Justru itu diperlukan qualitative interpretation nya dulu.  kalau bisa 
interpretasi dimana adanya carbonatenya dulu.
kalau perlu pake seismic geomorphology, untuk interpretasi.
kalau bisa pake relative AI yang bukan dari scaling absolute impedance.
contoh yang paling robust adalah color inversion yang diperkenalkan oleh BP 
pertama kalinya.
sekarang sudah banyak software yang punya.  malahan program interpretasi pun 
kayak seiswork dan Petrel sudah punya relative AI yang bukan dari scaling 
absolute AI.
jadi sebelum kasih vendor untuk di inversi.  bikin PR dulu. interpretasi dulu 
boundaries nya selengkap mungkin kalau bisa.
Pasti Budiman punya banyak pengalaman harus bikin interpretasi boundaries nya 
lagi selama kerja di Jason.
kitakan tahu interpretasi qualitative sering sangat subjective,  nah sebaiknya 
kerjakan sendiri.
tapi di milis yang lain,ada yang beritahu bahwa top carbonate dari suatu 
lapangan yang sangat terkenal yang pernah Oki kerjain juga tidak bisa kelihatan 
top carbonate nya.
mungkin saja karena property (rockphysics) shale nya mirip dengan property 
Carbonate nya yang terisi gas.  tapi apakah sering kayak gini atau karena 
kebetulan carbonate tersebut berada di tempat yang cukup dalam,entahlah....

pertanyaan Oki berikut nya tentang conversi ke porosity sebaiknya cek X-plot 
antar well data(porosity)  dengan seismic AI (biasanya bertahap porosity vs 
well AI, lalu well AI vs seismic AI).  
periksa apakah pakai total porosity, seismic hanya bisa lihat total porosity.  
pake cara lain untuk conversi dari total porosity ke effective porosity, 
walaupun X-plot nya kasih lihat adanya korelasi yang bagus antar effective 
porosity dengan AI.  
kalau konversi dari total porosity ke effective porosity biasanya pake data 
engineering di well, dan dianggap hubungan nya sama secara lateral (jadi 
diperhatikan total porosity nya, kedalamannya, tekanan nya dst).  mungkin ada 
yang biasa pakai bisa bagi2 ilmu disini.
di TimTeng ada Adi Trianto yang sudah biasa pakai konversi ini.  bisa tukar 
pendapat.

kalau punya data S-wave memang sebaiknya dipakai juga, apalagi kalau x-plot 
menyatakan diperlukan terutama untuk fluid characterization nya, tapi kalau mau 
hitung porosity sebaiknya pakai AI saja.

kalau permeability   . . . . . . . . . .  .  jangan cari kambing hitam lah ke 
seismik, nanti seismik nya disalahin kalau model nya ngaco.  belum sampe sana 
sementara ini, kalau ada pasti lebih banyak kebetulannya,dan akan berubah2 
setelah ada data baru.  tapi sudah banyak yang claim sudah bisa loh.....
ada yang bisa bagi2 ilmu?
(catatan:  selama kita masih pake isotropic property dari seismik, maka besaran 
vektor kayak permeability masih belum bisa direpresentasikan dengan tepat di 
seismik)

mudah2an ada gunanya.

fbs


----- Original Message ----
From: "Budiarto, Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 22, 2007 9:01:23 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Relative vs. Inverted Impedance


Kang Oki,

Reservoir characterization batuan carbonate hanya dengan menggunakan
P-Impedance domain saja, menurut pengalaman saya tingkat kegagalannya
cukup besar, karena pada batuan carbonate, sangat sering terjadi overlap
antara porus carbonate yang mengandung hidrokarbon dengan shales.  Tight
carbonate, biasanya sangat gampang dipisahkan dari shale, tapi kan bukan
reservoir ini yang menjadi target pemboran. 
Jadi kalau datanya memungkinkan (ada sumur yang punya shear sonic dan
seismic datanya punya offset stack --> 3D seismic data akan lebih baik),
tidak ada jeleknya untuk mencoba module Simultaneous Inversion.

Tergantung dari kualitas data seismic dan variasi lapisan antara porus
carbonate dengan tight carbonate & shales, dengan kombinasi P & S atau
Vp/Vs, biasanya porus carbonate dapat dipisahkan dari shales.

Selamat mencoba dan semoga sukses.

Budiman Budiarto (Bekas tukangnya Jason)

CONOCOPHILLIPS
Gedung Menara Mulia 
JL. Jend Gatot Subroto KV 9-11
JAKARTA 12930

Phone  524-1631
Mobile  0811-8-2222-1  


-----Original Message-----
From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, January 21, 2007 1:41 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Relative vs. Inverted Impedance


Frank, tengkiyu.
  Yang memproses impedance nya sih setahu saya Jason.
  Jadi mestinya pakai workbench nya mereka.
   
