Dua bulan terakhir setelah gempa Yogya 27 Mei 2006, saya menjadi rajin membeli 
koran apa pun yang di halaman depannya sekilas pandangan saja kita tahu itu 
plate tectonics ! Selain untuk mengklipingnya, saya juga ingin mengamati sejauh 
mana media mengusung teori elegan ini untuk menerangkan gempa ke masyarakat. 
Sumber gambarnya bisa langsung diambil dari website atau textbook, atau berasal 
dari instansi seperti BMG, LIPI, Bakosurtanal, sering juga hasil olahan tim 
grafis koran tersebut.
   
  Secara umum, lumayan bagus meskipun tak jarang juga salah. Sebagai introduksi 
geologi ke masyarakat sudahlah cukup. Masyarakat yang membaca koran kini 
mestinya sudah paham dengan istilah-istilah lempeng, tektonik, jalur subduksi, 
dan yang berhubungan. Dua hari lalu, saya mendapat sms dari adik saya, anaknya 
yang masih balita menanyakan pergerakan lempeng yang menyebabkan gempa. Nah...!
   
  Sejak gempa dan tsunami dahsyat Aceh Desember 2004 lalu, negeri kita tak 
putus dirundung malang. Gempa menjadi begitu akrab dengan masyarakat kita. 
Maka, media pun tanggap memberitakannya. Gempa kecil pun dilaporkan, apalagi 
yang besar dan membawa korban. Sering, dimuat dengan penjelasan mekanismenya 
melalui "plate tectonics". 
   
  Masyarakat kita, menerima plate tectonics hanya sebagai penjelasan atas 
gempa, tsunami, dan erupsi gunungapi. Memang memuaskan, sebab plate tectonics 
pun lahir oleh penelitian2 di bidang kegempaan (paper2 tiga serangkai Lynn, 
Oliver,  and Sykes, 1960an) dan juga volkanisme (paper2 dari Hatherton, 
Dickinson, Gilluly tahun 1960-an). Hanya, bisa saja masyarakat kita, yang hanya 
menerima plate tectonics sebagai penjelasan atas bencana2 gempa, tsunami, dan 
erupsi gunungapi, berpendapat : PLATE TECTONICS IS DISASTER. Sial benar posisi 
Indonesia duduk di tepi-tepi lempeng yang saling bertubrukan. Itu saja.
   
  Padahal, plate tectonics membawa sumberdaya energi dan mineral. Tetapi, ini 
tak pernah diulas di media. Maka, tugas kitalah saat melakukan sosialisasi 
bencana gempa ke masyrakat, katakanlah kepada mereka bahwa plate tectonics pun 
membawa berkah bagi Indonesia. 
   
  Magmatic arc di sepanjang Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara kaya disseminated 
(poryphyry) copper dalam tubuh2 intrusifnya, vein depositnnya kaya akan timbal, 
emas, perak, molybdenum, seng, timah, dan tungsten. Ofiolit di bekas-bekas 
jalur subduksi atau obduksi seperti di Sulawesi dan Halmahera kaya akan nikel 
dan kromium. Emas, polymetallic suphide, platinum, perak benar2 tersebar 
mengikuti tepi lempeng. Pak Sukmandaru tentu bisa bercerita banyak soal ini. 
Lalu, gejala volkanisme dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Utara 
membawa energi geotermal. Dan, plate tectonics juga yang bertanggung jawab atas 
kekayaan minyak dan gasbumi, serta batubara di cekungan-cekungan sedimen di 
Indonesia Barat maupun Indonesia Timur. Kalau tak ada pergerakan lempeng di 
timur Sulawesi, niscaya wilayah ini tak mempunyai minyak dan gas.
   
  Dan, hanya plate tectonics yang menyebabkan diversitas fauna dan flora di 
Indonesia begitu memukau. Indonesia : where two worlds collide. Wallace dan 
Weber lines adalah buktinya. Dan, plate tectonics juga yang membuat Indonesia 
penting dalam dunia paleo-antropologi dari penemuan Homo erectus sampai ke Homo 
floresiansis.
   
  Sejauh pengamatan saya, kebaikan plate tectonics membuat Indonesia kaya 
sumberdaya mineral dan energi tak pernah dikemukakan media. Benar2 tertutup 
oleh berita2 bahwa plate tectonics adalah pembawa bencana.
   
  Tentu, sebagai orang yang tahu plate tectonics secara utuh, kita tak ingin 
kan masyarakat Indonesia hanya tahu : plate tectonics is disaster.  ? PLATE 
TECTONICS IS ALSO A GOOD LUCK !
   
  Mari kita suarakan juga kabar gembira ini.
   
  salam,
  awang

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke