ini bisa jadi obyek turis dan hampir semua 
divers yang ke Derawan datang ke sana, bukankan lebih baik kalau jalan ke 
sana dibuat nyaman untuk para pengunjung dan agar tidak ada yang celaka? 
Dan apakah satu buat pohon memang dapat mengganggu ekosistem secara 
keseluruhan?  Dan apa win-win solutionnya? 

Kita mengebor juga banyak dampak environmentnya, tetapi kita juga punya 
HSE kan, dan ada studi amdalnya.

Saya masih percaya kalau manusia adalah khafilah dibumi, jadi kuncinya 
sang khalifah harus bijaksana mempergunakan akalnya dengan ilmu yang dia 
punya, untuk bisa diamalkan untuk kesejahteraan manusia, bukan untuk 
ditaklukkan, tetapi untuk dimanage.  Begitu..

Vita (alumni institut yang jargonnya 'Art, science and technology')







"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
04/24/2006 07:43 PM
Please respond to iagi-net

 
        To:     <iagi-net@iagi.or.id>
        cc: 
        Subject:        Re: [iagi-net-l] Science and Nature (was 
ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING)


Harus disadari bahwa terjadi perubahan "paradigma" pada sekitar 
pertengahan 
abad ke-20. Sebelumnya para cendekiawan/ilmuwan itu begitu arrogant bahwa 
alam itu dapat ditaklukan oleh manusia dengan sains dan teknologinya. 
Makanya Belanda melakukan reklamasi dan dapat lahan di bawah permukaan 
laut 
dengan sistim tanggulnya, Suez canal dan Panama canal digali, 
bendungan-bendungan raksasa dibangun untuk mengendalikan banjir, irigasi 
dan 
tenaga listrik dsb
Sekarang adalah bahwa manusia harus hidup menyesuaikan diri dengan alam, 
jangan mengganggu alam. Jika Suez canal baru dicanangkan sekarang, mungkin 

tidak akan pernah dibangun, karena mungkin akan merusak ecosystem Samudra 
Hindia dengan tercampurnya ecosystem dari Laut Tengah.
Sekarang membangun bendungan kecil saja sudah harus memperhitungkan dampak 

lingkungan dan banyak ditentang.
Gn Merapi mau ditaklukan oleh manusia?
RPK
----- Original Message ----- 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, April 24, 2006 8:10 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING


> Ga setuju, Lobeck hidupnya kan dulu, udah ngga trendi ah.
>
> Nature is to be understood, hence to be managed for the better world for
> human beings ( ini menurut Siregar, 2006)
> Alam itu untuk dimengerti untuk kemudian dimanage/diatur/dikontrol untuk
> kebaikan umat manusia.
>
>
>
> Jadi bapak2 IAGI yang punya nama ALAM, (Harry Alam, Syamsu Alam....) 
sudah
> nasib kalianlah dikontrol kalau menunjukkan gejala2 keluar jalur, paling
> ngga sama istri2nya mereka masing2.  :-)
>
> Smile, everybody, it's still monday.
>
>
> Parvita H. Siregar
> Geologist-ENI Indonesia
> Atrium Mulia 3A floor
> Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11
> Jakarta 12910 Indonesia
> Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200
> Fax: (62-21) 3000-3230
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 04/21/2006 08:52 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>        To:     <iagi-net@iagi.or.id>
>        cc:
>        Subject:        Re: [iagi-net-l] ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>
>
> alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk dipahami dan 
dimengerti
>
> Ingat tulisan pada halaman depan suatu buku klasik geologi (kalau tidak
> salah karangan Lobeck, cmiiw), tertulis
> 'Nature, to be commanded, must be obeyed'.
>
> Budi Satrio
>
>
>
>
>                      "Nataniel
>                      Mangiwa"                  To: iagi-net@iagi.or.id
>
>                      <nataniel.mangiwa         cc:
>                      @gmail.com>               Subject: Re: [iagi-net-l]
> ETHO-GEOLOGICAL FORECASTING
>
>                      21/04/2006 09:20
>                      AM
>                      Please respond to
>                      iagi-net
>
>
>
>
>
> betul, setuju!
>
> jgn kita merasa dgn pengetahuan dan teknologi yg kita punya lalu kita
> bisa mengatur alam, alam bukan untuk diatur atau dilawan..tetapi untuk
> dipahami dan dimengerti.
>
> ::natan::
>
> On 4/21/06, Arief Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Jangan, merapi jangan sampe dibor dan dibom pake nuklir
>> sakit nanti dia, kasihan gunung cantik nan perkasa itu
>>
>> jangan dirusak kampusnya volkanolog itu
>> Ayo para vokanolog bekerja dan belajar lagi memahami dia
>> Agar komunikasi makin lancar dan hubungan makin mesra dengan si cantik
> itu
>>
>>
>>
>>
>> A R I E F B U D I M A N
>> Pertamina - Eksplorasi Sumatra
>> Phone    : (021) 350 2150 ext.1782
>> Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
> 


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke