Menurut saya karena failure adalah masalah mekanik sudah seharusnya dilakukan pemodelan geomekanik (stress regime) untuk membantu memecahkan problem terjadi pergerakan lumpur keatas. Kedua model yang diusulkan sebagai penyebab: gempa maupun wellbore failure boleh jadi menjebabkan fault reactivation yang diakibatkan mobilisasi lumpur. Karena jika geomekanik modelnya tidak ada kita sukar untuk memperdepatkan penyebabnya, paling tidak, kita akan bisa membuat simulasi dari berbagai kontribusi variabel seperti overpressure, gempa, wellbore failure, mud overbalance, etc. Dari seismik terlihat banyak sekali patahan yang memotong BJP-1 yang boleh jadi berada dalam keadaan kritis. Dimana perubahan nilai stress tertentu (Sv, Shmax, Shmin) dapat menyebabkan failure. Semoga ini juga sudah dilakukan dan bukan suatu hal yang baru, walaupun saya belum lihat disetiap penjelasan yang ada. Saya pikir ini sangat kritikal untuk mengetahui penyebab failure dengan lebih kuantitatif dan sederhana yaitu masalah mekanik. Saya pikir sekarang waktunya untuk mentest setiap model-2 yang sudah diberikan oleh beberapa rekan kita (i.e. Awang). Itu juga kalau memang penjelasan scientific masih diperlukan.

Salam,

Ben Sapiie

----- Original Message ----- From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 20, 2006 4:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Porong, ADB, dan tim-tim-an


>
 Ndang

 Si- Abah cuman bisa ngomong " GOOD   -  GOOD AND GO AHEAD",
 tetaplah menunduk , karena yang paling Berkuasa adalah Allah semata.
 Untuk Tim - Tim IAGI atau geologist "bebas " (aku ndak seneng dengan
 istilah ini, wong sampean sampean IAGI Meber tokh) ," selamat bekerja
 dan sukses".
 Tunjukan bahwa kita bisa kalau mau.

 Si - Abah

__________________________________________________________________________


 Dalam 2 hari ini email saya tdk terima dari iagi-net, mungkin karena
kepenuhan (gak ditengok-tengok selama week-end s/d pagi ini) terus
bounching. Jadi, mohon maaf kalau belum sempat cawe-cawe ikutan nimbrung
di lalu-lintas diskusi soal Lumpur Porong ini.

Saya di Porong tgl 2 Juni (4 hari setelah kejadian), sempat berhenti dalam
perjalanan Surabaya-Malang dan juga 4 Juni ketika kembali dari Malang ke
Surabaya terus ke Jakarta lagi. Pada kurun waktu 2-4 Juni itu saya coba
berkoordinasi dengan IAGI Jatim (dengan cc ke Sekjen PP-IAGI) untuk segera
turun tangan membahas action plan IAGI (Jatim maupun PP) membantu
menanggulangi masalah lumpur tersebut. Tentunya saat itu saya juga
langsung berkomunikasi dengan kawan2 geosaintis dari Lapindo (mas Bambang,
mas Agung, Kang Iwan, Cak Rennier dan jugamas Kenul) untuk mencari tahu
dan urun rembug tentang analisis penyebab dan rencana penanggulangannya.
Semuanya lewat SMS dan tilpun langsung. Di Malang, IAGI Jatim sempat
berkumpul 3 Juni mempersiapkan diri ikut meneliti semburan lumpur Porong
tersebut: ada mas Arief Rachmansyah (Ketua IAGI Jatim), Adi Susilo
(Unibraw), dan juga mas Kukuh (Sekjen IAGI Jatim, lewat tilpun). B eberapa
hari kemudian IAGI Jatim akhirnya bisa berkomunikasi juga dengan
kawan-kawan dari Lapindo untuk mendapatkan informasi teknis dari tangan
pertama, sehingga setelah itu beberapa pernyataan dari Arief, Adi, Amin,
Marcillinus, Soffian keluar di media (lokal dan nasional) dalam rangka
memberikan informasi kepada masyarakat. Pada hari-hari antara 6-9 Juni
saya harus off dari peredaran krn ada urusan bisnis di Dubai, tapi tetap
monitoring dan komunikasi dengan rekan-rekan IAGI Jatim dan Lapindo untuk
saling menginformasikan ide analisis dan usulan penanggulangan lumpur.

Pada Sabtu 10 Juni saya bertemu dengan mas Bambang Istadi Lapindo di
Jakarta dan berbincang - dikusi panjang lebar soal penyebab luapan lumpur
dan memberikan komitmen untuk ikut membantu sebagai nara sumber independen
dalam tim-tim yang rencananya akan dibentuk untuk penanggulangannya. Pada
waktu Rapat dengar Pendapat Komisi VII dengan BPMigas, Lapindo, ESDM soal
Lumpur Porong Senin 12 Juni 2006, saya coba berikan beberapa masukan ke
para anggota DPR yang terhormat lewat sms tentang beberapa hal:

1. Dalam konteks bagi-hasil migas pusat-daerah, pemboran Banjar Panji-1
dan penanggulangan semburan lumpur yang keluar lewat rekahan2 di sekitar
Porong tersebut kemungkinan SEMUANYA akan mempengaruhi penerimaan daerah
(khususnya Kab Sidoardjo) dalam bagi-hasil migas 2006, karena biaya
pemboran eksplorasi dan penanggulangan insiden lumpur Porong tsb
kemungkinan juga akan dibebankan sbg COST RECOVERY yang dipotongkan ke
revenue hasil lifting migas Lapindo sblm dibagi 70 Pemerintah : 30
Kontraktor. Dari bagiannya yang 70% Pemerintah akan menyalurkan 21% (30% x
70%) ke daerah. Dg demikian secara akunting bagi-hasil migas: Daerah
(Sidoardjo, Prov., dan Kab di jatim lainnya) ikut menanggung 21% dari
biaya Banjar Panji-1 dan semburan lumpur Porong. Untuk itu disarankan
Daerah berperan aktif dalam penanggulangan tersebut dan jangan
sungkan-sungkan untuk menegosiasikan dana penaggulangan demi rakyat yang
terkena dampak yang nantinya toh akan dipotongkan di produksi migas
Lapindo.#ADB-Anggota Dewan Pakar FKDPM#
(argumen dlm Info diatas dalam beberapa minggu terakhir nampaknya juga
patut dipertanyakan lagi karena kemungkinan BPMigas juga akan
mempertimbangkan masak2 sebelum memperhitungkan pembiayaan "accident" tsb
melalui full-cost-recovery ... lihat email pak Awang ttg hal tsb)

2. Saya tidak punya HARD DATA, tapi dari logika petroleum geologi
(sementara) yang terjadi adalah release dari overpressured marine
mud-diapir level Kalibeng lewat rekahan2 sepanjang patahan-patahan Kwarter
yang dipicu oleh instabilitas pressure di sub-surface (bisa krn
underground blow-out krn praktek pemboran ataupun krn trigger gempa - less
likely) #andang#

3. Dalam waktu 15 hari sejak kejadian semburan lunmpur 29 Mei SEHARUSNYA
para engineer dan geosaintis Lapindo (dan konsultannya) SUDAH MENGETAHUI
penyebab teknis retakan dan semburan lumpur di sekitar Banjar Panji-1.
Kalau dikatakan sampai sekarang masih meneliti dan smntara itu
mengemukakan gempa sebagai penyebabnya, nampaknya memang perlu bantuan
dari kalangan yang SUPER EXTRAORDINARY AHLI ... mungkinkah sangat kompleks permasalahan bawah permukaannya shg 15 hari-pun belum tahu penyebabnya dan
apa yg harus dilakukan untuk menanggulanginya? #andang bachtiar#

4. Dari data kronologi pemboran yang ada di tanganku (kudapat dari
wartawan Kompas, 11 Juni 2006), 99% bisa dipastikan telah terjadi
underground blow-out yang menyebabkan retaknya bidang lemah rekahan/sesar
Porong yang akhirnya jadi konduit lumpur Kalibeng overpressure muncul ke
permukaan.

13 Juni 2006 saya kirim lagi sms ke pihak-pihak yang berkepentingan sbb:

5. Insiden Lumpur Porong: fakta petroleum geology dan data kronologi
pemboran menunjukkan bhw yg terjadi adalah UNDERGROUND BLOWOUT yg
ditrigger oleh prosedur pemboran yang kurang sempurna... untuk corrective
action menutup sumber kebocoran tdk cukup hanya dengan mengerjakan
trajectory sumur asal, tetapi juga harus menutup sumber2 lain di bawah -
sepanjang patahan Porong. Salam #andang bachtiar - narasumber teknis migas
untuk KLH#
14 Juni 2006 (s/d 16 Juni) saya harus ke KL untuk urusan bisnis
konsultansi, tapi masih sempat berkoordinasi dengan kawan PP-IAGI yang
saat itu sdh membentuk cikal-bakal Tim Penanggulangan dibawah koordinasi
Pak Ridwan Djamaluddin sekjen dan Ketua Tim pak Edy Sunardi. Beberapa
input yang saya salurkan ke mereka waktu itu:

6. 15 Juni 2006, menanggapi permintaan ide ke Tim IAGI:
Rojer2 Ed, gud lak untuk Tim PP-IAGI yang menangani Kasus Porong...
beberapa suggestion / ide dr aku:
a. Istilahnya tolong lebih diperlunak dlm bahasa Indonesia menjadi GUNUNG
LUMPUR (bukan gunung api lumpur) shg masyarakat tdk bertambah bingung &
ketakutan dengan istilah "volkano" tersebut.
b. yang jauh lebih penting drpd sekedar memberi istilah geologi yang
mentereng pada proses tsb adalah MENCARI SUMBER PENYEBABNYA dan MENCOBA
MENANGGULANGINYA
c. pressure instability di sub-surface yang memicu terbentuknya Gunung
Lumpur tersebut besar kemungkinan diakibatkan oleh underground blow-out dr
proses pemboran BP-1: perhatikan sekuen kronologi laporan pemboran yg
menyebutkan ada loss, tight-hole, kick, well killing, stuck, dsb...,
periksa dg seksama GEOLOGRAPH, MUD RECORD, dan GRAPH2 DI MONITORING UNIT
(SPM, MUD TANK, TEMP, dsb)
d. argumen gempa sbg penyebab liquefaction shg Gn Lumpur muncul hanya bisa
valid kalo kita juga bisa menerangkan kenapa di Wunut, Tanggul angin,
Kuti, Krukah, Sekarkorong, Mudi, sukowati, Cepu dan Lapangan2 yang lebih
dekat ke garis Bantul-Klaten tidak mengalami hal yang sama dg Banjar
Panji, padahal Kalibeng Mud Layer ada semua di daerah2 tersebut.
e. Possible corrective action:
e.1. kill the natural venting by drilling relieve well and disposed cement
in Kalibeng zone (or deeper zone depending on the result of damage zone
investigation)
e.2. control surface venting by drilling & producing the mud close to the
natural venting area (5 spots?), or
e.3. abandon all the area flooded by mud & make them natural museum (the
mud venting may continue on months or years until the pressure stabilizes)
f. Tim BG-ESDM/IAGI/KLH/Lapindo/BPMigas/Pemda/ITS/ITB/Walhi/Unibraw/PU
atau tim dari manapun juga, mohon segera dihitung dan diantisipasi
kemungkinan luas daerah dan relief vertical amblesan yang mungkin akan
terjadi krn perpindahan massif dari lapisa lumpur di subsurface ke
permukaan (spt Paleo Porong Structure Collapse). Kalau hal ini terjadi dan
kita tdk antisipasi: akan timbul kepanikan baru (lihat email2 penjelasan
Pak Awang di IAGINET soal collapse structure). Ayo kawan, keluarkan
segenap kemampuan ilmu-analisis-itung2an untuk menyelamatkan bumi dan
ekosistim kita #andang di KL#

7. Masih 15 Juni waktu di KL ada sms masuk dr Koordinator Walhi yang
menanyakan: "Bagaimana menurut brur tentang patut kiranya polisi dan
penyidik lainnya mengembangkan dugaan tentang ada unsur kesengajaan dlm
peristiwa lumpur panas ini, mengingat wilayah padat penduduk, dan sawah
klas 1A yg belum tentu mau dilepas oleh pemiliknya, padahal potensi gas
cukup besar dan bisa dipasok langsung ke industri yang banyak di
Sidoarjo?". Saya menjawab dg sms dan saya cc-kan juga ke petinggi2 KLH
sbb:
- Brur Chalis, menurut aku (dg background 20tahunan di industri e&p migas)
kecil sekali kemungkinan KESENGAJAAN,... kalau KETELEDORAN (Negligence)
mungkin iya: ADA,... selain itu untuk memproduksi gas melalui sumur tidak
dibutuhkan tanah hektaran, bahkan kalo perlu hanya dr 1 platform yang
200x200 meter saja smua gas di struktur Banjar Panji itu bisa diambil
(berbeda dg tambang batubara, emas, dan dalian2 lainnya yg butuh bukaan
tanah luas, di migas penggunaan surface facility bisa sangat
diminimalkan)... so... agak terlalu berlebihan brur kalo dibawa ke arah
tuduhan kesengajaan strategi-bisnis #andang#
(Note: seringkali aku memang harus kasih banyak penjelasana dan pencerahan
sama mereka - termasuk JATAM- spy mereka mengerti jugalah kesetimbangan
kebutuhan antara eksploitasi resources dg sustainability dari 2 sisi yg
berimbang... Syukur mereka mau mengerti dan mau diajak omong)

8. Masih berurutan dg komunikasi diatas, kawan dr WALHI melanjutkan
bertanya:"Thx brur, kalo hendak distribusi gas dari sumur ke industri
dibutuhkan apa saja? instalasi? apakah tetap tidak butuh lahan yang luas?
dan keamanan yang tinggi? butuh masukan brur sebelum ngomong di fgd jam 10
ini, thx ya brur". Saya jawab:
-Yang dibutuhkan u/Banjar Panji (kalau berhasil nemu gas) sebenarnya
tinggal small gas processing facility unit untuk ngumpulin gas dari sumur2
sebelum dikirim / tie-in (diikat) ke main gas pipeline yg skrg sudah
existing dr Lapangan Wunut ke Gresik (punya PGN).. Facility unit tsb
paling butuh tanah 1-2 hektar saja brur... yg agak ribet pembebasannya
mungkin bikin flowline (dr sumur ke GPFU) dan pipeline (dr GPFU ke main
pipeline Wunut-PGN).. Right-off-way pipa bisa sampai 25 meter kiri-kanan
pipa dikalikan panjang pipa = berapa m2 tanah??? Dan biasanya orang jarang
mau di-cuil-i tanahnya sedikit2 seperti itu tapi memanjang... apalagi
dilewati gas yang kalo ada apa2 kebocoran mereka jadi beresiko... Mungkin
hal2 itulah yg musti dipertimbangkan brur.....

Sepulang dr KL, Jumat 16 Juni, saya rasanya gatel ingin turun ke Porong
lagi,... akrena saya dengar Tim-Tim ITS/ITB sudah mulai bergerak di
lapangan, dn saya penasaran kalau-kalau saya bisa berkontribusi disana.
Maka saya coba hubungi beberapa kawan untuk ikut sama2 ke Surabaya, saya
dapat volunteer Cak Ariadi, dan Cak Soffian (Surabaya) u/temani saya turun
ke lapangan. Besok paginya jam 6 pake Garuda berangkatlah saya dg Cak Ar
ke Surabaya. Kebetulan saya dapat fasilitas chopper untuk bisa terbang
diatas lokasi, maka saya manfaatkan dg memberikan tawaran kepada Tim ITS
dan IAGI untuk ikutan terbang. Maka terbanglah kami 9:30 - 10:15 berputar2
diatas lokasi (ADB, Ar, Soffian, Amin ITS, Sukemi ITS: cuma ada 5 seat
tersedia). Chopper hanya mau terbang diatas 500 feet krn takut ada
flamable gas. Beberapa pengamatan waktu terbang berputar 4 kali diatas
lokasi:

9. - Bau H2S masing menyengat dr ketinggian tersebut (apakah H2S atau
hidrokarbon? mungkin bercampur)
- Lokasi semburan-1 (200m SW of original BP-1 well) masih aktif dg golakan
semburan +/- 3 meter (?)
- Dari atas hanya bisa mengidentifikasi 3 lokasi semburan: Loc-1 (SW of
BP-1), loc-2 (NE of BP-1 north of toll road) dan loc-3 (NE of BP-1 the
most northern part: rumah penduduk?) semua dg kenampakan mud volcano, 2
sdh tdk aktif, --- implikasi: intermittent? atau complete depresurization?
- Ternyata ke-3 lokasi tersebut TIDAK SEGARIS, perlu data GPS detail.
Implikasi: pola rekahan/patahan musti dikalibrasi betul sebelum ngitung
volume dsb
Info2 tsb saya kirimkan juga ke pihak2/tim2 yang berkepentingan.

10. Malam harinya saya berinisiatif mengumpulkan tim2 geosains yang
terlibat dlm insiden lumpur Porong, saya undang smuanya secara pribadi:
Koordinasi informal teknikal tim2 geosains penanggulangan semburan lumpur
Porong 17 Juni 18:30 - 22:30 bisnis-center Shangrilla Surabaya 17 orang:

PP-IAGI (Ariadi Subandrio)

IAGI Jatim (Kukuh, Iwan, Handoko, Helmi Narotama)

ITS (Seno, Amin Widodo)

ITB (Kukuh)

KLH (Roy)

Lapindo (Bambang Istadi, Agung Darmoyo)

Bumi Resources / EMP (Gesang Budiarso)

DPR (Taufikurrohman)

Geologist bebas (Andang Bachtiar, Soffian, Ikhsyat)

Undangan juga disampaikan ke Tim PP-IAGI (Edy Sunardi, Ridwan Djamaluddin)
dan Tim BG-ESDM (Untung Sudarsono), tapi tidak bisa datang.

Beberapa resume penting:

  1.. Evaluasi kronologi pemboran untuk bantu penentuan zona potential
damage
  2.. Perhitungan volume & tekanan zona overpressure Kalibeng & modelling
depletion time & subsidence untuk penentuan plan A-B-C penanggulangan
  3.. Butuh koordinasi lebih ketat dan segera dengan tim drilling (Rudi
Rubiandini - ITB): karena koq mereka sdh keluar dg rencana killing well
sementara Tim Subsurface belum memastikan hasil analisisnya..
  4.. Bench-marking surface geology (lokasi-lokasi bidang lemah - titik
semburan di permukaan) untuk bantu interpretasi geofisika
  5.. Harus kerjakan juga reprocessing 3 seismik lines untuk shallow
tomography & interpretasi - calculation overpressure zone
  6.. Composite field geophysical methods untuk delneasi shallow
structures
  7.. Worst case scenario Bleduk Kuwu
  8.. IAGI (Jatim) take-care dikotomi gempa vs drilling-induced disaster
  9.. Subsidence issue harus juga dihandel (oleh Tim ITS)
  10.. Next coord meeting Jumat 23 Juni after jumatan
11. Kemaren hari Senin 19 Juni 2006 saya coba kontribusi dalam rapat Tim
PP-IAGI yang dipimpin oleh Pak Edy Sunardi di Pertamina (17:00-19:30),
meskipun secara resmi saya tidak masuk dalam keanggotaan Tim, tapi
mudah2an ide2 dan pemikrian saya masih bisa bermanfaat buat kawan2 di
PP-IAGI. Diantaranya, Tim juga mengirim surat ke Tim-drilling-nya
BPMigas/ESDM dibawah arahan Pak Rudi Rubiandini untuk segera berkoordinasi
mengenai Plan A-B-C dari relieve well maupun aksi penanggulangan bawah
permukaan tsb, dg asumsi:
A. Kalau memang zona damage sumber tekanan berasal dari 6100 feet dan
lebih dalam maka oke-oke saja plan-nya Pak Rudi untuk killing well di zona
itu, tetapi
B. Kalau zona damage sudah merembet ke Clay Kalibeng 2000-6000 feet, dan
posisinya bukan di sumur (tapi di bawah lokasi semburan2 tsb), maka action
plan killing well yang lain hrs disiapkan
C. Apalagi kalau ternyata dari hasil analisis semua insiden tersebut
dikarenakan adanya contiuning recharging dr diapiric system Pliocene
Kalibeng, maka harus ada plan C yg lebih kurang abandonement the whole
area (Bledug Kuwu case).
Saya dengar Tim PP-IAGI akan sgr involved dg keseluruhan Tim yg lain....

12. Hari ini saya juga mendengar kabar bahwa Tim ITB/ITS (Pak Prihadi/ Pak Makky) sudah mengindikasikan adanya bidang diskontinuity (patahan?) dr VLF
yang bidangnya mengarah/miring ke barat dari jajaran semburan tsb. Dengan
data itu, maka dilakukan adjustment positioning SNUBBING UNIT yang akan
masuk ke lokasi (supaya tidak crossing retakan - zona semburan dua kali).

13. Sore nanti saya diminta bicara di Metro TV, mudah2an cukup bisa
menjelaskan ke masyarakat.

14. Note: soal gonjang-ganjing pengamat perminyakan di acara WALHI
kemaren, sebenarnya di acara tersebut saya sudah meneriakkan koreksi
secara lantang tentang kekeliruan definisi yang disebutkan oleh ALi
(TM-81)... bahwa indeed BP-1 itu eksplorasi, dan dalam PP nggak ada Amdal
u/eksplorasi, dsb dsb (sesuai dg tulisan Abah) ,... tapi pers kayaknya gak
tertarik dg penjelasan saya (padahal SUARA SAYA PALING KERAS disana).
Thats the fact of life.


Salam

ADB
arema


On Tue, 20 Jun 2006 08:29:28 +0700 (WIT)
[EMAIL PROTECTED] wrote:
.....Tapi aku "curiga" jangan janganan
Adb sudah ada di
Surabaya , kan dia AREMA.




---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


--
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.308 / Virus Database: 268.8.3 - Release Date: 6/7/2006





---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to