  Cheers
  Oki

Franciscus B Sinartio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Oki,
Pake bahasa awam dan singkat:
pake relatif impedance untuk interpretasi top, bottom, fluid contact
apakah sequence boundary, MFS atau facies outline.

kalau inverted impedance pake untuk prediksi porosity dan rock dan fluid
property yang lain. (pake X-plot, atau least square kalau parameternya
mau pake lebih dari satu)

cukup puas dengan jawabannya? yah silahkan tutup email ini.

kalau belum puas karena pingin tahu kenapa? dan apa pitfall nya?
silahkan baca teks yang dibawah ini.

fbs
=========================

Oki,
sebelum menjawab pertanyaanmu sebaiknya kita bahas dulu istilah2, karena
setiap software sering pake istilah yang berbeda2.
Seismic Inversion adalah istilah yang dipakai untuk bikin model yang
diambil dari seismic data ke model geology.
awal2nya impedance sudah dianggap model geology karena sudah layer
property, dan prediksi rock & fluid properties nya terbatas di
posisi(lokasi) yang mau di bor.
sekarang kebutuhan 3D model dari properties ini sudah merupakan
keperluan rutin.

Impedance biasanya di kategorikan atas absolute impedance dan relatif
impedance.
kalau absolut berarti nilainya adalah nilai absolut. jadi bisa langsung
di korelasikan dengan parameter2 elastis yang lain dari rock physics.

kalau relatif impedance berarti bukan nilai absolut nya. Nilainya bisa
didapatkan dengan memakai scaling,bisa juga pake perbedaan absolut
impedance (jadi mirip ke reflectivity)

kalau yang scaling awalnya muncul karena keterbatasan display dari
software seismic. dulunya hanya bisa memperlihatkan range yang kecil dan
biasanya harus ada bilangan negatif nya ada positipnya, jadi absolut
impedance harus di scaling. sekarang sudah banyak software yang bisa
kasih lihat image nya walaupun semua bilangan poitip.

Kalau yang perbedaan absolut impedance awalnya muncul karena ada
beberapa hal.
Salah satunya adalah untuk meng akomodir interpreter yang sudah biasa
lihat boundary property bukan layer property.

Untuk mendapatkan absolut impedance diperlukan adanya process merubah
reflectivity menjadi impedance sesudah melakukan process "membuang" efek
dari wavelet (atau efek dari source energy) nya. (Ingat model
konvolusi),
Kalau relatif impedance bisa dari absolut impedance yang discale atau
dihitung dari seismic nya tanpa melalui penghilangan efek wavelet lalu
dihitung impedance contrast nya (semacam reflectivity juga sih sering di
tampilkan dalam bentuk (delta-Rho/rho) atau (delta P-imp/ Pimp) atau
(delta V-imp/S-imp), atau (delta-Vp/Vp) ataua (delta-Vs / Vs) atau
(delta-poisson-ratio / poisson ratio), atau yang lainnya) 


Sering relatif impedance di rancukan dengan bandpass impedance. Padahal
bandpass impedance bisa saja absolute bandpass impedance bisa saja
relatif bandpass impedance.
Bandpass impedance adalah impedance yang terbatas frequency content yang
dipakai. Biasanya karena tidak hadirnya low frequency di impedance oleh
karena di seismic juga biasanya low frequency di filter out.
Ada software yg meng identik kan bandpass dengan relatif impedance
padahal output yang dihasilkan adalah bandpass yang sudah di scale
sehingga muncul relatif bandpass impedance. 

ada juga software yang tdk meng-ekstract (deconvolve) efek dari wavelet,
dan hasilnya masih tetap bukan layer property tapi dalam bentuk lain
dari reflectivity.. Ini namanya juga relatif impedance.


Nah Oki pakai software yang mana. Dari pertanyaan nya saya tebak,
relatif impedance nya masih dalam bentuk reflectivity bukan absolut
impedance yang di scale.
Sedangkan inverted impedance nya adalah absolut impedance yang sudah
memasukkan low frequency dari bikin model geology low frequency nya
(dari well data).

Kalau mau meng interpretasi boundaries (top/base of carbonate) fluid
contacts.
Akan lebih bagus image nya kalau pakai relatif impedance yang masih
dalam bentuk reflectivity, bukan absolute impedance yang discale.
Termasuk interpretasi facies boundary. Email saya yang lalu ada yang
nanya ttg kenapa saya bilangin akan sangat membantu dalam interpretasi
synrift deposit. Jawabannya adalah karena sequence boundary di synrift
biasanya adalah lokal di synrift tersebut saja. dan sering juga kontrast
impedance nya lebih kecil, apalagi kalau di deposit relatif tidak beda
lama waktunya. Dan mungkin bukan angular unconformity.

Kalau mau pindahin ke fluid dan rock properties ambil yang absolute
impedance (sebaiknya yang full band, maksudnya sudah memasukkan model
dari frequency rendah.)

Jadi kalau tebakan saya benar, maka relatif impedance nya Oki bisa
dipakai utk pemetaan boundaries( top, bottom,fluid contact). Sedangkan
inverted impedance nya bisa dipakai untuk tebak porosity dan rock/fluid
property yang lain) 

Pake software apa sih Ki?

Mudah2an ada gunanya,
fbs

Catatan:
Kalau mau bikin full band absolute impedance, sebaiknya bikin dulu
relatif impedance nya kalau bisa bukan dari yang scaling absolute
impedance. Jadi memang masih boundary property. Lalu interpretasi
seismic tersebut. Hasil interpretasinya bisa dipakai sebagai guide untuk
inversion bisa juga untuk low frequency modelnya atau malah lebih baik
untuk dua2nya.

  
---------------------------------
Looking for earth-friendly autos? 
Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.  

---------------------------------------------------------------------
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke