Marilah kita cermati alinea terakhir setelah kata Jadi,...... dari ulasan pak 
Awang, memang inilah sebetulnya yang segera para pakar apapun ilmunya untuk 
segera menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang langsung 
terkena dampaknya. Mereka perlu adaptasi segalanya ditempat barunya..... Secara 
ilmiah bencana ini perlu penelitian panjang karena banyak faktor yang harus 
dicermati, dinalisis scr komprehensip dan disimpulkan (natural ato biologi?) 
....mungkin baru ketemu penyebabnya setelah 10 thn mendatang. SO WHAT?..he 
...he...he banyak yang teriak kehilangan rumah budaya yang mereka hasilkan 
sejak mereka lahir dilokasi telah ludes bila menunggu hasil karya ilmiah 
katakan 10 tahn mendatang karena lumpur terus mengejar masyarakat sekitar.   
Bukannya tulisan ini menganggap enteng "karya ilmiah para pakar pintar kita" ya 
memang sudah kerjaannya "ingin selalu tahu"........., Dengan 
premis...jeilaaaaah... bencana itu kemauan alam, bgaimana kalo "mud volcano" 
kita
 biarkan terjadi hingga dia/alam berhenti sendiri bila sudah capek......dan 
terus kita pikirkan alinea takhir setelah kata Jadi-nya Pak 
Awang?......ayo..ayo..
  Aku usul nih...Gimna kalo kita gak sebut Lumpur Lapindo, dengan analog karena 
banjir bandang yang disebbkn pemotongan kayu hutan ilegal oleh PT "X" gak 
pernah disebut dan diungkap, apalagi diteliti.....silahkan usul apa 
namanya..."LMS?" 
  salam sejahtera buat semua....
   
  hill
  [2053]
   

Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi
berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI
adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka,
terkenalah sudah istilah "lumpur Lapindo". Bahkan, sehari sesudah
workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul "Gempa
Tidak Menyebabkan LUSI" (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita
itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang
disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu
saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata "I didn't say that".
Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah
salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu
melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori
tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir
tentu jelas mendengarkannya : 

"There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE, 2) TRIGGER. "Lusi is
natural cause, so that Lusi is natural disaster. Trigger is difficult,
can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't
know" (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion)

Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak
diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari
Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa
LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua
power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan
gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang "earthquake is the
major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java" (Prof Hisao Kumai
dan Yamamoto, Osaka Univ) 

Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang
mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb
kemarin, "LUSI berhubungan dengan gejala tektonik"

Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry
Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab :
biarlah para ahli G&G terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta
hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3)
teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.

Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak
menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa,
apakah keduanya. Biarlah para ahli G&G terus mencari jawaban untuk
lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab
100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi
Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). 

Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan
ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai
kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan
Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai
kemungkinan. 

Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa
penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak
Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya
pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang
ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung
akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia.


Salam,
awang



-----Original Message-----
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan "setan" untuk
mengatakan ini adalah "natural dissaster", saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zaman"gantung soeharto" 80an, karangan Julius Benda
:"Penghianatan Kaum Intelektual", intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ;" Pelacuran kaum Intelektual", ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan wrote:
>
> Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
> kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
> anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
> email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
> tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
> ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.
>
> Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
> secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
> sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
> kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
> masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
> 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
> prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
> gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
> Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?
>
> Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
> bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
> presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?
>
> ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?
>
> Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.
>
> Best regards,
> Arya Muhammad Nuhan
> Jr.Geologist
>
> -----Original Message-----
> From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
> natural !
>
> Setuju sekali dengan pak ADB !!
>
> Pak Andang mengistilahkan "underground blow out", sedang saya dengan
> istilah "Kick".= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan
maksudnya.
> Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
> manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
> geothermal...
> Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
> cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
> aksi....Gawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
> permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
> satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air
yang
> luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
> disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
> Mexico, di Texas dll.dlll.....dlllllll. Makanya Safety di Oil Co itu
> harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
> Juga bila ada lost circulation.... aksinya harus cepat dan tepat...
> Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan
minimal
> 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
> material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
> itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze,
Densifier
> dsb <---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di
migas
> pasti sudah paham.
> Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa
> casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada
> saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ??
> Atau rumput yang bergoyang ??
>
> Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau
> lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang
jadi
> biang keladinya..Ohhhh enaknya jadi operator dan drilling engineer !!
>
> Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar
> yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan
> wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah
> baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface
> casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya
> itu....apa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana
dulu...sampai
> ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb...
> Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut
saya
> hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui
> channel dekat sekali sumur <- ini masih zona lemah juga, lalu
menjelang
> di permukaan atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru "shooting"
> ke titik yang lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola
radial
> dan acak, tidak lagi seperti awal dulu yang segaris.
> Terus terang tidak banyak Geologist yang "nyasar" jadi real drilling
> engineer asli....jadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik
> pengeboran, kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud
> engineer. Karena drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan
> geologi. ( kecuali Pak Dhe Rovicky ngkali yee ? ) Ingat saja, sekarang
> ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho ....!!?
> Apa mau ditambah satu tersangka baru....si Alam ? ( bukan si penyanyi
> dangdut itu )
>
> ----- Original Message -----
> From: "Andang Bachtiar" 
> To: 
> Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
> natural !
>
>
> > Pemicu lainnya: POLITISASI KASUS (termasuk "dispute" soal
> > politik-bisnis-nya)
> >
> > - POLITISASI KASUS-lah yg mengakibatkan penanganan yang lambat,
> > berlarut-larut, saling lempar tanggung-jawab, tidak jelasnya skema
> > pembiayaan penanggulangan bencana, dsb, dsb..... sehingga yang di
> > awal-awalnya hanya merupakan UNDERGROUND BLOW-OUT akhirnya
berkembang
> > menjadi pembentukan mud-volcano yang massif ...... akhirnya menjadi
> > bencana besar bagi lingkungan dan manusia yang tak terhindarkan
.....
> >
> > Hal ini menjelaskan kenapa di awal-awal kejadian saya dengan lantang
> > menyebutkan ini sebagai underground blow-out,.... tetapi begitu
> > penanganannya tidak sempurna (malahan subsurface-nya tidak ditangani
> > sama sekali sampai lebih dr sebulan), maka ketidak-stabilan tekanan
> > dan fasa material di bawah permukaan merembet, menginduksi
> > lapisan-lapisan "mud-diapir" di sekitar lubang bor, menyebabkan
adanya
>
> > mekanisme pergerakan lateral yang massif dari massa material bawah
> > permukaan (yang semula didominasi pergerakan vertikal).....
> >
> > Harap juga dilihat lagi "My Opinion": salah satu pemicunya adalah
> > kegiatan manusia yang berupa proses pemboran, perijinan dan tata
> > ruang, dan tanggap darurat ...... (bukan hanya proses pemboran).
> > konektifitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran
> >
> > adb
> >
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Arya Nuhan" 
> > To: 
> > Sent: Monday, January 29, 2007 1:08 PM
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling,
not
> > natural !
> >
> >
> > Rekan2 Senior yang saya hormati,
> >
> > Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat..
> >
> > Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari
> > Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa
LUSI
> > merupakan natural disaster?
> >
> > Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email
ini
>
> > juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU
> > PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya
> > input tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo
bukan
>
> > karena satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi
> > bila salah, Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan
> > bahwa masalah ini adalah MURNI underground blowout karena
> > kegagalan/kesalahan dalam prosedur pemboran (this opinion shared by
> > MEDCO and some, if not all, public speaking geoscientist).
> >
> > Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface
> > BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur
> > pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di
> > sekitar well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian
> > lumpur panas ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang
diperdebatkan
>
> > tapi sulit dibuktikan.
> >
> >
> >
> > Nuhun,
> > Arya Muhammad Nuhan
> > Jr.Geologist
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling,
not
> > natural !
> >
> > Pak Dhe,
> > Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada
> > awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan
> > bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling
> > historynya, trus well contruction ( casing and cementing ),
dsb...trus
>
> > ada lost circulation and kick.....lha...gampang to kesimpulannya
????
> > Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru
> > dikatakan "..caused by drilling" . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN
> > sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ?
> > Makanya Lapindo masih kelabakan sekarang....menanggung biaya yang
> > entah nanti bisa di "cost recovery" kan apa nggak....( disni politik
> > yang
> > main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga
> > dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang
> > yang ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy
sebelumnya
>
> > sangat optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief
> > well.....Mengapa gagal ? sebab sudah sangat terlambat....mestinya
saat
>
> > lost circulation dan kick harus diatasi satu persatu dan harus
> > dipasang casing !! Atau plug abandon diawal....tapi ya sudah..,,nasi
> sudah jadi bubur.
> > Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism
dengan
>
> > horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa
> > menyemburkan
> >> 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng.
> > Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi
korban,
> > pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) ,
> > alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya (
bukan
> > dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi
??
> > Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas
explorasi/exploitasi
>
> > di lapangan lain agar konsentrasi ke Porong....termasuk keuangannya
> > juga toh ??
> > Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata "bencana" juga bagi mahasiswa
> > geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau
> > pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila
teledor.
> > Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi yang memang gak
> > bisa kita sumbat....apalagi dengan Bola-bola beton itu....karena
bila
> > disumbat bola2 itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan
jatuh
> > korban baru...
> > Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang
> > indah...walau berbahaya.
> >
> > Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit
> > mundur dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut
gambling...??
> > Tanggul untuk pipa gas sudah jebol lagi...So What ?
> > Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus.... Idza
> > zulzilatil ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolaha....wa
qolal
>
> > insanu ma laha...( QS Al Zalzalah 1-3 )
> >
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Rovicky Dwi Putrohari" 
> > To: ; "HAGI-Net" ;
"migas
> > indonesia" ;
> > ; ;
> > ;
> > "MediaCare" 
> > Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM
> > Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
> > natural !
> >
> >
> >> Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural
> >>
http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-
> >> d
> >> rilling-not-natural/
> >>
> >> Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini
> >> diambil
> >
> >> dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University.
> >> Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of
> >> America) ini berjudul "Birth of a mud volcano: East Java, 29 May
> 2006"
> >> - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006.
> >>
> >> Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger
> >> oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik.
> >>
> >> Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu
> >>
> >> * Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy
Systems
>
> >> (CeREES), Department of Earth Sciences, University of Durham,
Science
>
> >> Labs,
> >> * Richard E. Swarbrick, Geopressure Technology Limited, Mountjoy
> >> Research Centre, Stockton Road, Durham, DH1 34Z, UK;
> >> * Robert J. Evans, 3DLab, School of Earth, Ocean and Planetary
> >> Sciences, Main Building, Park Place, Cardiff University, Cardiff
CF10
>
> >> 3YE, UK;
> >> * Mads Huuse, Department of Geology and Petroleum Geology,
> >> University of Aberdeen, Aberdeen AB24 3UE, UK
> >>
> >> Tulisan aslinya dalam pdf dapat didonlod di link sini-->
> >> http://rovicky.wordpress.com/
> >>
> >>
---------------------------------------------------------------------
> >> siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
> >> ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di
> >> Pulau
> >
> >> Dewata!!!
> >> semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
> >>
---------------------------------------------------------------------
> >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit
> >> IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan
> ke:
> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >> No. Rek: 123 0085005314
> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP.
Manara
> >> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> >> A/n: Shinta Damayanti
> >> IAGI-net Archive 1:
> >> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >>
---------------------------------------------------------------------
> >>
> >>
> >
> >
> >
> >
---------------------------------------------------------------------
> > siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
> > ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di
Pulau
>
> > Dewata!!!
> > semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
> >
---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit
> > IAGI
> > Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
> > Mulia No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> >
> >
> >
----------------------------------------------------------------------
> > ------
> > hot news!!!
> > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
> > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI &
the
> > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22

=== message truncated ===

 
---------------------------------
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

Reply via email to