Pak Nataniel,

Blok Citarum duduk di atas dua provinsi geologi yang berlainan. Bagian
utara masuk ke bagian selatan Cekungan Jawa Baratlaut (JBL), sedangkan
bagian selatan masuk ke bagian utara Bogor Trough. Berdasarkan akumulasi
data dan pengetahuan saat ini, risiko eksplorasi akan semakin besar
bergerak semakin ke selatan.

Di sisi selatan Cekungan JBL, masih bisa kita harapkan semua elemen dan
proses petroleum system yang berlaku di JBL akan berlaku di sini,
walaupun risikonya tetap lebih besar daripada sub-basin2 JBL (Ciputat,
Kepuh, Cipunegara, Jatibarang Sub-Basins). Tetapi, hadirnya rembesan
minyak di sekitar Gunung Kromong Majalengka, juga rembesan minyak di
lereng barat Gunung Ciremai - yang merupakan titik pertama sumur
eksplorasi di Jawa saat dibor oleh Ziljker  seorang administratur
onderneming Belanda akhir tahun 1800an - bisa menunjukkan hal positif.
Karakterisasi geokimia (Pertamina, 2005) terhadap rembesan2 minyak di
sisi selatan JBL ini menunjukkan source ekivalen Talang Akar. Yang
tinggal dicari di sisi ini adalah keberadaan dan kualitas reservoar juga
perangkap. Play types lapangan2 paling selatan di JBL (Jatinegara,
Pasirjadi, Tugubarat, Randegan) bisa menjadi pelajaran buat prospek
Jonggol.

Di sisi utara Bogor Trough, keadaan menjadi lain sama sekali. Tutupan
volkanik dan deformasi menjadi lebih kompleks. Di bawah permukaan,
bagian ini pun duduk di atas sisi lereng transisi dari JBL ke Bogor
Trough. Turbiditic play akan menjadi harapan, tetapi menerapkan
turbiditic play di Jawa di Zone Bogor-North Serayu-Kendeng akan lain
sekali dengan turbiditic play di Makassar Strait - jauh lebih sulit di
Jawa (lihat paper saya di IPA 2004 Deepwater & Frontier Exploration
symposium : Satyana & Armandita, 2004 : Deep-water play of Java,
Indonesia : regional evaluation on opportunities and risks). Semua unsur
dan proses petroleum system di sini akan menjadi risiko tinggi. Apakah
ada eroded TAF sources dan reservoirs yang diendapkan di bawah Bogor ?
Apakah complex deformation yang bermigrasi ke utara berulang2 di Jawa
Barat sampai Baribis Thrust akan masih mengawetkan trap yang ada ?
Apakah charging dalam suatu sistem intensified faulting masih akan
simpel ? Apakah volcanic impurities yang diendapkan sejak Paleogen di
Bogor Trough secara diagenetik akan merusak kualitas reservoir ? Dan,
masih banyak pertanyaan lain. Maka sisi selatan Citarum berisiko besar,
di samping dapatkah seismic subsurface images di bawah endapan volkanik
yang tebal masih bagus kelihatan ?


Tinggi nilai eksplorasi Blok Citarum, tetapi tinggi pula risiko-nya,
maka mestinya menyebut angka 300 juta bbl haruslah lebih berhati-hati.

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, November 24, 2006 11:04 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ladang Minyak Ditemukan di Jonggol

Risiko Eksplorasi di Citarum Block ini apa saja? Kenapa disebut tinggi?

On 11/24/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Berita yang diturunkan beberapa media pada hari Kamis kemarin itu
(Media Indonesia, Kompas, dll.) adalah TIDAK BENAR. Telah terjadi salah
persepsi pada orang-orang Dinas Pertambangan Kab. Bogor.
>
>  PT Ranhil dan PT Bumi Parahyangan, operator Blok Citarum belum
melakukan kegiatan apa pun (seismik dan pemboran eksplorasi) di lahan
operasi mereka. Dari data operator lama (Saba, JOB Pertamina-Greka Blok
Jatiluhur) memang terindikasi adanya suatu perangkap, yang mereka sebut
prospek Jonggol. Nah, prospek ini yang nanti tahun depan akan dibuktikan
lewat pemboran (tanpa konfirmasi seismik) oleh operator baru (Ranhil dan
Bumi Parahyangan).
>
>   Cadangan 300 juta barrel tentu masih di konsep, juga umur produksi
selama 70 tahun. Risiko eksplorasi di Blok Citarum termasuk tinggi.
Tentu saya mengharapkan ada penemuan terjadi di situ, tetapi berita di
koran itu tidak benar.
>
>  Yang benar mestinya "Prospek Hidrokarbon Ditemukan di Jonggol" -
tetapi ini bukan berita baru sebab prospek itu telah ditemukan dari
akhir tahun 1990an. Saya jadi ingat sewaktu masih di Balikpapan dulu.
Tahun 1993 sebuah koran lokal menurunkan berita "Ditemukan Ladang Minyak
Besar di Miyawa" padahal struktur Miyawa belum dibor. Lalu Trident
mengebor Miyawa-2 di lereng barat Meratus dan kering. Nah lo...
>
>  All prospects look good until drilled !
>
>  salam,
>  awang
>
> Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Kompas, Kamis, 23 November 2006 - 06:26 wib
>
> Ladang Minyak Ditemukan di Jonggol
>
>
> CIBINONG, WARTA KOTA- Warga Bogor gempar dengan ditemukannya ladang
minyak
> bumi yang terletak di Kampung Malimping, Dasa Balaikambang, Kecamatan
> Jonggol, Kabupaten Bogor. Kepala Bagian Tata Usaha dan Perizinan di
Dinas
> Pertambangan (Distam) Kabupaten Bogor Mamat Karyana ketika
dikonfirmasi
> dengan tegas membenarkan kabar baik tersebut.
> Menyusul temuan cadangan minyak bumi di lahan seluas kurang lebih 15
hektar
> di Kampung Malimping itu, maka saat ini sedang dilakukan upaya
pembebasan
> lahan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dan pihak terkait untuk
> keperluan eksplorasi tambang minyak bumi nantinya. "Kami taksir di
daerah
> tersebut memiliki cadangan minyak bumi mencapai 300 juta barel. Itu
artinya
> eksplorasi minyak bumi di tempat itu bisa mencapai 70 tahun," kata
Mamat di
> kantornya, Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (22/11).
> Dia menceritakan bahwa informasi itu diperoleh setelah pihaknya
melakukan
> penelitian secara intensif melalui metode seismic atau penelitian
dengan
> memanfaatkan getaran gelombang radio detector, dengan melihat jenis
batuan
> dan peta geologi yang dilakukan PT Ranhil Corporation, perusahaan
> konsorsium dari Malaysia dan PT Bumi Parahiyangan dari Indonesia.
"Temuan
> cadangan minyak bumi di kawasan Jonggol itu merupakan yang pertama dan
> mungkin hanya satu-satunya di Kabupaten Bogor," ujarnya.
> Dinas pertambangan bersama Pemerintah Kabupaten Bogor melakukan rapat
> koordinasi untuk membahas beberapa agenda seperti pembebasan lahan dan
> pemberian izin lokasi tambang. "Kami sudah sampaikan ini semua dalam
rapat.
> Bahkan pemkab sendiri dalam rapat beberapa hari lalu langsung
memerintahkan
> kami dalam hal ini Bidang Listrik dan Pengembangan Energi Distam
Kabupaten
> Bogor untuk segera menangani masalah tersebut," tuturnya.
> Namun Mamat mengakui, dalam urusan eksplorasi tambang minyak ini
nantinya
> pihaknya tidak akan dilibatkan terlalu jauh. Pasalnya, tambang minyak
bumi
> merupakan golongan pertambangan A, yakni jenis pertambangan yang
ditangani
> langsung oleh pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Energi dan
Sumber
> Daya Mineral.
> Mamat mengungkapkan berdasarkan informasi yang diperolehnya bahwa
> Departemen ESDM pada tahun 2007 akan melakukan eksplorasi di kawasan
tersebut.
> Hal senada dikatakan Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Kabag.Tapem)
Pemkab.
> Bogor Burhanudin "Pada prinsipnya Pemkab.Bogor saat ini sudah
memberikan
> izin untuk pembebasan lahan tambang seluas 15 hektar di kawasan
Jonggol
> tersebut," katanya.
> Pemkab Bogor intinya hanya berharap, yang ditemukan oleh PT Bumi
> Parahyangan dan PT Ranhil Corporation itu bisa menjadi kenyataan.
Sehingga
> dengan tambang minyak bumi di kawasan Jonggol itu nantinya bisa
> meningkatkan PAD Kab.Bogor yang saat ini hanya Rp254 miliar per tahun.
> Sementara itu, Angota Komisi C DPRD Kab Bogor Darwin Sargih yang
kebetulan
> berasal dari daerah pilihan (Dapil) Kecamatan Jonggol mengatakan,
dengan
> telah ditemukannya sumber cadangan minyak bumi sebesar 300 juta barel
di
> kawasan Jonggol itu, jelas sebuah kabar baik bukan hanya bagi warga
Bogor
> melainkan juga bangsa Indonesia.
> "Kalau ladang minyak itu telah dilakukan eksplorasi, tentunya akan
menjadi
> pundi-pundi uang yang sangat besar bagi peningkatan kesejahteraan
rakyat
> Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Apalagi jelas sesuai laporan yang saya
> terima, kandungan minyak bumi di tempat itu mencapai lebih dari 300
juta
> barel, itu sunguh luar biasa yang artinya keuntungan yang akan dicapai
> pemerintah bisa mencapi 24 triliun,": ujarnya.
> Meki saat ini Pemkab.Bogor telah memberikan izin kepada dua perusahaan
> eksplorasi tambang yang akan melakukan eksplorasi di daerah tersebut,
> tetapi dia tetap akan menekankan agar pihak-pihak yang terlibat dalam
hal
> ini tetap memperhatikan kajian- kajian mendalam khusunya terkait
dengan
> sosialisasi kepada warga di sekitar, kajian amdalnya sudah sesuai apa
> belum. "Dan yang jelas kami tidak ingin kejadian seperti luapan lumpur
> panas seperti di Sidoarjo terjadi juga di Bogor," ujarnya.
> Sementara itu Camat Conggol Aris Mulyanto mengakui, saat ini pihaknya
masih
> melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada 45 warga di lokasi. "Kami
> bersama pihak PT masih terus melakukan upaya pembebasan lahan di
daerah
> tersebut. Dari total lahan seluas 15 hektar itu, 70 persen sudah
berhasil
> kami bebaskan, termasuk lahan milik mantan Mentdikbud Bapak Wardiman
> Joyonegoro. Laporan terakhir yang saya terima hari ini, di lokasi
> rencananya juga akan segera dimulai pembuatan jalan menuju lokasi
tambang,"
> kata Aris. (akn)

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke