Mas Nengah,

secara teori mungkin, tapi seperti yang saya bilang, pelamparan reservoir ini harus luas sehingga disatu tempat bisa menjadi trap, tapi ditempat lain tersingkap sebagai jalan bagi surface water. berarti salinity airnya rendah alias fresh water ya? mudah-mudahan ada yg bisa kasih contoh.



----- Original Message ----- From: "I Nengah Nuada" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, May 15, 2006 8:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism >> pengaruh permeability


Razi,

Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang
berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di
atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu
sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di
tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan
yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh
model reservoir seperti ini.

Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive
mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara
volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika
ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah
infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air
yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface
water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya
cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh
patahan.

Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di
tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan
luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang
shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang
localized.
Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka
memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive,
karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga
karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal
structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized.

Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak,
sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive
(denger2 dari reservoir engineer).
Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru.

INN


On 5/15/06, M. Fakhrur Razi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap
atau
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan
lebih
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut?





----- Original Message -----
From: "hermawan joko sutrisno" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism


> Nambahin dari yg saya tahu,
>
>  Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari
> sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di
sub
> surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya
> suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg
> berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan
> efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena
> reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan
> sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor
karena
> kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini
> dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir
> adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.
>
>  Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena
> letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air
> (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal
> ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya,
> bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali.
> Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus
> lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada
> minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat
> drainage HC di situ.
>
>  Ada tambahan?
>
> Dodiono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Dear all,
>
> Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
> salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
> pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
> yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
> pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
> absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini
> tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis
> drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja
> saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section,
> sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula
> efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini
> terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan
> drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan
> reservoir tsb terbentuk?
>
>
>
> Terima kasih untuk pencerahannya.
>
> Dodiono
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+
> countries) for 2ยข/min or less.


---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke